Menu

Gencatan Senjata Di Ukraina Resmi Berlaku, Harga Minyak Lanjutkan Penguatan

Galuh

Harga minyak kembali melanjutkan tren positifnya setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata yang efektif berlaku mulai 15 Februari kemarin. Meski situasi tersebut masih terbilang kurang meyakinkan, reli harga minyak yang sebelumnya dipicu oleh mengendurnya USD akibat pencapaian buruk di beberapa data ekonomi kembali berlanjut di sesi trading hari ini (16/2).

Harga minyak kembali melanjutkan tren positifnya setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata yang efektif berlaku mulai 15 Februari kemarin. Meski situasi tersebut masih terbilang kurang meyakinkan, reli harga minyak yang sebelumnya dipicu oleh mengendurnya USD akibat pencapaian buruk di beberapa data ekonomi kembali berlanjut di sesi trading hari ini (16/2).



Baker Hughes menyatakan bahwa penurunan jumlah pengilangan minyak di AS telah jatuh ke level terendah sejak Agustus 2011, setelah sempat mencapai angka tertinggi di 1.609 pada pertengahan Oktober lalu. Sehari sebelumnya, harga crude oil di NYMEX melesat sebanyak 4.85%, atau bertambah $2.37 dan menjadi $51.21 per barel. Sementara itu, ICE Futures Exchange d London juga mencatatkan harga minyak Brent untuk pengiriman di bulan April yang melejit sebanyak 3.78%, atau bertambah $2.24 dan menjadi $61.52 per barel.

Kemerosotan Dolar AS dan Gencatan Senjata di Ukraina Bantu Tingkatkan Harga Minyak

Harga minyak sempat mengalami penurunan tajam beberapa bulan terakhir akibat OPEC menolak pemotongan suplai minyak, meski tingkat produksi minyak AS telah mengalami peningkatan di level tercepat dalam 3 dekade terakhir. Kondisi ini lantas mengakibatkan kelebihan suplai minyak.

Namun, spekulasi pemangkasan output produksi minyak oleh beberapa perusahaan di industri minyak AS dan dunia kembali mendorong harga minyak naik ke level yang lebih tinggi. Melemahnya nilai USD dan membaiknya data-data ekonomi di Eropa juga mampu menggenjot ekspektasi terhadap naiknya permintaan minyak. Selain itu, konfirmasi Vladimir Putin terkait gencata senjata dengan separatis Ukraina yang efektif berlaku mulai 15 Februari lalu juga mendorong sentimen pasar untuk kenaikan harga minyak lebih lanjut.

Secara umum, harga minyak memang akan menguat apabila Greenback menunjukkan pelemahan. Ini disebabkan oleh menurunnya harga komoditas yang diperdagangkan dengan Dolar AS. Untuk memperkirakan pergerakan harga minyak yang diukur dengan nilai USD, para investor kini mengalihkan fokus mereka pada rilis notulensi FOMC Kamis (19/2) mendatang. Laporan tersebut ditengarai akan menampilkan indikasi lebih lanjut terkait kenaikan suku bunga The Fed. Sementara itu, negosiasi utang Yunani yang dilanjutkan kembali pada hari ini juga turut menjadi sorotan, mengingat belum tercapainya kesepakatan pihak Yunani dengan pihak pemberi pinjaman masih berpeluang memicu terjadinya Grexit.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE