Menu

Memahami Psikologi Pasar Bagi Trader Forex

Greenpips

Trader forex pengguna analisis teknikal maupun fundamental perlu memahami psikologi pasar agar tak mudah terperangkap gejolak harga. Apa yang dimaksud dengan psikologi pasar dan bagaimana memahaminya? Artikel ini akan mengulas selengkapnya.

Apa yang ada dalam benak Anda ketika memperhatikan pergerakan harga di pasar forex? Trader pemula umumnya melihat pergerakan harga sesuai dengan apa yang nampak saja, yaitu naik dan turun. Namun, trader berpengalaman dapat menangkap informasi lebih dari itu, baik dengan memanfaatkan indikator teknikal tertentu maupun sekedar melihat grafik Candlestick. Mereka tak hanya melihat harga naik-turun, tetapi juga bisa memahami mengapa hal itu terjadi, mampu membaca bagaimana kekuatan buyer-seller dan sentimen yang menggerakkannya. Inilah Psikologi Pasar yang perlu dipahami oleh semua trader forex, tak peduli apakah Anda trading dengan berbasis analisis teknikal ataupun fundamental.

 

Apa Itu Psikologi Pasar?

Psikologi Pasar adalah upaya trader untuk mengetahui emosi yang dirasakan oleh mayoritas pelaku pasar global dalam kurun waktu tertentu, sehingga melahirkan sentimen pasar yang menggerakkan harga ke satu sisi tertentu atau menyebabkan harga tak bergerak sama sekali (stabil).

Contohnya, ketika krisis keuangan pecah, maka para pelaku pasar spontan akan merasa takut, khawatir, dan gelisah kalau-kalau nilai aset-aset investasinya bakal jatuh. Akibatnya, mereka semua ramai-ramai melakukan aksi jual yang kemudian berdampak pada makin parahnya kejatuhan harga aset di pasar finansial. Hal ini sudah berulangkali terjadi, baik saat krisis finansial 1997/1998, krisis Subprime Mortgage yang ditandai dengan kebangkrutan Lehman Brothers, maupun lainnya.

Contoh lagi, ketika Presiden Donald Trump menyatakan akan memangkas pajak perusahaan saat ia baru dilantik menjadi presiden ke-45 di Amerika Serikat, maka pelaku pasar merasa senang dan cenderung serakah, sehingga melahirkan sentimen bullish. Demi mendapatkan keuntungan besar secepatnya, banyak investor langsung membeli saham-saham Amerika Serikat dengan harapan profitabilitas korporasi AS bakal meroket, sehingga indeks saham AS seperti Dow Jones dan S&P500 langsung melesat tinggi. Siapa nyana kalau ternyata kemudian pemangkasan pajak yang diumumkan tak sebaik ekspektasi, sehingga pelaku pasar merasa kecewa dan menyesal, melakukan aksi jual, lalu harga-harga saham AS jatuh lagi.

Rasa takut, khawatir, senang, serakah, pengharapan berlebihan, berikut kecewa dan menyesal; merupakan bagian dari emosi-emosi yang perlu dikendalikan agar tak menghancurkan aktivitas trading kita. Namun demikian, pelaku pasar seringkali mau tak mau bertindak berdasarkan perasaan-perasaan tersebut.

 

Dua Golongan Pelaku Pasar Forex Dan Tindakan Mereka

Sebelum menelaah lebih lanjut mengenai Psikologi Pasar, terlebih dahulu kita harus mengenal para pelaku pasar forex dan pola pikir yang mendasari tindakan mereka. Kita mengetahui bahwa pelaku pasar forex berasal dari berbagai kalangan, termasuk Pemerintah, Bank dan Institusi Keuangan, Perusahaan Multinasional, Spekulan, Broker, dan trader forex kecil seperti kita. Secara umum, semua pelaku pasar itu dapat dibagi menjadi dua:

  1. Trader Komersil (Commercial Traders), yaitu lembaga atau individual yang bertransaksi di bursa berjangka dalam rangka lindung nilai (hedging) atau mewakili kepentingan bisnis tertentu. Contohnya Manajer Investasi yang mengelola portofolio orang lain (Reksadana), bank yang mendapatkan instruksi dari perusahaan minyak, dan lain sebagainya. Trader Komersil biasanya lebih optimis ketimbang trader non-komersil, sehingga cenderung mudah bullish.
  2. Trader Non-Komersil atau Spekulan (Non-Commercial Traders), yaitu lembaga atau individual yang bertransaksi semata-mata untuk mendapatkan keuntungan dari naik-turunnya harga. Berkebalikan dengan trader komersil, golongan ini cenderung lebih pesimis, sehingga mudah berbalik bearish.

Dari perspektif analisis fundamental, pergerakan harga di pasar forex ditentukan oleh reaksi jutaan trader dari kedua golongan itu terhadap data-data ekonomi, situasi ekonomi-politik tertentu, konflik militer, dan lain sebagainya. Umpamanya apabila dikabarkan bahwa terjadi perang lagi di Timur Tengah, maka para trader komersil tentu akan langsung memodifikasi posisi trading mereka atas minyak. Perubahan itu dapat diikuti oleh trader non-komersil, sehingga pergerakan harga minyak makin tajam.

Sedangkan dari perspektif analisis teknikal, karena trader komersil maupun non-komersil tentu memanfaatkan pula indikator teknikal dan perangkat analisis lainnya, maka pasar bakal bereaksi pada titik-titik tertentu. Misalnya ketika harga bergerak dekat pada level-level psikologis tertentu atau garis Moving Average 200-Day yang dianggap sebagai batas Support-Resistance penting.

Sebagai trader forex kecil-kecilan; kita tergolong spekulan, tetapi kapital kita jauh lebih kecil dibanding spekulan kawakan lainnya yang bermain di pasar. Kita tak bisa mendikte pasar maupun menentukan pergerakan harga. Agar tak terperangkap oleh gejolak pasar yang seringkali hanya sementara, trader forex harus memahami Psikologi Pasar. Tidak peduli apakah Anda menganut analisis teknikal maupun fundamental, pada intinya Anda perlu memahami apa yang sedang terjadi di market.

 

Tarik-Menarik Buyer Dan Seller

Saat trading, idealnya Anda tidak hanya merespon kondisi yang sedang terjadi, melainkan paham mengapa kondisi tersebut terjadi. Memahami market bukan berarti kita harus bisa mempengaruhinya. Apalagi, kita trading dengan modal yang relatif kecil untuk ukuran total transaksi yang ada di pasar forex. Caranya bisa dengan mengamati pergerakan grafik harga, pola-pola Candlestick, maupun kabar-kabar fundamental.

Dengan mengamati pergerakan grafik harga (chart) dan pembentukan Candlestick, Anda bisa membayangkan bagaimana tarik-menarik yang terjadi antara buyer dan seller di pasar. Bagaimana suatu tren terbentuk dan akhirnya bagaimana Anda memutuskan untuk masuk ke Market. Ibaratnya kita mendengarkan sebuah komposisi musik. Selain kita menikmati komposisi suara alat musik secara keseluruhan, kita juga bisa memahami bagaimana masing-masing alat musik tersebut mengeluarkan nada masing-masing yang akhirnya berpadu. Sedangkan bagi Anda yang menggunakan analisis fundamental, mungkin akan cenderung menggunakan informasi dari news yang terkait untuk mencoba memahami Market.

Contoh Grafik Yang Menunjukkan Situasi Ketika Seller Mendominasi Pasar

Pahamilah, kondisi di pasar tidaklah sama dengan harapan kita. Ingatlah bahwa trader juga manusia. Masing-masing mempunyai pengharapan yang mungkin berbeda satu sama lain. Harapan dari masing-masing trader ini akan tercermin di Market. Dari harapan individu, secara agregat akan terbentuk kekuatan buyer dan seller yang bertarung di market, yang nantinya menentukan arah dan kekuatan tren. Nah, memahami Psikologi Pasar artinya Anda mengetahui bagaimana arah dan kekuatan tren timbul dari kekuatan-kekuatan tersebut.

Oleh karena itu, cobalah memahami pergerakan harga, bukan sekedar sebagai deretan angka dan garis tanpa makna. Masing-masing garis, angka ataupun simbol yang ada pada penampang di atas bisa memberikan informasi lain kepada kita, kalau kita mau untuk mendengarkan. Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana cara "mendengarkan" chart? Singkat saja, pahamilah pelaku dan kekuatan yang ada di Market, serta ketahui juga apa saja yang mempengaruhi mereka.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Herry Surliman

Kirain cuman orang yg punya psikologi... Pasar ternyata juga punya toh, wkwkwkwkwk :-D :-D

Om Dee

Ada-ada aja euy, chart kan harusnya dilihat... bukan didengerin, wkwkwkwwk

Kurniawan Sejati

Itu kiasan @Om Dee, maksudnya itu memahami pelaku dan kekuatan yang ada di Market, serta ketahui juga apa saja yang mempengaruhi mereka. 

Hartoni

Sekilas saya baca judulnya, saya kira ini psikologi-nya trader, ternyata psikologi-nya pasar. 

Adam Fahrul Ramadhan

The Market Discounts Everything. The Dow theory operates on the efficient markets hypothesis (EMH), which states that asset prices incorporate all available information. In other words, this approach is the antithesis of behavioral economics.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE