Menu

Apa Itu Sistem Scalping TMT?

Catur Oktovian

Begitu banyak strategi Scalping yang ada di pasaran, salah satunya menggunakan TMT. Seperti apa cara penerapannya? Artikel kali ini akan memberikan Anda pencerahan.

TMT (Trend-Momentum-Trendline) adalah sistem trading Scalping dengan memanfaatkan serangkaian indikator tren dan Oscillator. Sistem trading ini dikembangkan pada MetaTrader 4 untuk bekerja pada Time Frame rendah, dengan berdasarkan pada penembusan arah tren dan momentum pasar. Hal ini meningkatkan peluang untuk masuk pasar melalui penembusan tren yang sukses.

Sistem trading TMT ditujukan untuk trader atau scalper harian, dengan rekomendasi penggunaan pada sesi Eropa dan Amerika, karena volatilitas pasar cukup tinggi pada waktu-waktu tersebut. Selain itu, transaksi lebih baik dibuka ke arah Candle harian D1. Untuk menerapkan TMT, direkomendasikan untuk memilih trading jangka pendek pada Time Frame M5-M15 chart Daily. Anda dapat menggunakan pasangan mata uang apa pun, akan tetapi lebih baik jika fokus pada pair Mayor.

Seperti biasa, Anda harus mencoba sistem trading ini pada akun demo sebelum menggunakannya di akun riil.

 

Cara Menggunakan Sistem Scalping TMT

Di bawah ini, Anda dapat melihat Tools apa saja yang diperlukan untuk bekerja pada sistem TMT. Ketika sistem perdagangan TMT dipasang dengan benar, grafik harga Anda akan terlihat seperti:

Strategi ini menggunakan serangkaian indikator teknis yang dimodifikasi, antara lain:

EMA terletak pada grafik harga, sementara MFI dan RSI ditampilkan pada jendela di bawah grafik. Tampilan yang digunakan adalah Candle Daily, untuk menunjukkan arah tren saat ini pada rentang waktu D1 serta level Support dan Resistance dari Time Frame yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan agar trader dapat mengatur Stop Loss dan Take Profit dengan lebih akurat. Karena Indikator dan template pada strategi ini merupakan Custom, jadi Anda perlu mengunduh dan memasangnya di terminal MT4.

 

Prinsip Menggunakan Sistem Scalping TMT

Sama seperti sistem trading lainnya, strategi Scalping ini juga menggunakan algoritma tertentu. Setelah mendapatkan hasil algoritma, trader mencari sinyal untuk posisi masuk ke pasar. Sinyal trading ditentukan oleh indikator dan Trendline Price Channel yang digunakan sebagai filter sinyal tambahan.

 

Ketentuan untuk posisi Sell:

  1. Candle Daily berwarna merah;
  2. Bar merah telah terbentuk di RSI;
  3. Bar merah muda telah terbentuk di MFI Meter;
  4. EMA 7 di bawah EMA 20 - Downtrend;
  5. Harga bergerak di kisaran EMA 7 dan 20.

Jika semua persyaratan ini terpenuhi, maka Anda dapat mencari titik masuk untuk mengambil posisi Sell. Menggambar garis tren juga diperlukan, karena ketika harga menembus garis dari atas ke bawah dan melakukan koreksi di dalamnya, itu akan menjadi titik masuk ke pasar.

Baca juga: Pilihan Indikator Forex Untuk Scalping Terpopuler

 

Ketentuan untuk posisi Buy:

  1. Candle Daily berwarna hijau;
  2. Bar biru telah terbentuk di RSI;
  3. Bar biru telah terbentuk pada MFI Meter;
  4. EMA 7 di atas EMA 20 - Uptrend;
  5. Harga bergerak di kisaran EMA 7 dan 20.

Ketika kondisi ini terpenuhi, tarik garis tren dari maksimum tertinggi dan tunggu sampai Breakdown. Saat melakukan trading, jangan lupa tentang Risk/Reward Ratio. Menurut rekomendasi dari strategi ini, rasio Stop Loss dan Take Profit adalah 1:1. Itu artinya, jika Anda menetapkan Stop Loss 10 poin, maka Take Profit juga pada nilai yang sama. Stop-loss yang disarankan adalah 10-20 pips.

Strategi Scalping menjadi semakin diminati dari hari ke hari. Dengan mengetahui berbagai pendekatan untuk Scalping, trader dapat memilih strategi yang paling tepat untuk aktivitas tradingnya. Perlu diingat, tidak semua broker memperbolehkan strategi Scalping. Untuk itu, pilihlah broker yang tidak memberikan batasan pada strategi Scalping.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE