Menu

EUR/USD Tenggelam Ke Level Terendah Dalam 1 Tahun Terakhir

Galuh

Euro diperdagangkan di level terendah dalam setahun terakhir pada Selasa (2/9) ini akibat ketidakpastian ECB terkait rencana pelonggaran moneter baru, yang akan dibahas pada rapat kebijakan Uni Eropa Kamis depan. Selain itu, konflik Ukraina dan hasil data ekonomi yang buruk juga turut memperkeruh situasi Euro saat ini.

Euro diperdagangkan di level terendah dalam setahun terakhir pada Selasa (2/9) ini akibat ketidakpastian ECB terkait rencana pelonggaran moneter baru, yang akan dibahas pada rapat kebijakan Uni Eropa Kamis depan.


EUR/USD berada pada level 1.3115, atau yang terendah sejak 6 September 2013 yang mencapai angka 1.3120. Investing menganalisa bahwa support pair ini diperkirakan berada di level 1.31 dengan resisten yang terpaut di angka 1.3150. Terhadap JPY, Euro justru menguat dengan kenaikan 0.2% setelah sebelumnya sempat turun 0.7%.

Menunggu Hasil rapat ECB

Euro terus tertekan di tengah melonjaknya ekspektasi terhadap ECB untuk segera menerapkan kebijakan pelonggaran moneter baru guna menopang ekspektasi inflasi jangka panjang. Hal ini dipicu oleh buruknya data inflasi tahunan Zona Euro yang jatuh di angka terendah dalam 5 tahun terakhir, atau hanya mencapai 0.3% bulan lalu.

Euro diprediksi akan tetap berada di bawah tekanan sampai rapat kebijakan ECB Kamis besok. Meskipun banyak yang meramalkan jika ECB tidak akan banyak mengambil langkah minggu ini, namun sebagian pelaku pasar juga telah mengantisipasi apabila kebijakan baru benar-benar diluncurkan.

Antisipasi Konflik Ukraina

Permasalahan mengenai konflik Ukraina juga dikhawatirkan akan turut menyeret perekonomian Zona Euro. Kondisi ini terkait dengan hasil pertemuan kepala negara Uni Eropa yang berencana untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia jika tidak segera menarik keterlibatannya dari konflik di Ukraina timur.

Terimbas Hasil Buruk Data Ekonomi

Sementara itu, rilis data pada hari Senin melaporkan perekonomian Jerman yang terkontraksi 0.2% pada kuartal kedua. Data lainnya juga menunjukkan pelemahan laju aktivitas produksi di Zona Euro yang semakin menekankan gagalnya pemulihan ekonomi di area tersebut.

Thomas Averill dari Sydney Rochford Capital berpendapat bahwa turunnya nilai EUR/USD disebabkan oleh perbedaan kebijakan antar Bank Sentral, dimana indikasi moneter ketat lebih gencar disuarakan oleh Federal Reserve daripada ECB yang cenderung kebalikannya. Selain itu, data perekonomian AS juga menampilkan hasil yang lebih baik daripada Zona Euro.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE