Menu

Harga Emas Turun, Tak Terpengaruh Merosotnya Output Tambang China

Achmad Syujai

Harga emas turun karena berkurangnya minat risiko karena yields obligasi AS dan indeks Dolar AS yang tetap menunjukkan penguatan.

Seputarforex.com - Harga emas tetap menunjukkan tren menurun, meskipun dilaporkan terjadi penurunan output tambang emas China dan Australia. Pasalnya, penurunan produksi kedua negara tersebut diimbangi oleh kenaikan output pada negara penghasil emas terbesar lainnya. Penurunan harga emas juga disebabkan oleh berkurangnya minat risiko karena yields obligasi AS dan indeks Dolar AS yang tetap menunjukkan penguatan pada sesi perdagangan Rabu (25/April).

 

 

Saat berita ini ditulis, harga emas spot (XAU/USD) pada sesi perdagangan hari ini terpantau turun pada kisaran 0.24 persen ke level 1,327.26, sedangkan harga emas futures pada divisi Comex untuk pengambilan bulan Juni, turun 0.32 persen atau $4.20 ke $1,328.80 per troy ons. Sebaliknya, harga emas Antam di LM Jakarta Pulogadung mengalami kenaikan dari hari sebelumnya ke Rp656,000 per gram, dengan harga buyback Rp588,000 per gram.

 

Permasalahan Lingkungan Hidup Turunkan Produksi Emas Cina

Output tambang emas China dilaporkan merosot sekitar 3 persen pada kuartal pertama tahun ini. Sebagai negara penghasil emas nomor satu di dunia, China memproduksi 98.2 ton emas di kuartal pertama tahun 2018. Menurut data dari China Gold Assocation (CGA) yang dikutip oleh BullionVault, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 101 ton. Padahal, pada tahun 2017 sudah terjadi penurunan output tahunan sebesar 6 persen.

Peraturan tentang lingkungan hidup ditengarai mengakibatkan penurunan produksi emas. Contohnya, pengelolaan limbah berbahaya di China semakin diperketat dengan melarang penggunaan sianida dalam penambangan emas karena dinilai berbahaya. CGA mengatakan, terjadi pembersihan tambang dan penarikan hak penambangan di beberapa area yang dilindungi oleh negara, sementara beberapa tambang emas ditutup, sehingga mengakibatkan produksi emas China terus mengalami penurunan.

 

Output Tambang Emas Positif Di Negara Penghasil Emas Lain

Menurut konsultan Metal Focus, secara global, tahun 2017 mencatatkan rekor baru dalam produksi emas dunia, yaitu merayap hampir 1 persen lebih tinggi ke level 3,292 ton. Penurunan output emas di China diimbangi dengan kenaikan produksi di negara-negara penghasil emas terbesar yang lain. Metal Focus mencatat adanya pertumbuhan 8 persen di Rusia, 6 persen di Amerika, dan 5 persen di Kanada. Sementara itu, produksi Australia dan Peru flat.

 

 

Tim riset pertambangan dari lembaga rating S&P menyebutkan bahwa output tambang emas pada tiga bulan terakhir 2017 secara global naik dari tahun sebelumnya. Namun, perusahaan penghasil emas besar tidak mendorong peningkatan itu. S&P Global mengatakan, beberapa dari 10 perusahaan penambang emas terbesar mengalami penurunan produksi jika dibandingkan dengan hasil kuartal terakhir tahun 2016. Salah satunya adalah perusahaan Goldcorp yang merosot 15 persen.

Perusahaan penambang emas nomor satu di dunia, Barrick Gold pada minggu lalu juga melaporkan penurunan sebesar 20 persen pada kuartal pertama dari periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, perusahaan penambang emas nomor satu di Rusia, Polyus Gold, melaporkan peningkatan 13 persen (year-on-year) dalam output kuartal pertamanya pada hari Selasa (24/April), yang membuat perusahaan ini tetap di jalur untuk target yang diharapkan di 2018.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE