Menu

Sinyal Dovish BoE Benamkan GBP/USD

Galuh

GBP/USD melorot tajam pada sesi trading Kamis malam (5/11) setelah BoE mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan di level rendah dan memperkirakan jika inflasi tidak akan mencapai target 2 persen dalam 2 tahun mendatang.

GBP/USD melorot tajam pada sesi trading Kamis malam (5/11) setelah BoE mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan di level rendah. Anjloknya Sterling tidak hanya disebabkan oleh pernyataan itu. Proyeksi inflasi BoE yang dibebani oleh jatuhnya harga minyak dan komoditas turut menekan pergerakan Cable terhadap USD.


GBP/USD terdampar ke level 1.5225, atau posisi terendah sejak 13 Oktober lalu. Pair tersebut jatuh sekitar 1.04 persen dari poin sebelumnya di 1.5389. Terhadap Euro, Poundsterling juga menyusut. EUR/GBP mendaki ke level 0.7143 dari 0.7065, menorehkan peningkatan sebesar 1.13 persen.

 

Pengetatan Kebijakan Bukan Hal Yang Mendesak

Dalam pernyataannya kemarin, BoE menyatakan bahwa tak ada kebutuhan mendesak untuk segera menaikkan suku bunga dari level rendahnya di 0.5 persen. Tidak ada yang mengejutkan dari keputusan tersebut, karena penetapan suku bunga di level yang sama sudah diekspektasikan banyak pihak. Namun yang sedikit mengejutkan adalah hasil notulen rapat MPC yang juga dirilis kemarin. Dengan perolehan voting 8:1, Ian McCafferty muncul sebagai satu-satunya anggota yang menyetujui kenaikan suku bunga. Para pembuat kebijakan yang menentang peningkatan suku bunga menganggap bahwa tekanan harga saja tidak cukup untuk mendasari pengetatan kebijakan moneter.

 

BoE Pesimis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Masih Mengkhawatirkan

Gubernur BoE, Mark Carney, memberikan sinyal lebih dovish saat ia menyebutkan tentang kemungkinan pemotongan suku bunga. "MPC memang tidak mempertimbangkan pemangkasan suku bunga saat ini, namun jika diperlukan hal itu bisa saja terjadi." demikian tuturnya. Komentar Mark Carney rupanya dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Murahnya harga minyak dan komoditas, serta menguatnya performa Poundsterling terus membebani harga-harga konsumen.

BoE tidak mengharapkan inflasi akan mencapai target 2 persen dalam 2 tahun ke depan. Bank sentral Inggris tersebut justru memperkirakan jika inflasi tetap akan berkisar di bawah 1 persen hingga paruh kedua tahun 2016 mendatang. BoE juga menyorot outlook pertumbuhan global yang kian memburuk selama 3 bulan terakhir. Resiko pelemahan dari kondisi global dikhawatirkan dapat memberikan pengaruh buruk bagi perekonomian Inggris.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE