Menu

Apa Itu OPEC Plus?

Novalia

Baru-baru ini, OPEC mendirikan sebuah organisasi baru bersama dengan negara non OPEC, yang disebut OPEC Plus. Apa itu OPEC Plus? Mari simak ulasannya berikut ini.

Berbicara mengenai komoditas minyak, Anda tentu sudah familiar dengan istilah OPEC. OPEC merupakan kepanjangan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries, alias Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi. Organisasi ini dibuat untuk menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga, dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak.

Sejak berdiri pada 1960 silam, eksistensi OPEC telah banyak berpengaruh pada kelanjutan harga minyak. Jika OPEC mengurangi jumlah target produksi dari negara-negara anggotanya, maka harga minyak akan cenderung naik, begitu pun sebaliknya. Namun, baru-baru ini OPEC meng-upgrade dirinya menjadi sebuah organisasi baru yang disebut OPEC Plus (OPEC+). Kira-kira, apa itu OPEC Plus?

 

Mengenal Apa Itu OPEC Plus

OPEC Plus adalah sebuah organisasi baru yang dibentuk oleh negara-negara OPEC dengan negara produsen minyak non-OPEC. Tak jauh berbeda dengan tujuan dibentuknya OPEC, OPEC Plus juga bertujuan untuk mengatur kuota produksi minyak secara bersama-sama, sehingga dapat mempengaruhi harga minyak dunia.

Sejak didirikan pada akhir 2016 silam, OPEC Plus secara rutin mengadakan pertemuan guna membahas besarnya pemangkasan produksi minyak dari masing-masing negara anggota. Biasanya, besar pemangkasan produksi minyak dari negara-negara ini bervariasi, dengan presentase terbesar sekitar 2%. Tujuan pemangkasan jumlah produksi ini tak lain adalah untuk mengurangi jumlah persediaan minyak yang melimpah. Hal ini nantinya dapat berpengaruh pada kenaikan harga minyak.

Jika sebelumnya OPEC terdiri atas 14 negara produsen minyak, OPEC Plus kini diisi oleh 4 negara tambahan lain. Dengan demikian, 18 negara yang tergabung dalam OPEC Plus antara lain:

 

Hubungan OPEC Plus Dengan Harga Minyak

Jumlah produksi minyak dari negara-negara OPEC belum memenuhi 50% kebutuhan minyak dunia. Pada kondisi ini, minyak bisa jadi sangat mahal karena persediannya yang belum mencukupi.

Sebagai solusi, OPEC lantas menggaet negara-negara produsen minyak terbesar, terutama Rusia. Meskipun pada awalnya Rusia enggan bergabung dengan OPEC karena dianggap sebagai kompetitor daripada mitra, Rusia kemudian setuju untuk bergabung dalam OPEC Plus, karena adanya kesepakatan jumlah pemangkasan target produksi minyak dari negara anggota lainnya.

Dengan adanya tambahan "pasukan" dari negara-negara produsen minyak yang lain, bukan tidak mungkin jika jumlah pasokan minyak OPEC Plus bisa mencapai 50% dari kebutuhan minyak dunia. Hal inilah yang nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap harga minyak dunia.

Namun, satu hal yang disayangkan dari dibentuknya OPEC Plus adalah: organisasi ini belum dinaungi payung hukum. Dengan demikian, ketidakpatuhan negara-negara anggota terhadap komitmen OPEC Plus bukan dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Untuk itu, kesadaran akan komitmen di antara negara-negara anggota OPEC Plus sangat diperlukan.

 

Mengapa Tidak Semua Negara Produsen Minyak Tergabung Dalam OPEC?

Pada awal berdirinya OPEC, organisasi ini dibuat agar negara-negara pengekspor minyak dapat saling bekerjasama dalam mengatur jumlah pasokan minyak. Asumsinya, apabila suatu negara dapat mengekspor minyak ke luar negeri, maka tentunya negara tersebut memiliki produksi melimpah, sehingga OPEC sekilas dianggap sebagai kelompok beranggotakan negara-negara pengekspor sekaligus produsen minyak dunia.

Faktanya, tidak semua negara dengan produksi minyak melimpah menjadi negara pengekspor, begitu pula sebaliknya. Selain itu, ada pula negara-negara yang sudah menjadi pengekspor minyak dalam jumlah besar, tetapi enggan menggabungkan dirinya dalam keanggotaan OPEC karena alasan-alasan tertentu. Berikut ini detail informasinya:

  1. Banyak negara menghasilkan minyak mentah berlimpah, tetapi konsumsinya juga tak kalah tinggi, sehingga bukannya mengekspor, mereka justru perlu mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan domestik. Beberapa negara dengan jumlah produksi dan konsumsi domestik yang sama besarnya antara lain Amerika Serikat, China, dan Brazil.

  2. Banyak ketentuan OPEC berkaitan dengan kuota produksi yang hanya dapat dijalankan oleh negara produsen minyak, dengan cara mengendalikan industri migas secara sentralisasi melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Oleh karenanya, negara-negara yang menjalankan sistem ekonomi liberal dan membebaskan pengelolaan migas pada pihak swasta, tak dapat bergabung dengan OPEC, meskipun mereka memiliki andil dalam ekspor minyak dunia. Salah satu contohnya adalah Kanada yang pada tahun 2018 lalu menjadi negara pengekspor minyak terbesar ke-4 di dunia.

  3. Ada negara produsen sekaligus pengekspor minyak yang merasa kepentingannya tak selalu selaras dengan negara-negara anggota OPEC. Contoh negara yang masuk dalam kategori ini adalah Rusia sebelum bergabung dalam OPEC Plus.

 

Meskipun OPEC terdiri atas beberapa negara pengekspor minyak dunia, hal ini tidak serta merta menunjukkan bahwa negara dengan jumlah produksi minyak melimpah pasti berstatus sebagai anggota OPEC. Faktanya, beberapa negara lain mampu memproduksi minyak melimpah, tetapi tidak termasuk dalam negara-negara OPEC. Negara mana sajakah yang dimaksud? Silahkan bertolak ke halaman "10 Negara Produsen Minyak Terbesar Di Dunia" untuk ulasan selengkapnya.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE