Menu

Meski Dibayangi Sentimen Negatif, Rupiah Menguat Tipis

Didi

Rupiah masih berada di kisaran 16,000, menguat tipis dari penutupan sebelumnya. Analis mencermati jika kondisi ini tak akan bertahan dalam jangka panjang.

Seputarforex.com - Rupiah menguat tipis dan bergerak terbatas di atas harga 16,000 per Dolar AS pada hari Kamis (09/April). Saat ini, nilai tukar Rupiah berada di harga 16,060, menguat 1.17 persen dari penutupan sebelumnya. Jika mengacu pada rilis harian kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Rupiah hari ini juga naik sedikit dibandingan kurs hari sebelumnya, yakni dari 16,245 menjadi 16,241.

 

Pidato Trump Membuat Rupiah Sedikit Bertenaga

Penguatan tipis Rupiah hari ini disebabkan oleh sentimen pelaku pasar merespon pidato Donald Trump. Dalam pernyataannya, Presiden AS tersebut optimis bahwa perekonomian dunia akan bangkit lagi setelah wabah Corona usai. Trump mengklaim bahwa AS kini telah berhasil melalui puncak wabah virus Corona. Selain itu, pemerintahan AS juga meluncurkan paket stimulus tambahan untuk menangkal dampak dari pandemi virus Corona.

"Sentimen positif datang dari penguatan pasar saham AS semalam merespons pidato Trump," ungkap Ariston Tjendra dari Monex Investindo Futures, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Sebenarnya jika diamati, Rupiah terus menunjukkan penguatan dalam tiga hari beruntun. Penguatan terbesar terjadi pada hari Selasa (07/April), dengan kenaikan sekitar 100 poin dari hari sebelumnya. Menurut tim riset CNBC Indonesia, pemulihan Rupiah pada hari itu terjadi berkat membaiknya sentimen risiko pelaku pasar setelah penyebaran virus Corona (Covid-19) dinilai mulai melambat.

 

Analis: Sentimen Negatif Masih Tinggi, Waspadai Koreksi

Rupiah memang tengah menunjukkan performa positif, tapi pelaku pasar perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya koreksi. Meskipun sumber sebelumnya mengatakan bahwa pandemi sudah melambat, tapi beberapa pakar tidak berpendapat demikian. Salah satu contohnya adalah Ariston Tjendra, yang meyakini jika sentimen negatif pasar masih tinggi karena angka penyebaran pandemi global masih meningkat.

"Sentimen negatif datang dari angka penyebaran wabah global yang semakin meningkat, tapi belum bisa dikatakan sudah mencapai puncaknya dan justru kemungkinan memburukkan data-data ekonomi," tandas Ariston.

Kabar terbaru per tanggal 8 April, kasus Corona di Indonesia sudah mencapai angka 2,956 dengan jumlah kematian sebanyak 240 jiwa. Dengan kondisi seperti ini, outlook Rupiah dinilai belum benar-benar keluar dari zona merah. Ariston memperkirakan Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran harga Rp16,150 sampai Rp16,350 per Dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE