Rabu, 11 September 2019:
- Jam 07:30 WIB: indeks kepercayaan konsumen Australia versi Westpac bulan September 2019 (Berdampak medium pada AUD).
Data yang dirilis oleh Westpac Banking Corporation ini sering disebut juga dengan Westpac-Melbourne Institute Consumer Confidence. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap 1200 konsumen mengenai kondisi perekonomian Australia, kondisi tenaga kerja, dan iklim bisnis di waktu yang akan datang. Indeks ini adalah indikator awal untuk pengeluaran konsumen.
Bulan Agustus lalu, indeks kepercayaan konsumen berada pada angka 100.0, naik 3.6% dibandingkan bulan sebelumnya yang 96.5, dan lebih tinggi dari perkiraan 98.7. Kenaikan tersebut disebabkan oleh sentimen konsumen terhadap penurunan suku bunga RBA baru-baru ini.
Untuk bulan September 2019, diperkirakan indeks akan turun ke 98.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan AUD.
- Jam 19:30 WIB: data Producer Price Index (PPI) AS bulan Agustus 2019 (Berdampak medium-tinggi pada USD).
Indikator yang juga disebut Finished Goods PPI atau Wholesale Prices ini mengukur inflasi di tingkat produsen, yaitu persentase perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen yang akan mempengaruhi inflasi di tingkat konsumen. Hal itu karena kenaikan atau penurunan harga dari produsen akan dibebankan ke konsumen. Kriteria PPI juga mencakup jasa konstruksi, belanja pemerintah, dan ekspor.
Ada 2 data yang dirilis, yaitu PPI inti (Core PPI) dan PPI total, masing-masing untuk m/m (month over month) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan y/y (year over year) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. PPI inti tidak termasuk harga makanan dan energi.
PPI total AS m/m bulan Juli 2019 lalu naik 0.2%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Sementara itu, PPI total tahunan (y/y) bulan Juni naik 1.7%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah sejak bulan Januari 2017). PPI inti m/m turun 0.1% (atau -0.1%), lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang terendah sejak bulan September 2018.
Untuk bulan Agustus 2019, diperkirakan PPI total m/m akan stagnan atau 0.0%, PPI inti m/m akan naik 0.2%, sementara PPI total y/y diperkirakan kembali naik 1.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.
- Jam 21:30 WIB: data persediaan minyak untuk industri di AS per 30 Agustus 2019 (Berdampak medium-tinggi pada WTI/USD dan CAD).
Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.
Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.
Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang 4.77 juta barel, lebih rendah dari perkiraan berkurang 2.40 juta barel, tetapi lebih tinggi dari minggu sebelumnya yang berkurang 10.03 juta barel. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan berkurang 2.90 juta barel.
Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya, jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.
Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.
Kamis, 12 September 2019:
- Jam 06:50 WIB: data Machinery Orders di Jepang bulan Juli 2019 (Berdampak rendah-medium pada JPY).
Indikator ini mengukur persentase perubahan total pembelian mesin-mesin baru oleh perusahaan swasta di Jepang dalam kurun waktu sebulan. Machinery Orders adalah indikator awal bagi output produksi sektor manufaktur, karena aktivitas manufaktur diperkirakan akan meningkat dengan tumbuhnya pembelian mesin baru.
Bulan Juni lalu, Machinery Orders naik 13.9%, jauh lebih tinggi dari perkiraan turun 0.1%, dan merupakan persentase kenaikan tertinggi sejak tahun 2005. Lonjakan tersebut disebabkan oleh naiknya permintaan mesin-mesin untuk sarana transportasi dan real estate.
Untuk bulan Juli 2019, diperkirakan total pembelian mesin-mesin baru akan turun 9.0% (atau -9.0%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.
Keterangan: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.