Apa Itu Pola Candle Smash Bar? |
Pernahkah Anda mendengar pola candle Smash Bar? Mayoritas trader mungkin belum familiar dengan nama candle satu ini. Namun secara sekilas, pola ini mirip dengan Pin Bar.
Sejak pertama kali ditemukan pada 1955, candlestick rupanya kian menjadi primadona. Meski dalam perkembangannya kerap ditemukan pola-pola baru dengan indikasi beragam hingga perlunya melakukan "hafalan", nyatanya hal tersebut tak menyurutkan niat trader untuk menggunakan candlestick sebagai tool saat menganalisa pasar.
Mengutip dari LazyTrader, ada satu pola candle anyar yang disinyalir amat sesuai digunakan saat kondisi pasar ranging (sideways). Ialah pola candle Smash Bar, suatu pola mirip Pin Bar yang dapat memberikan sinyal reversal berakurasi tinggi. Pernahkah Anda mendengar pola ini sebelumnya, traders? Jika belum, yuk simak ulasannya dalam artikel candlestick kali ini.
Apa Itu Pola Candle Smash Bar?
Smash Bar adalah salah satu pola candlestick mirip Pin Bar. Bedanya, pola ini mewajibkan body candle-nya tepat menyentuh level penting, seperti level Support and Resistance atau Supply and Demand saat harga tengah sideways . Pola candle Smash Bar yang terbentuk pada level-level tersebut mengindikasikan sinyal reversal berakurasi tinggi. Adapun contoh Smash Bar yang terbentuk dalam serangkaian sideways bisa Anda lihat pada chart AUD/USD berikut ini:
Jika dilihat secara sekilas, pola candle Smash Bar memang tampak mirip dan identik dengan Pin Bar; sama-sama memiliki body kecil serta sumbu yang panjang. Dari sisi penamaan, kedua pola ini memiliki hubungan terbalik; Bearish Smash Bar berarti Bullish Pin Bar, sementara Bullish Smash Bar memiliki makna yang sama dengan Bearish Pin Bar.
Lalu, apa alasannya sehingga pola ini dinamakan Smash Bar kalau pada dasarnya sama saja dengan Pin Bar?
Istilah "smash" pada pola candle Smash Bar berasal dari body candle yang terkena smash oleh level penting dalam chart. Pada titik inilah Anda harus benar-benar jeli membedakan antara Smash Bar dengan Pin Bar. Pasalnya, jika yang tersentuh oleh titik Support Resistance atau Supply Demand hanyalah sumbu candle, maka pola tersebut hanyalah Pin Bar klasik. Akan tetapi, bila yang terkena smash adalah body candle, maka dapat dipastikan candle tersebut termasuk Smash Bar.
Di samping itu, pola candle Smash Bar lebih tepat digunakan dalam kondisi pasar ranging alias sideways . Biasanya, trader akan memasang Pending Order berdasarkan strategi maupun sistem trading yang difokuskan untuk mencari peluang pada pembalikan harga di level-level penting.
Cara Trading Dengan Pola Candle Smash Bar
Cara trading menggunakan pola candle Smash Bar tidak sulit, tetapi juga tidak terlalu mudah. Ada beberapa hal yang mesti Anda perhatikan jika ingin memanfaatkan pola ini untuk trading, antara lain:
1. Tentukan Kondisi Sideways Yang Bisa Ditradingkan
Kondisi sideways dalam forex bisa ditradingkan apabila dibatasi oleh range harga yang jelas. Kondisi sideways yang stabil biasanya digambarkan dengan pergerakan harga di antara level Support dan Resistance secara beraturan. Namun sebelum memutuskan untuk trading di market sideways, ada baiknya Anda mengubah chart ke time frame yang lebih tinggi. Tujuannya adalah agar pergerakan harga bisa terbaca secara lebih jelas, sehingga Anda tak terjebak dalam kondisi sideways yang tidak bisa ditradingkan.
Lho, memangnya ada ya kondisi sideways yang seperti itu?
Ada. Kondisi sideways yang tidak bisa ditradingkan adalah apabila harga bergerak dalam batas-batas tidak beraturan. Kondisi harga semacam ini disebut choppy. Pergerakan harga yang choppy atau sideways tak beraturan disebabkan oleh konsolidasi pasar, di mana para pelaku sedang saling menunggu. Kondisi seperti ini tidak layak untuk ditradingkan karena candlestick acapkali bergerak tidak menentu, sehingga sulit menetapkan Risk Reward Ratio yang memadai.
2. Identifikasi Pola Candle Smash Bar
Setelah menentukan kondisi sideways yang bisa ditradingkan, selanjutnya Anda perlu mengidentifikasi pola candlestick yang terbentuk dalam chart. Pastikan Smash Bar yang berhasil Anda temui telah memenuhi dua komponen utama; posisi body candle tepat berada di level penting serta memiliki sumbu panjang. Jika pola yang terbentuk belum memenuhi dua poin tersebut, maka bisa jadi candle di sana hanyalah Pin Bar.
Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone
WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!
- Pasang Ekstensi VPN Di Browser
- Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
- Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
- Aktifkan ekstensi.
- Jika Anda menggunakan Mozilla Firefox, berikut ini langkah-langkahnya:
- Di bilah alamat (address bar) dari browser Mozilla Firefox, ketik "about:preferences" kemudian klik Enter.
- Setelah tampil, klik General > Network Settings > Settings.
- Kemudian, centang Enable DNS over HTTPS.
- Pada bagian "Use Provider", plih Cloudflare atau NextDNS.
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.
- Aktifkan DoH dengan install aplikasi 1.1.1.1 di Playstore, atau
- Aktifkan Private DNS di pengaturan (untuk Smartphone berbasis Android Pie ke atas). Caranya bisa disimak di halaman ini.
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
3. Lakukan Entry Setelah Terbentuk Konfirmasi
Cara konfirmasi paling sederhana dalam Price Action adalah menunggu candle berikutnya selesai tertutup. Katakanlah Anda sudah mendapat sinyal sell dari Bearish Smash Bar, maka konfirmasi entry dapat ditunggu hingga candle setelah Smash Bar ditutup di level yang lebih rendah.
Meski trading dengan candlestick tergolong strategi Price Action, tetapi tak ada salahnya jika Anda menambahkan sedikit tool tambahan sebagai konfirmator. Tak perlu susah-susah, cukup gunakan indikator teknikal dari golongan Oscillator seperti RSI atau Stochastics. Kedua jenis indikator tersebut sering diandalkan dalam market sideways, karena dapat memberikan sinyal jenuh jual (oversold) dan jenuh beli (overbought).
4. Tentukan Level Stop Loss Dan Take Profit
Satu lagi kiat tambahan untuk trading di market sideways adalah strategi exit. Karena pergerakan sideways ditentukan dalam batas Support dan Resistance, maka level Stop Loss dan Take Profit juga bisa ditetapkan berdasarkan dua level penting tersebut. Cara lain dalam menentukan level Stop Loss maupun Take Profit adalah dengan mengacu pada Risk Reward Ratio yang telah ditetapkan.
Bila keempat rules di atas diaplikasikan dalam chart, maka akan tampak sebagai berikut:
5. Pastikan Untuk Selalu Mengontrol Emosi
Poin terakhir yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan saat trading di market sideways adalah emosi. Anda tentu sudah paham betul bahwa kondisi market sideways memungkinkan harga berubah arah dengan cepat akibat aksi tarik-menarik antara pihak seller vs. buyer . Hal ini bisa saja menggiring emosi Anda untuk "memaki chart" karena harga tiba-tiba berbalik arah melawan posisi entry.
Untuk mensiasati hal ini, ada baiknya Anda membuat Sistem Manajemen Emosi (SME). Poin utama dalam SME adalah meredam emosi-emosi destruktif (destructive emotions) dan memperkuat emosi-emosi menguntungkan (beneficial emotions). Nah agar goal ini bisa tercapai, Anda harus selalu berpegang pada sistem trading yang telah dibuat. Salah satu cara adalah dengan menanamkan orientasi pada sistem trading, bukan pada posisi trading.
Tidak peduli harga saat ini tengah menunjukkan peluang yang tampak ciamik, jika sistem trading tidak menunjukkan sinyal entry, maka seharusnya Anda tidak bereaksi. Selain itu, selalu tanamkan bahwa sistem trading dan money management yang Anda gunakan akan tampak hasilnya dalam jangka panjang.
Selain pola candle Smash Bar, ada pula pola-pola candlestick yang bisa menunjukkan reversal. Bedanya, pola candlestick reversal ini tersusun atas tiga buah candle, sehingga selanjutnya disebut sebagai Triple Candle. Jika Anda tertarik untuk mencobanya, artikel "Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal" bisa dijadikan rujukan.