Menu

Dolar AS Naik Tipis Pasca Rilis Notulen FOMC Januari

Galuh

Pasar kembali optimis terhadap prospek kenaikan suku bunga AS setelah mencerna hasil notulen FOMC. Hal inilah yang mendorong kenaikan tipis Dolar AS.

Dalam notulen FOMC yang dirilis dini hari tadi (21/Februari), para pembuat kebijakan di bank sentral AS berpandangan bahwa penundaan Rate Hike bulan lalu menuai sedikit risiko dan memperoleh banyak manfaat. Keputusan tersebut memberikan waktu bagi mereka untuk meninjau efek perlambatan global dan kenaikan suku bunga sejauh ini pada momentum perekonomian AS.

Sementara itu, anggota FOMC sepakat untuk mengambil sikap fleksibel dalam normalisasi Balance Sheet. Sebagian besar dari mereka juga berkeinginan untuk segera mengumumkan rencana diakhirinya pengurangan Balance Sheet pada penghujung tahun ini.

 

Isi Notulen Dianggap Mencerminkan Optimisme The Fed

Setelah mengejutkan pasar dengan pernyataan dovish pasca pertemuan FOMC bulan Januari lalu, isi notulen di atas mampu menghidupkan kembali prospek kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini pun mendorong kenaikan Indeks Dolar AS (DXY) yang mulai bangkit pada sesi perdagangan Kamis pagi ini (21/Februari). Saat berita ini ditulis pada pukul 08:40 WIB, DXY naik tipis 0.07 persen ke 96.58 dalam time frame Daily.

Penguatan tidak hanya tampak pada Indeks Dolar AS, tapi juga pada pasangan mata uang USD/CAD yang naik 0.08 persen ke 1.3184 dan USD/CHF yang menguat 0.06 persen ke 1.0012. Selain itu, Dolar AS juga menekan mata uang komoditas seperti AUD dan NZD, serta masih lebih unggul daripada Poundsterling. Namun sayangnya, USD masih belum mampu menguat dari Yen dan Euro.

"Dolar AS terungkit naik karena notulen tampaknya berhasil menenangkan pelaku pasar yang yakin jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunganya sekali di tahun ini - padahal secara keseluruhan, notulen tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan The Fed pada bulan Januari," ujar Daisuke Karakama, Chief Market Economist dari Mizuho Bank.

Pakar tersebut tidak berlarut-larut mencermati pengaruh notulen FOMC, karena menurutnya, fokus pasar akan kembali tertuju pada pertemuan dagang AS-China. "Sorotan pasar akan beralih kembali pada perdagangan. Deadline negosiasi dagang AS-China dapat diperpanjang dan hal itu dapat membuat Eropa dan Jepang menghadapi masalah-masalah perdagangan," kata Daisuke Karakama.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE