Menu

Belajar Trading Menggunakan Indikator MACD

Novalia

Trading menggunakan indikator MACD dianggap sangat mudah dan sederhana bagi kebanyakan trader. Berikut akan kita bahas mengenai fungsi indikator MACD dalam trading.

Dalam forex, trader mungkin menemui berbagai macam indikator yang dapat digunakan untuk membantu mereka saat open posisi. Banyaknya jumlah indikator dalam forex bisa jadi justru membingungkan trader pemula dalam memilih indikator yang sesuai. Namun, ada satu jenis indikator yang banyak digunakan oleh para trader, yaitu indikator MACD (Moving Average Convergence/Divergence).

Cara trading menggunakan indikator MACD banyak diminati oleh trader karena dinilai sederhana. Indikator ini diperkenalkan pertama kali oleh Gerald Appeal pada tahun 1979. Dalam waktu singkat, indikator MACD mendapat respon yang baik dari berbagai kalangan karena dinilai sederhana dan fleksibel.

Secara umum, indikator MACD juga digunakan untuk:

  1. Mengukur kekuatan tren yang sedang terjadi.
  2. Menentukan posisi open kapan buy dan kapan sell.
  3. Mengukur momentum pasar.
  4. Mengetahui kondisi overbought atau oversold.

Bagi kebanyakan trader forex, trading menggunakan indikator MACD merupakan salah satu indikator teknikal paling populer yang banyak diandalkan. Dibandingkan indikator lain, MACD memang tergolong multifungsi, sehingga bisa diandalkan sebagai alat bantu dalam beberapa jenis strategi trading.

 

Komponen Dalam Indikator MACD

Penggunaan indikator MACD ditandai adanya dua garis EMA (Exponential Moving Average) berperiode 12 (fast length) dan periode 26 (slow length). Pada chart dapat dilihat bahwa garis EMA fast length memberi gambaran garis yang lebih detail daripada garis slow length karena periodenya yang lebih kecil. Biasanya, ruang yang terbentuk dari dua garis EMA menunjukkan besarnya volume pada histogram. Semakin lebar jarak yang diciptakan dari dua garis EMA, maka volume pada histogram juga lebih lebar, begitupun baliknya. Jika EMA-12 dan EMA-26 tepat berpotongan (cross), maka :

 

Cara Membaca Indikator MACD Sesuai Fungsinya

Sebagaimana yang diuraikan di atas, indikator MACD merupakan indikator yang multifungsi, sehingga cara membacanya pun berbeda antara satu fungsi dengan fungsi lainnya. Berikut ini adalah cara membaca indikator MACD sesuai dengan fungsi yang diinginkan trader:

 

  1. Sebagai Penunjuk Arah Tren

    Fungsi indikator MACD yang paling utama adalah untuk menunjukkan arah tren dan momentum pasar. Ketika tren harga sedang naik (uptrend), area MACD berada di zona positif atau di atas level 0. Sebaliknya, ketika tren harga sedang turun (downtrend), area MACD berada di zona negatif atau di bawah level 0.

  2. Sebagai Penunjuk Entry

    Banyak trader juga menggunakan kombinasi indikator MACD dengan Exponential Moving Average (EMA) untuk mendapatkan konfirmasi entry yang lebih baik. Trader bisa juga menentukan posisi "buy" atau "sell" dari konfirmasi MACD dan EMA. Untuk buy, kedua garis EMA harus saling berpotongan (EMA-12 memotong EMA-26) dari bawah ke atas. Sebaliknya, kedua garis EMA harus saling berpotongan (EMA-26 memotong EMA-12) dari atas ke bawah jika trader ingin membuka posisi sell.


  3. Sebagai Pengukur Momentum

    Selain mengetahui pergerakan arah tren, indikator MACD juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi momentum di pasar. Momentum dapat diketahui dari bentukan batang-batang yang ada di dalam histogram.

    Ketika tren baru terbentuk dalam pasar, area MACD pada histogram tampil pendek-pendek namun semakin membesar. Puncak tren terjadi ketika kekuatan pasar terisi penuh dan ditandai oleh batang histogram MACD yang tampil paling panjang. Sedangkan tanda momentum pasar mulai melemah dapat dilihat dari panjang batang yang semakin memendek pada histogram. Ketika pasar bersiap untuk beralih posisi, area MACD mulai melandai dan tampak semakin mengecil. Pada akhirnya, pola histogram akan mengulang siklus yang sama di area berlawanan.


  4. Sebagai Oscillator

    Pada dasarnya, fungsi ini masih berkaitan dengan kemampuan MACD sebagai pengukur momentum. Hal ini karena trader masih harus membaca histogram untuk mengetahui kondisi overbought atau oversold. Mudah saja, trader menggunakan puncak area MACD di area positif sebagai overbought, serta menggunakan puncak area MACD di area negatif sebagai oversold.

 

Jika Anda termasuk dalam trader yang sudah cukup lama bertrading dan ingin meningkatkan keuntungan, artikel tentang Manfaatkan Candlestick dan Trendline atau 3 Indikator Ampuh Untuk Trading Trend bisa Anda jadikan referensi pendukung. Selamat bertrading!



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Latif Morata

bagaiman dengan sideways? karena sering tertipu dengan keadaan market sideways.

Luckychandra

MACD lebih cocok digunakan untuk mengidentifikasi Oversold dan overbought, jadi lebih disarankan digunakan pada saat uptrend dan downtrend dan mengabaikan MACD saat harga sedang sideaways





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE