Menu

Ulasan Saham 29 November: Pasar Bereaksi Sideways Menunggu Data PDB AS

Aditya Putra

Keadaan pasar saham saat ini dalam bearish trend. Data ekonomi AS yang terus menunjukkan tren positif akan mempercepat kenaikan FFR. Di sisi lain, sektor mana saja yang terimbas pelemahan rupiah di bulan November ini?

Technical Story

Tekanan jual asing masih terus terjadi. Saat ini, IHSG ditradingkan di bawah garis MA5, di mana pola bullish IHSG terhenti dan memang seperti ulasan-ulasan sebelumnya, saat ini IHSG sedang dalam tren koreksi. Sampai dimana ini akan berlanjut? Sejatinya, IHSG akan mencoba untuk bertahan tetap di MA200 dan berusaha unutk tidak menjebol support kuat di 5,078. Namun, dengan sentimen positif yang masih minim memang cukup sulit untuk melihat IHSG bertahan di level 5,100 sepanjang bulan November ini. Alhasil, IHSG dekat dengan level support 5,050 yang akan terjadi seiring faktor global dan tekanan jual asing yang masih terus berlanjut.

 

Economy Update

EURO Zone: Kelanjutan program stimulus moneter akan diputuskan pada 8 Desember mendatang. Pernyataan tersebut menghilangkan spekulasi jika update stimulus moneter baru akan dilakukan pada bulan Januari.


What Market Says

Pekan ini ada beberapa data yang bukan hanya berasal dari dalam, tetapi data eksternal akan memberikan pengaruh kuat signal pergerakan IHSG dalam sepekan ke depan akan seperti apa, dimulai dari rilis PDB AS di hari Selasa (29/11), lalu dilanjutkan dengan Jobless Claim (1/12), serta Employment Status di AS (2/12). Sebelumnya, harga minyak akan bergerak fluktutatif dengan adanya rapat OPEC di tanggal (30/11) serta laporan EIA (30/11).

Harga minyak yang bergerak stagnan adan cenderung turun akan membuat sektor minyak di AS mengalami koreksi dan menekan indeks Dow Jones secara keseluruhan. Nah, yang menarik disini adalah data-data laporan tenaga kerja, Jobless Claim, yang mana hal ini akan menjadi clue final tentang rencana kenaikan Fed Rate di pekan kedua bulan Desember nanti. Tidak tertutup kemungkinan FFR akan naik lebih dari 25bps, jika data ekonomi yang disebutkan tersebut mampu jauh unggul di atas prediksi dan konsensus pasar.

Tekanan koreksi bukan hanya akan terjadi di pasar domestik, melainkan juga pasar saham global. Saya melihat data makro Indonesia yang akan dirilis di awal bulan nanti akan sangat kalah pengaruhnya dibanding rapat The Fed, dan hasil inflasi dan ekspor tidak akan mengubah kebijakan moneter Indonesia di akhir tahun ini, yang dimana Bank Indonesia (BI) akan sangat berhati-hati serta bermain defensif menghadapi tekanan global. Pengaruh dari kenaikan FFR juga akan lansung di rasakan oleh rupiah, dimana rupiah akan terus melemah secara otomatis terhadap USD.

Secara ringkas, pengaruh pelemahan rupiah jika kita rangkum dengan sektor-sektor di IHSG akan didapatkan gambaran yang singkat, dimana di awal November hingga saat ini rupiah telah terdepresiasi sebesar 4.3%, dan sektor-sektor di IHSG yang mengalami kejatuhan cukup dalam diantaranya ialah, sektor barang konsumsi (-6.3%), aneka Industri (-6.5%), property (-6.2%), infrastruktur (-5.8%), dan keuangan (-7.5%).






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE