Ulasan Saham 28 Juni: Bargain Hunting, IHSG Cenderung Menguat

IHSG Dalam Catatan

IHSG mampu bertahan di level 4,800 sejak Inggris memutuskan untuk keluar dari wilayah Uni Eropa (24/06). Bukan hanya di Indonesia, namun seluruh pasar saham global mengalami guncangan selama 2(dua) hari, dimana Nikkei terhempas 8% dalam satu hari perdagangan. Panic sell di hari Jum’at membuat saham-saham blue chips ambrol dan ketika itu dihargai cukup murah dimana menjelang akhir sesi investor kembali mulai melakukan aksi beli, kami melihat support 4,800 memang cukup krusial bagi IHSG, yang dimana dalam 2 hari berturut-turut ditutup melemah, RSI menunjukkan fase jual masih berlangsung namun dalam jumlah yang terbatas, kami memandang, skala brexit bagi pasar saham domestik akan berpengaruh dalam jangka pendek dan kembali rebound serta kembali mencoba masuk ke level 4,900, ASAP.

Economic Update

Gap perdagangan barang AS dilaporkan melebar pada bulan Mei. Data awal yang dirilis Departemen Perdagangan AS hari Senin menunjukkan defisit perdagangan melebar ke $60.59 milyar dari $57.53 milyar, melampaui estimasi para ekonom untuk defisit sebesar $59.7 milyar. (monexnews)

Inggris diperkirakan akan memasuki resesi di awal tahun depan, sebagai akibat keputusan rakyatnya meninggalkan blok perdagangan Uni Eropa. Demikian laporan Goldman Sachs Minggu kemarin. Pendapatan GDP Inggris akan terpangkas 2.75 persen selama 18 bulan ke depan dari efek kumulatif.

Equity Comment

Dalam beberapa hari ini pasar cukup dibuat ketar-ketir dengan kondisi ekonomi global yang berasal dari kawasan Eropa, langkah mengejutkan Inggris membuat hampir seluruh bank sentral dunia waspada, tak terkecuali The Fed, kami melihat The Fed akan membatasi kenaikan suku bunga-nya tahun ini, The Fed akan berpikir berkali-kali jika membuat keputusan tetap pada kenaikan rate 3x tahun ini yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, ini positif buat Indonesia karena dengan The Fed yang menahan suku bunga maka BI bisa kembali menurunkan suku bunga di saat inflasi saat ini yang stabil di bawah 4%, namun dari sisi rupiah menjadi masalah lain, dollar dijadikan safe haven dan membuat nilainya menguat, alhasil rupiah melemah, dan pelemahan ini akan membuat cost bagi perusahaan serta harga-harga komoditas menjadi turun, tentu tidak baik bagi pemasukan Indonesia di sisi ekspor komoditas.

Salah satu hal yang dapat menjadi kekuatan domestik ialah Tax Amnesty (pengampunan pajak) kalau tidak ada aral melintang akan disahkan hari ini (28/06). Potensi penerimaan negara akan berkisar Rp 120-180 triliun. investor mempercayai hal ini akan memberikan ruang bagi pemerintah untuk kembali mem-boost belanja negara dalam proyek-proyek infrastruktur dan memberikan APBN kondisi yang lebih sehat.

sedikit clue, dana repatriasi ini akan sangat menguntungkan bagi sektor properti, karena limpahan likuiditas akan diarahkan pada jenis investasi DIRE (dana investasi real estate) yang condong pada sektor properti.

Nah, setelah pasar bergerak melemah kemarin mari kita lihat secara valuasi, saham-saham yang bergerak di bawah harga rata-rata dalam 1 tahun terakhir dengan pendekatan P/E, standar deviasi (SD+1), ialah saham: KLBF, WIKA, WTON, SMCB, CPIN, ROTI, PTPP, JSMR, ASRI, APLN.

Saham-saham short term bullish reversal, yaitu setelah harga mengalami konsolidasi/koreksi dimana garis teknikal MA10 masih dibawah garis teknikal MA20, terlihat harga hari ini mampu breakout menembus MA20 nya menandakan adanya bullish reversal, > GGRM, TMAS, SMAR.