EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 151.430   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.649   |   Gold 2,210.98/oz   |   Silver 24.75/oz   |   Wall Street 39,778.39   |   Nasdaq 16,395.47   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 11 jam lalu, #Saham Indonesia

20-21 November 2019: Notulen FOMC, Inflasi Kanada, Perdagangan Jepang

Penulis

Data berdampak hari ini adalah CPI Kanada, persediaan minyak AS, dan neraca perdagangan Jepang. Besok ada notulen FOMC.

Rabu, 20 November 2019:

  • Jam 06:50 WIB: data neraca perdagangan Jepang bulan Oktober 2019 (Berdampak medium pada JPY).

Data ini disebut juga dengan Merchandise Trade Balance yang hanya memperhitungkan produk barang impor dan ekspor, tidak termasuk jasa. Sebagai informasi, Jepang adalah pengekspor utama otomotif dan peralatan elektonik.

Neraca perdagangan merupakan komponen terbesar dalam neraca pembayaran pemerintah Jepang, sehingga biasanya berdampak langsung pada nilai tukar Yen. Rilis data berupa persentase perubahan nilai total impor dan ekspor dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

20-21 November 2019: Notulen FOMC,

Bulan September lalu, perdagangan Jepang y/y mengalami defisit sebesar ¥123 miliar, jauh lebih rendah dari perkiraan surplus ¥54 miliar, tetapi merupakan defisit terendah dalam 3 bulan terakhir. Pada bulan September 2019, ekspor turun 5.2% y/y ke ¥6.37 triliun, terutama disebabkan oleh merosotnya permintaan global dan sengketa dagang AS-China. Sementara itu, impor turun 1.5% ke ¥6.49 triliun.

Untuk bulan Oktober 2019, diperkirakan perdagangan Jepang y/y akan surplus sebesar ¥301 miliar. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.

 

Indikator yang mengukur tingkat inflasi ini dirilis oleh Biro Statistik Kanada. Ada 2 data yang diperhatikan, yakni CPI inti (Core CPI) dan CPI total, dan keduanya dirilis secara bersamaan. CPI inti disebut juga dengan Bank of Canada Core CPI, dan tidak memperhitungkan harga makanan serta energi. Baik CPI inti maupun total dirilis untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan data bulan sama pada tahun sebelumnya. Semua jenis data CPI tersebut berdampak tinggi.

20-21 November 2019: Notulen FOMC,

Bulan September lalu, CPI total y/y +1.9%, lebih rendah dari perkiraan +2.1%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 6 bulan terakhir). Sementara untuk basis m/m, inflasi turun 0.4% (atau -0.4%), lebih rendah dari perkiraan turun 0.3%, dan menjadi yang terendah sejak bulan November 2018.

Kenaikan inflasi tahunan bulan September disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi, biaya sewa tempat tinggal, harga makanan, dan biaya pendidikan. CPI inti bulan September y/y juga +1.9%, sesuai dengan perkiraan dan merupakan yang terendah dalam 5 bulan. Sementara itu, m/m stagnan atau 0.0%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 0.1%.

Untuk bulan Oktober 2019, baik CPI total maupun CPI inti y/y diperkirakan kembali naik 1.9%, dan CPI total m/m akan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

  • Jam 22:30 WIB: data persediaan minyak untuk industri di AS per 15 November 2019 (Berdampak medium-tinggi pada WTI/USD dan CAD).

Data yang disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.

Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

20-21 November 2019: Notulen FOMC,

Minggu lalu persediaan minyak untuk industri bertambah 2.22 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 1.50 juta barel, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 minggu terakhir. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan bertambah 1.40 juta barel. Jika hasil rilis lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Namun apabila lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

 

Kamis, 21 November 2019:

  • Jam 02:00 WIB: notulen meeting FOMC tanggal 30-31 Oktober 2019 (Berdampak tinggi pada USD).

Notulen meeting FOMC dirilis 8 kali per tahun, sekitar 3 minggu setelah pengumuman suku bunga The Fed. Data ini mengungkapkan hasil akhir voting dan opini para anggota FOMC pada saat meeting. Perbedaan hasil voting dan pernyataan para anggota komite akan berdampak pada USD.

20-21 November 2019: Notulen FOMC,

Pada meeting terakhir tanggal 30-31 Oktober lalu yang disertai dengan konferensi pers, The Fed kembali memotong suku bunga acuan sebesar 0.25% ke level +1.50% hingga +1.75%, sesuai dengan perkiraan. Pemotongan ini adalah yang ketiga kali sejak tahun 2008. Statement menyebutkan kebijakan saat ini sudah tepat, dan akan dipertahankan selama data fundamental ekonomi sesuai dengan outlook bank sentral.

Indikator yang menjadi pertimbangan The Fed adalah pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang masih kuat, dan tingkat inflasi yang mendekati target 2%. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam waktu dekat, The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuannya.

Pada konferensi pers, pernyataan ketua The Fed Jerome Powell dinilai cukup hawkish, tetapi tidak memberi petunjuk arah kebijakan untuk tahun 2020, termasuk apakah mungkin ada kenaikan suku bunga. Menurut Powell, The Fed belum akan menaikkan suku bunga acuan kecuali ada kenaikan yang signifikan pada tingkat inflasi. Secara keseluruhan, hasil meeting FOMC minggu lalu dianggap netral.

Pada meeting ini, ada dua anggota komite yang memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level +1.75% hingga +2.00%, yaitu Esther George dan Eric Rosengren. Pelaku pasar akan mencermati opini dan pernyataan para anggota komite.

Jika opini dan pernyataan para anggota komite secara umum dianggap masih hawkish, maka USD akan cenderung menguat, sedangkan jika dianggap dovish, maka USD akan cenderung melemah. Statement meeting 30-31 Oktober lalu bisa dibaca di sini, dan notulen meeting bisa diunduh di sini.

 

Keterangan: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.

Arsip Analisa By : Martin
291011
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.