Menu

Indikator-indikator Yang Bisa Memprediksi Arah Trend

Rio Renata

Trader mengandalkan sejumlah indikator untuk memprediksi arah trend forex berdasarkan analisa teknikal. Berikut adalah indikator pilihan terbaik yang dapat langsung Anda coba.

Membaca arah trend harga terkini itu perkara mudah, karena Anda dapat menelaah arah pergerakan harga dari posisi nilai tertinggi dan terendah candle-candle terakhir dengan mata telanjang. Beda perkaranya dengan memprediksi arah trend Forex. Meski lebih sulit, tapi ketrampilan memproyeksikan arah pergerakan harga adalah keterampilan dasar untuk meraup keuntungan. Dalam trading, semua trend bisa dikenali melalui berbagai cara. Salah satunya dengan memanfaatkan tool maupun indikator.

Perlu diingat, memprediksi arah trend Forex tidak sama dengan berspekulasi atau ramalan tanpa dasar. Karena itulah, trader memerlukan pemetaan proyeksi harga dengan peraturan-peraturan tertentu.

Berikut adalah daftar beberapa alternatif indikator trend Built-In populer yang sering digunakan trader dalam beragam Pair dan Timeframe:

 

Indikator Trend Overlay

Indikator Overlay tampil menumpuk di atas Candlestick. Jadi, indikator trend ini dapat secara langsung menginformasikan ke mana arah trend selanjutnya akan berlangsung.

 

a. Moving Average

Indikator trend sederhana ini benar-benar peralatan paling dasar dan sering menjadi referensi bagi analisa teknikal sehari-harinya. Hampir wajib hukumnya bagi pemula untuk belajar dasar-dasar cara menggunakan Simple Moving Average.

Garis merah melintang di atas grafik harga adalah garis Moving Average (MA) berperiode 20. Dalam periode konsolidasi (Sideways), harga terlihat cukup sering menyeberang garis MA 20 dari atas atau bawah, sehingga pergerakan terlihat tak tentu arah atau mendatar. Dalam situasi tersebut, trader dapat memprediksi arah trend Forex ketika gejala Breakout terjadi.

Pada kotak abu-abu paling kiri, harga menampilkan candle merah panjang sebagai indikasi Breakout telah terjadi. Dari situ, harga longsor membentuk Downtrend dengan posisi selalu berada di bawah MA 20. Sedangkan pada kotak tengah, harga juga menampakkan breakout, lalu Uptrend berlangsung dengan harga berada di atas garis MA 20.

Pada kotak terakhir, jika harga menembus batas atas kotak, maka Uptrend kemungkinan besar akan mulai terbentuk. Sebaliknya, bila harga terjun sampai batas bawah kotak, maka Downtrend berpeluang besar untuk terbentuk.

Anda juga dapat menambahkan jumlah garis MA untuk menghasilkan sinyal trading Crossover. Cara kerjanya, cermati pergerakan garis MA berperiode lebih pendek terhadap MA berperiode lebih panjang. Jika MA berperiode pendek bergerak ke atas memotong MA berperiode panjang, sinyal Buy muncul. Sebaliknya, bila MA berperiode pendek bergerak ke bawah memotong MA berperiode panjang, sinyal Sell terhasilkan.

Lingkaran paling kiri menghasilkan sinyall Sell ketika garis MA berperiode lebih pendek (merah, MA 20) bergerak ke bawah memotong MA berperiode lebih panjang (biru, MA 50). Bandingkan dengan lingkaran berikutnya, sinyal Buy muncul ketika MA 20 bergerak ke atas memotong MA 50.

Berikutnya, trader dapat memprediksi arah trend Forex pada lingkaran kanan dengan menunggu terjadinya perpotongan (Crossover) antara MA 20 dan 50.

 

b. Bollinger Bands

Bollinger Bands (BB) merupakan perkembangan dari Moving Average. Garis tengah pada Bollinger Bands adalah Simple MA 20, sedangkan garis atas dan garis bawah (Upper dan Lower Band) adalah deviasi dari garis tengah tersebut.

Umumnya, trader menggunakan indikator trend BB untuk mengetahui kekuatan tren terkini. Secara teknis, kekuatan tren untuk berlanjut ke salah satu arah akan teruji ketika menghadapi Resistance pada Upper Band atau Support pada Lower Band.

Dari gambar grafik USD/JPY (H4) di atas, trader memprediksi arah trend Forex dengan cara memperhatikan momen-momen sewaktu candlestick menyentuh garis-garis BB. Lingkaran merah menyorot bagaimana harga memantul (Bounce) dari Upper Band sebagai Resistance selama harga berusaha mendaki. Sebaliknya, lingkaran biru menunjukkan perlawanan dari Buyer ketika harga mendekati Support dari Lower Band.

Bollinger Bands tidak terbatas hanya untuk mengantisipasi memantulnya harga dari Upper dan Lower Band saja. Alasannya, harga juga dapat bergerak menembus batas Support atau Resistance (Breakout), terutama selama gelang Bollinger mengalami penyempitan.

Cermati bagaimana gelang Bollinger mengalami penyempitan selama pasar memasuki periode konsolidasi. Trader dapat memprediksi arah trend Forex ketika candlestick bergerak menembus Lower Band, lalu membentuk periode tren menurun (Downtrend).

Baca Juga:

How to Spot a Downtrend with Candle Patterns

 

Indikator Trend Oscillator

Berbeda dengan tampilan indikator Overlay, indikator trend Oscillator muncul secara terpisah dari grafik pergerakan harga di platform trading. Meski terpisah, indikator trend ini dapat memberikan informasi penting bagi trader untuk memprediksi arah trend Forex, melalui dinamika pergerakan garis Oscillator pada patokan level tertentu.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

a. MACD

MACD menjadi salah satu indikator trend andalan karena kemudahannya sebagai alat untuk menunjukkan kekuatan tren. Osilasi garis MACD dan garis sinyal di atas titik 0 mengindikasikan berlangsungnya Uptrend. Sementara itu, jika kedua garis berada di bawah titik 0, artinya momentum Downtrend masih cukup dominan.

Garis biru adalah garis MACD dan garis merah adalah garis sinyal

Selama dalam kondisi Uptrend, semakin tinggi harga mendaki, semakin kuat tekanan penjual untuk menurunkan harga. Lingkaran oranye menunjukkan sinyal Bearish ketika garis MACD bergerak ke bawah memotong garis sinyal. Berikutnya, perpotongan kedua garis tersebut diikuti oleh menurunnya harga.

Sebaliknya dalam tren menurun, semakin rendah harga, semakin besar pula minat pembeli untuk mendorong harga naik. Lingkaran biru menyorot sinyal Bullish dengan perpotongan garis MACD ke atas. Setelah sinyal itu muncul, harga mendaki bertahap.

Selain sinyal trading dari pergerakan kedua garis MACD di atas atau di bawah angka 0. Trader juga dapat menggunakan strategi divergensi untuk memprediksi arah trend Forex.

Baca Juga:

Trading Di Akun Demo Untuk Latihan Memprediksi Trend Forex

 

b. RSI

Dasar pengunaannya hampir sama seperti MACD. Hanya saja, jika MACD menggunakan acuan angka tengah atau 0, standar osilasi RSI dipatok pada angka 30 dan 70.

Pada Default Setting indikator RSI, kondisi jenuh beli (Overbought) tercapai jika harga menyentuh batas angka 70, sedangkan kondisi jenuh jual (Oversold) pada batas angka 30. Setelah melalui batas zona Overbought, maka besar peluang harga untuk menurun dari puncaknya. Sebaliknya, setelah harga menembus di zona Oversold, semakin kuat potensi pembeli untuk mendorong harga naik dari dasar tren.

Masalahnya, indikator trend RSI tidak mampu mendeteksi sejauh mana harga akan bertahan di zona Oversold atau Overbought. Jadi, trader harus menghadapi risiko salah prediksi seandainya harga ternyata bertahan lama pada zona tersebut.

Sebagai alternatif, teknik divergensi indikator RSI dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi dalam memprediksi arah trend Forex. Contohnya seperti pada grafik berikut:

Teknik divergensi menyorot terjadinya perbedaan arah tren harga dengan arah Oscillator RSI. Sinyal Bearish muncul ketika trend menunjukkan nilai tinggi berjenjang (Higher High), tapi osilator RSI justru bergerak berlawanan arah (ditandai dengan Lower High).

 

Indikator Trend Price Action

Secara visual, indikator Price Action juga tampil menumpuk (Overlay) di atas grafik harga. Bedanya, indikator trend ini bersifat lebih subyektif karena trader memiliki kebebasan penuh untuk mengatur penempatannya di chart.

Kelebihan utama dari Indikator Price Action dibanding Overlay tentu saja terletak di fleksibilitasnya. Trader dapat menghasilkan peraturan pembukaan dan penutupan (Entry & Exit Rules) sesuai dengan kebutuhan trading pribadinya. Sayangnya, karena pengaturannya relatif tak menentu, trader pemula sering mengalami keraguan atau kesalahan membaca sinyal indikator, sehingga menentukan eksekusi pembukaan dan penutupan posisi trading yang ideal akan menjadi semakin sulit.

 

a. Fibonacci Retracement

Hampir semua trader profesional menggunakan acuan Fibonacci Retracement untuk mengukur kekuatan tren dalam proses analisa mereka. Secara mendasar, Fibonacci Retracement memberikan informasi penting pada level berapa harga mulai bergerak kembali searah tren utama, setelah mengalami koreksi sementara.

Gambar di atas menjelaskan cara dasar memprediksi arah trend Forex dengan Fibonacci Retracement:

Sesuai arahan chart di atas, trader dapat memprediksi arah trend forex dengan mengacu pada kondisi candlestick, ketika harga mendekati level Fibonacci Retracement tertentu. Karena candlestick tampak mengalami tekanan dari Seller di level Retracement 0.382 (38%), maka harga berpotensi besar untuk berlanjut menurun meneruskan tren utama.

Baca Juga:

Get Fibonacci Retracement Levels on the Current Price

 

b. Trendline

Trendline merupakan salah satu indikator trend paling sederhana yang populer digunakan trader untuk mengantisipasi kapan Breakout atau Bounce dapat terjadi selama trend sedang menguji level Resistance atau Support.

Dari gambar di atas, Level Support ditarik sejajar dengan level-level rendah (Low), sedangkan level Resistance diletakkan sejajar dengan level-level tinggi (High). Karena trend utama sedang dalam kondisi mendaki, maka posisi trendline akan serong ke atas.

Trader dapat memprediksikan arah trend Forex dengan memperhatikan posisi candlestick terkini, yang relatif dengan masing-masing trendline. Pada kondisi trend mendaki, peluang beli lebih menguntungkan saat candlestick memantul dari level Support. Berikutnya, posisi beli tersebut dapat ditutup saat akan mendekati level Resistance terdekat.

Baca Juga:

Identify Support Resistance Levels by Pivot Points

 

c. Elliott Wave

Dibanding Trendline dan Fibonacci Retracement, gelombang Elliott memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Penggunaannya lebih subyektif, karena trader harus menentukan sendiri letak masing-masing fraktal.

Fraktal impuls (Impulse Wave) adalah "potongan" trend utama, sedangkan fraktal koreksi (Correction Wave) adalah "potongan" retracement saat tren utama mengalami perlawanan. Trader dapat memprediksi arah trend Forex melalui pembentukan siklus fraktal berikutnya, yaitu gelombang/fraktal Impuls #2.

 

Analisa trend forex memang bisa dibantu indikator, tapi ada kalanya perhitungan indikator meleset atau memancarkan False Signal saat ada perubahan kondisi pasar ekstrim. Bagaimana cara mengantisipasinya? Anda bisa ajukan pertanyaan ini atau kesulitan lainnya di rubrik tanya jawab kategori trend.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Anton Taufan

Apakah indikator yang disebutkan di atas akurat 100%? Kalau iya, yg mana saja yg bs dipake?

Rizal Sf

Bapak @Anton Taufan, tidak ada indikator yang sempurna di dunia ini. Tidak ada itu yang namanya Holy Grail dalam trading. Menurut saya indikator yang paling sempurna adalah Money Management yang baik.

Bocah Edan

Holy Grail itu ada, tapi hanya berlaku untuk individu trader itu sendiri.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE