EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI Inggris Dan Kanada

Penulis

Data berdampak hari ini adalah CPI Inggris dan Kanada,serta persediaan minyak AS. Besok ada FOMC meeting, konferensi pers Powell, serta GDP Selandia Baru.

Rabu, 19 Desember 2018:

CPI adalah pengukur utama tingkat inflasi yang selalu diperhatikan bank sentral sebagai pertimbangan utama dalam menentukan suku bunga. Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori makanan, minuman, dan energi (bahan bakar minyak dan gas). Data yang dirilis masing-masing untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Yang paling berdampak adalah CPI total y/y (inflasi tahunan), karena digunakan sebagai acuan oleh BoE. Di samping CPI, juga akan dirilis data Producer Price Index (PPI) dan Retail Price Index (RPI) yang hanya mengukur barang-barang konsumsi utama serta biaya sewa tempat tinggal (y/y). Namun, dampak CPI jauh lebih tinggi dari kedua data tersebut.


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

 

Bulan Oktober lalu, inflasi tahunan Inggris naik 2.4%, lebih rendah dari perkiraan naik 2.5%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 4 bulan terakhir). Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI naik 0.1%, juga sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 3 bulan).

Naiknya inflasi tahunan bulan Oktober disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi (+5.4%), biaya rekreasi (+3.2%), perlengkapan rumah (+0.7%), tarif hotel dan restaurant (+2.4%), harga makanan dan minuman non alkohol (+0.9%), serta harga bahan bakar, air, dan listrik (+2.9%). CPI inti bulan September y/y naik 1.9%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya.

Untuk bulan November 2018, diperkirakan CPI total y/y akan naik 2.3%, m/m akan naik 0.2%, dan CPI inti y/y akan naik 1.8%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini mengukur perubahan harga di tingkat produsen, yang nantinya akan mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris. Bulan Oktober lalu, PPI m/m Inggris naik 0.8%, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk y/y, PPI naik 3.3%, lebih tinggi dari perkiraan dan bulan sebelumnya yang naik 3.1%, dan menjadi data tertinggi dalam 4 bulan. Kenaikan disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar dan bahan kimia.

Untuk bulan November 2018, diperkirakan PPI input m/m akan turun 2.8% (atau -2.8%), dan y/y diperkirakan naik 2.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

  • Jam 20:30 WIB: data Consumer Price Index (CPI) Kanada bulan November 2018 (Berdampak tinggi pada CAD).

Indikator yang mengukur tingkat inflasi ini dirilis oleh Biro Statistik Kanada. Ada dua jenis data yang dirilis, yakni CPI inti (Core CPI) dan CPI total yang dipublikasikan dalam waktu bersamaan. CPI inti disebut juga dengan Bank of Canada Core CPI, dan tidak memperhitungkan harga makanan dan energi. Baik CPO inti maupun CPI total dirilis dalam basis bulanan (month over month atau m/m) dan tahunan (year over year atau y/y). Baik CPI inti maupun CPI total (m/m dan y/y) sama-sama berdampak tinggi.


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

 

Bulan Oktober lalu, CPI total y/y (inflasi tahunan) naik 2.4%, lebih tinggi dari perkiraan dan bulan sebelumnya yang naik 2.2%. Sementara untuk basis m/m, CPI naik 0.3%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.1%, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Kenaikan inflasi tahunan bulan Oktober disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi (+4.3%), gasoline (+12.0%), sewa tempat tinggal (+2.5%), pakaian (+1.3%), dan biaya rekreasi (+1.8%).

Untuk CPI inti bulan Oktober y/y naik 1.6%, lebih tinggi dari perkiraan dan bulan sebelumnya yang naik 1.5%. Sementara itu, CPI inti m/m naik 0.4%, tertinggi sejak bulan Maret lalu.

Untuk bulan November 2018 diperkirakan CPI total y/y akan turun ke +1.8%, CPI inti y/y +1.5%, dan CPI total m/m akan turun 0.1% (atau -0.1%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

  • Jam 22:30 WIB: data persediaan minyak untuk industri di AS per 14 Desember 2018 (Berdampak medium-tinggi pada WTI/USD dan CAD).

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barrel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebesar 1.21 juta barrel, lebih tinggi dari perkiraan berkurang 3.00 juta barrel dan minggu sebelumnya yang berkurang 7.32 juta barrel. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan akan kembali berkurang 2.48 juta barrel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak,dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Pasar Akan 2 Hal Ini

 

Kamis, 20 Desember 2018:

  • Jam 02:00 WIB: hasil meeting FOMC:

1. Statement FOMC dan pengumuman suku bunga The Fed bulan Desember 2018 (Berdampak tinggi pada USD).

FOMC memberikan Statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam Statement FOMC yang dirilis seusai rapat. Selain suku bunga, Statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang, yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

 

Pada meeting terakhir 8-9 November lalu yang tidak disertai dengan konferensi pers, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level +2.00% hingga +2.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Statement yang dirilis seusai meeting dianggap kurang hawkish, karena kenaikan di waktu mendatang akan disesuaikan dengan data ekonomi. Namun dalam notulen meeting yang dirilis pada 30 November lalu, The Fed tetap mengisyaratkan adanya kenaikan suku bunga di bulan Desember ini.

Data terakhir menunjukkan, inflasi Oktober y/y berada pada +2.2%, terendah dalam 9 bulan. Sementara itu, GDP kuartal ketiga turun dari 4.2% ke 3.5%. Dari data tersebut, dan dari dot plot terakhir untuk proyeksi kenaikan suku bunga, maka The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.25% (pada level 2.25% hingga 2.50%) pada pertemuan bulan Desember ini.

Dari data terakhir CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga bulan ini mencapai 80.1%, naik dari sebelumnya yang 72.3%. Kenaikan ini telah di-discount pasar. Fokus perhatian akan tertuju pada isi Statement yang akan dirilis seusai meeting. Jika Statement dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Sebaliknya jika dianggap dovish. maka USD akan cenderung melemah. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.



2. Proyeksi ekonomi AS (Berdampak tinggi pada USD).

Dirilis 4 kali dalam setahun, laporan ini meliputi proyeksi FOMC untuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran untuk dua tahun mendatang. Pada proyeksi terakhir yang dirilis tanggal 27 September lalu, The Fed merevisi naik estimasi pertumbuhan tahun ini dari 2.8% ke 3.1%, dan tahun depan naik dari 2.4% ke 2.5%. Tingkat pengangguran tahun ini diproyeksikan naik dari 3.6% ke 3.7%, sementara untuk tahun depan turun ke 3.5%. PCE inflation tahun depan turun dari +2.1% ke +2.0%, sementara proyeksi kenaikan suku bunga dalam tahun ini tetap 4 kali, dan tahun depan sebanyak 3 kali.

Pada proyeksi ekonomi bulan ini, diperkirakan akan ada revisi akibat gejolak di pasar saham dan pasar keuangan global, terutama di negara-negara berkembang (emerging market). Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pada perekonomian AS. Proyeksi kenaikan suku bunga (dot plot) akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar dan akan sangat berdampak pada pergerakan USD.

Sejauh ini, beredar spekulasi bahwa The Fed akan mengurangi frekuensi kenaikan suku bunga untuk tahun depan. Jika frekuensi kenaikan tahun depan dikurangi, hampir bisa dipastikan USD akan cenderung melemah. Proyeksi pada meeting terakhir bisa dibaca di sini, dan untuk meeting hari ini bisa diunduh di sini.

 

  • Jam 02:30 WIB: konferensi pers FOMC yang dihadiri ketua The Fed Jerome Powell (Berdampak tinggi pada USD).


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek suku bunga untuk tahun depan. Pernyataan "tergantung dari data fundamental ekonomi" seperti yang pernah dilontarkan Janet Yellen di waktu lalu tidak akan dianggap hawkish. Selain itu, komentar mengenai outlook ekonomi AS di tengah gejolak pasar negara-negara berkembang dan akibat dari perang dagang yang belum juga usai akan menjadi perhatian.

Jika komentar dan pernyataan Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat, begitu pula sebaliknya jika dianggap dovish. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dan dinyatakan dalam persentase perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data GDP per kuartal 3 kali (Preliminary, Second Release, dan Final), Selandia Baru hanya merilis sekali per kuartal, sekitar 80 hari setelah berakhirnya kuartal tersebut.


19-20 Desember 2018: FOMC Meeting, CPI

 

Kuartal kedua lalu, GDP Selandia Baru tumbuh 1.0%, lebih tinggi dari perkiraan tumbuh 0.8%, dan menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir. Naiknya pertumbuhan kuartal kedua terutama disebabkan oleh output produksi sektor pertanian yang naik 4.1%, dan sektor konstruksi yang naik 0.6%. Untuk kuartal ketiga tahun 2018, diperkirakan GDP akan naik 0.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.

Arsip Analisa By : Martin
286684
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.