Menu

Ulasan Saham 09 Desember: IHSG Dipengaruhi Hasil Keputusan ECB

Aditya Putra

Pergerakan IHSG cukup positif dengan laju kenaikan selama sepekan ini. investor melakukan bargain hunting dengan garis MA5 yang bersiap memotong MA50 menandakan perubahan tren yang akan terjadi.

Technical Story

Jika dilihat dengan detail, saat ini garis MA5 sudah sangat dekat akan memotong MA50, dan diharapkan IHSG dapat kembali stabil di level 5,300. Namun, pesimisme saya masih terlihat di pekan depan saat The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, apakah IHSG akan cukup kuat bertahan di 5,300 atau kembali ke level 5,100?

Jika IHSG kembali ke 5,100 dengan cepat, maka dipastikan target rasional yang dapat dicapai oleh IHSG sampai dengan akhir bulan ini adalah 5,300 (optimisnya). Pesimisnya, level 5,200 sudah cukup logis. Nah, untuk sementara ini, mari kita berharap IHSG dapat dengan mudah garis MA5 memotong MA50, hal yang pernah terjadi di akhir September lalu dan Oktober ketika IHSG dapat melaju dengan penguatan masing-masing berkisar 1.8% dan 0.8%.


Economy Update

Jepang: Gubernur Bank of Japan pada hari Kamis (08/12) mendesak perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan investasi seiring perekonomian berada dalam fase krusial, menyusul deflasi yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.

AS: Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran di awal Desember turun sebanyak 10,000 menjadi 258,000, sesuai estimasi ekonom, setelah menyentuh level tertinggi 5-bulan di pekan sebelumnya. Klaim awal pengangguran telah berada di level yang sangat rendah dalam 2 tahun terakhir.


What Market Says

Ada beberapa data di global yang membuat IHSG mampu bergerak bullish dalam sepekan terakhir ini, diantaranya hasil Consumer Price Index (CPI) di China yang memperlihatkan angka di atas konsensus, actual 2.3% untuk bulan November lalu. Hal ini menandakan terjadi peningkatan daya beli di konsumen China yang diharapkan pertumbuhan ekonomi di negara Tirai Bambu tersebut juga bisa terakselerasi kedepannya, dan tentu Indonesia akan diuntungkan dengan sendirinya karena permintaan di China yang meningkat (ekspor naik).

Jobless claim di AS menunjukkan angka yang positif, Klaim awal pengangguran telah berada di level yang sangat rendah dalam 2 tahun terakhir. Angka klaim telah turun di bawah 300,000 sejak awal tahun 2015 lalu dan terus di bawah ambang batas untuk 92 minggu berturut-turut, yang terpanjang sejak 1970. Hal ini juga menjelaskan ekonomi AS terus recover dan terlihat dari bursa saham AS yang mencatatkan all time high setiap harinya.

Kemudian yang terakhir, bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk tetap melakukan pembelian obligasi di pasar global dan memperpanjang program tersebut hingga Desember 2017. Hal ini sejalan dengan masih rendahnya tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa yang berujung pada lemahnya capaian angka produktivitas. Sampai hal ini membaik, nampaknya ECB akan tetap mempertahankan kebijakan Quantitative Easing (QE) yang sebelumnya populer di AS.

Faktor-faktor tersebut mampu membuat IHSG bergerak cukup positif meskipun dengan penguatan yang tidak terlalu besar. Di sisi lain, aksi jual asing masih terus terjadi dan hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia, dimana terjadi perpindahan dana dari pasar obligasi ke pasar saham, akibat kebijakan Trump yang ingin melakukan pemotongan pajak korporasi serta menambah anggaran infrastruktur.

Beberapa saham yang terlihat short-term confirmed bullish, diantaranya ialah: PJAA, SMCB, TBLA, BOLT, EKAD, WINS, MBTO, dan PKPK.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE