Menu

Sambut Akhir Tahun, Rupiah Tak Bertenaga

Raras Hapsari

Di penghujung tahun 2021, Rupiah bergerak terbatas versus Dolar AS. Salah satu penyebabnya adalah kekhawatiran Omicron yang mulai kembali.

Seputarforex - Setelah menguat cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir, rupiah kini melemah versus Dolar AS. Saat berita diturunkan pada hari Selasa (28/Desember), USD/IDR diperdagangkan di kisaran 14,239.5. Mengingat sudah tidak ada lagi rilis data ekonomi yang bisa memberikan pengaruh signifikan, rupiah diprediksi akan bergerak dalam range terbatas.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa salah satu penyebab utama rupiah melemah adalah kembalinya kekhawatiran pelaku pasar mengenai perkembangan virus Omicron secara global. Di beberapa negara, jumlah penderita varian baru COVID-19 itu memang meningkat pesat.

"Di China dan Australia, jumlah masyarakat yang terkena virus omicron justru meningkat berkali-kali lipat. Ini memicu risk off," ujar Pardede.

Eropa masih menjadi perhatian utama penyebaran varian baru ini. Prancis termasuk dalam daftar negara yang memiliki 100,000 kasus COVID-19 per hari, begitu pula dengan Inggris dan Amerika Serikat. Ahli penyakit menular Gedung Putih bahkan memperkirakan jika kenaikan masih akan terus terjadi.

Di Indonesia sendiri, kasus Omicron pertama terdeteksi pada 16 Desember lalu dan terus meningkat sejak saat itu. Per hari ini, diketahui ada 46 kasus COVID Omicron di Tanah Air.

Meski demikian, beberapa analis masih optimis akan nilai tukar Rupiah ke depan. Lukman Leong, analis DC Futures, justru memprediksi bahwa Rupiah masih sanggup kembali menguat. Menurutnya, rupiah kini melemah karena volume transaksi yang cenderung menurun jelang libur Tahun Baru. Meski penularan Omicron mulai naik, Lukman yakin jika hal itu tidak menimbulkan dampak kesehatan yang parah.

Dubravko Lakos-Bujas dari JPMorgan pun sependapat. Pihaknya meyakini bahwa kenaikan kasus itu tidak akan menyebabkan perlambatan ekonomi. "Kami tidak yakin Omicron akan mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi secara signifikan, justru sepertinya akan mempercepat akhir pandemi," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE