Menu

Ulasan: Pengaruh Laporan CPI Inggris Pada Performa GBP

Sfteam

Dalam menggunakan analisa fundamental, para trader harus terlebih dahulu memahami seberapa pentingnya pengaruh data-data ekonomi suatu negara terhadap pergerakan harga di pasar mata uang. Salah satu data ekonomi yang cukup krusial adalah data Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK). Contohnya, laporan data CPI Inggris yang baru saja dirilis pada tanggal 12 November 2013

Dalam menggunakan analisa fundamental, para trader harus terlebih dahulu memahami seberapa pentingnya pengaruh data-data ekonomi suatu negara terhadap pergerakan harga di pasar mata uang. Salah satu data ekonomi yang cukup krusial adalah data Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK). Contohnya, laporan data CPI Inggris yang baru saja dirilis pada tanggal 12 November 2013 lalu, ternyata sangat berpengaruh pada Poundsterling. Mengapa bisa demikian? Hal itu karena empat hal berikut:



1. Rekor Inflasi Inggris Rendah
Untuk bulan Oktober, angka CPI tahunan merosot 2.7% menjadi 2.2%, atau lebih tajam daripada prediksi penurunan yang menyebutkan angka 2.5%. Hal ini juga jauh di bawah prediksi Bank Sentral Inggris (BoE) yang mengkalkulasi inflasi rata-rata akan mencapai 2.8% di sisa tahun 2013 ini, karena inflasi utama telah terbenam ke level rendak 13 bulan.

Komponen-komponen dari laporan tersebut menunjukkan bahwa kemerosotan dipicu oleh semakin rendahnya biaya transportasi dan harga bahan bakar, serta faktor-faktor musiman seperti program bantuan SPP untuk universitas negeri. Terhapusnya elemen-elemen gejolak harga mensinyalir bahwa inflasi pokok masih lebih lemah daripada yang diharapkan, yaitu 1.7% dibandingkan dengan estimasi 2.0%.

2. Kurangnya Tekanan Bagi BOE untuk Naikkan Suku Bunga
Rendahnya inflasi menyebabkan lemahnya tekanan bagi BOE untuk menaikkan suku bunga. Hal tersebut menjadi salah satu kemungkinan mengapa Pound akhirnya habis terjual saat rilisnya data CPI yang ternyata lebih lemah dari perkiraan. Selain itu, ada catatan bahwa Bank Sentral Inggris sebelumnya telah menyatakan untuk tetap berupaya menjaga inflasi di bawah kontrol sembari menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

Walaupun inflasi tahunan masih tertekuk di bawah target pemerintah Inggris yang mematok 2%, para analis yakin bahwa melambatnya inflasi berarti memuluskan jalan bagi performa ekonomi yang lebih baik. Hal ini berarti bahwa BOE dapat terus mempertahankan kemajuan stimulusnya saat ini tanpa perlu mengkhawatirkan tekanan harga.

3. Lebih Banyak Celah Untuk Pelonggaran Jika Diperlukan
Selain itu, BOE saat ini memiliki opsi untuk menaikkan pembelian obligasinya jika memang diperlukan, dengan pertimbangan bahwa ekonomi Inggris ini ibarat "mutiara dalam lumpur". Maksudnya, ekoni Inggris masih cukup dapat diandalkan di tengah keterpurukan wilayah sekitarnya, khususnya pada bidang manufaktur beberapa bulan terakhir ini. Namun, jika fenomena ini diartikan sebagai pertumbuhan yang lemah, bank sentral mungkin cenderung ragu untuk melakukan peningkatan stimulus atau tingkat pemotongan.

4. Tekanan Inflasi Tetap Terkendali
Lebih jauh, gambaran medium-tier inflasi mengungkap bahwa tekanan harga dapat dipertahankan rendah pada jangka waktu terdekat. Sceara khusus, indeks harga retail menunjukkan persentase yang lebih rendak dari ekspektasi 2.6% sementara indeks harga produser pun tercatat menurun 0.6%.

Dengan begitu, Bank Sentral diharapkan dapat menurunkan ramalan inflasinya tahun ini dan jika mungkin, untuk beberapa tahun ke depan. Sehingga menegaskan bahwa BOE akan mampu berpegang teguh pada kebijakan suku bunga rendah ke depannya.


Editorial Forex Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE