Menu

Kenaikan Pajak Konsumsi Belum Pasti, Yen Kian Terdepresiasi

Galuh

Spekulasi seputar kenaikan pajak konsumsi yang dapat ditunda semakin menyurutkan nilai Yen. Rencana kenaikan pajak ini merupakan salah satu bagian dari reformasi ekonomi Abenomics, yang diharapkan dapat mendorong laju inflasi Jepang. Penambahan stimulus BOJ dan Isu pembubaran parlemen pun turut membebani JPY yang saat ini juga tertekan oleh tren positif dari Dolar AS.

Spekulasi seputar kenaikan pajak konsumsi yang dapat ditunda semakin menyurutkan nilai Yen. Rencana kenaikan pajak ini merupakan salah satu bagian dari reformasi ekonomi Abenomics, yang diharapkan dapat mendorong laju inflasi Jepang. Penambahan stimulus BOJ dan isu pembubaran parlemen pun turut membebani JPY yang saat ini juga tertekan oleh tren positif dari Dolar AS.


Yen tercatat turun di level terendah 7 tahun pada sesi trading Jumat (14/11) ini. Meski sempat mengalami koreksi untuk beberapa saat, namun mata uang ini kembali merosot ke tingkatan rendah. Hal ini disebabkan oleh kebingungan investor yang saat ini belum mandapat indikasi jelas seputar kemungkinan penundaan dari pajak konsumsi. Pelemahan Yen juga turut didukung oleh putusan BOJ untuk menambah stimulus, dan peningkatan investasi aset luar negeri yang dicanangkan untuk program tunjangan pensiun nasional. Sementara itu, penguatan Greenback terhadap mata uang mayor lainnya juga turut memperparah posisi JPY saat ini.

USD/JPY menanjak ke level 116.27, atau menguat 0.4% pada pembukaan sesi Eropa hari ini. Padahal, pair tersebut sudah menyentuh level tertinggi 7 tahun di 116.38 pada sesi trading sebelumnya. Terhadap Euro, JPY juga makin terdepresiasi, dengan melemah sebanyak 0.6%. EUR/JPY sendiri diperdagangkan pada 144.77.


Kenaikan Pajak Konsumsi Masih Belum Pasti

Dalam 4 minggu ini, penurunan nilai Yen terhadap USD telah mencapai lebih dari 8%. Perolehan ini merupakan yang terburuk di antara mata uang mayor lain. Perdebatan tentang kenaikan pajak konsumsi ditengarai sebagai faktor utama pelemahan JPY saat ini. Peningkatan pajak konsumsi sebelumnya direncanakan naik pada Oktober 2015 mendatang, namun kondisi perekonomian yang belum pulih dan usaha kecil masyarakat yang dapat semakin terbebani telah menyurutkan ekspektasi terhadap rencana kenaikan ini. Salah satu media cetak Jepang, Mainichi, menyebutkan bahwa rencana penundaan kenaikan pajak konsumsi akan diumumkan pada konferensi pers PM Jepang minggu depan. Pada kesempatan itu, Abe juga diperkirakan akan menyampaikan alasan pembubaran parlemen Jepang yang saat ini juga santer diberitakan.

Menteri Keuangan Taro Aso berpendapat bahwa peningkatan pajak konsumsi merupakan langkah yang paling tepat untuk diambil. Namun apabila Abe benar-benar memutuskan untuk menunda kenaikan pajak konsumsi, ia diperkirakan juga akan mengklarifikasikan kapan rencana kenaikan ini akan dilaksanakan kembali.

USD Kembali Menguat

Sementara itu, Dolar AS tengah meniti kembali tren kenaikan setelah sempat melemah akibat data Jobless Inisial Klaim semalam. Laporan yang mencatat jumlah pendaftar tunjangan pengangguran di AS itu ternyata meraih hasil yang lebih buruk dari ekspektasi. Data tersebut bertambah hingga 290.000, atau lebih banyak dari prediksi kenaikan di angka 282.000.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE