EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,146.55   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 1 jam lalu, #Saham AS

AALI: Laba Bersih Naik Tajam, Bagaimana Proyeksi Sahamnya?

Penulis

Di tengah produksi yang menurun, ternyata AALI mampu meningkatkan performa laba hingga 425 persen. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sampai sejauh mana peluang kenaikan harga saham AALI selanjutnya?

Probalibilitas kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan November hanya sekitar 22%. Artinya, peluang melemah lebih besar dibandingkan penguatan. Memilih saham yang berpotensi menguat pun menjadi tantangan tersendiri.

Namun, kami sedikit mendapat pencerahan dikarenakan adanya rilis laporan keuangan kuartal-III yang saat ini sedang berlangsung. Salah satu emiten yang kami pantau ialah Astra Agro Lestari (AALI).

Kinerja operasional dari sisi produksi AALI tahun ini sebenarnya tidak terlalu positif; terlihat dari produksi Tandan Buah Segar (TBS) hingga September lalu yang hanya menghasilkan sekitar 3.4 juta ton, turun jika dibandingkan hasil tahun 2019 yang mampu menghasilkan 5 juta ton TBS. Produksi CPO hingga September pun hanya 1 juta ton, jauh di bawah produksi tahun 2019 yang mampu menghasilkan 1.6 juta ton. Sementara itu, Kernel hanya sekitar 218rb ton, jauh di bawah produksi tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 346rb ton.

Akan tetapi, volume penjualan AALI meningkat di 1H/20, yakni sebanyak +15.7% yoy, begitu juga dengan kenaikan harga jual rata-rata selama semester I tahun ini yang mencapai +21% yoy. Laba bersih AALI pun meningkat hingga 425% dibanding kuartal sebelumnya.

Kinerja Laba Bersih AALI

Laba Bersih AALISumber: Stockbit

 

Didukung Kenaikan Harga Komoditas

Harga CPO berbeda di tahun ini. Konsumsi tampak stabil meski di tengah pandemi COVID-19. Ini merupakan dampak dari siklus La Nina di Asia Tenggara dan Amerika Selatan yang juga berpengaruh terhadap pergerakan harga.

Kenaikan harga CPO didukung oleh rendahnya produksi akibat musim kemarau panjang tahun lalu yang berdampak hingga saat ini. Rendahnya produksi tidak menurunkan permintaan CPO, karena pada akhir tahun nanti, permintaan ke India dan China akan meningkat, di mana India akan merayakan festival Diwali sementara China akan merayakan Imlek awal tahun depan.

Kami melihat risiko La Nina akan membuat aktivitas panen menjadi terganggu dan kerusakan stok akan terjadi. Secara historis, kondisi cuaca buruk dapat menjadi katalisator jangka pendek untuk harga CPO. Tetapi pada akhirnya, dinamika penawaran dan permintaan akan menentukan tren harga dalam jangka panjang.

Lantas, bagaimana outlook di jangka panjang? Menurut riset yang dilakukan oleh DBS Asian, populasi penduduk dunia yang terus bertambah akan tetap menjadi pendorong utama permintaan CPO berbasis pangan. Permintaan CPO global sendiri tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar +5.7% pada FY17-21F.

Permintaan CPO terkait makanan akan tetap menjadi tulang punggung CPO di masa mendatang, terutama sebagai bahan pokok konsumen. Beberapa contohnya seperti minyak goreng, bahan pendukung kue kering, dan kosmetik.

Perbaikan kinerja tampaknya sudah di antisipasi oleh market sebelumnya, market melihat kenaikan harga CPO dari akhir April hingga awal Oktober terpantau naik +41%, dan sejak (Agustus-Oktober) terapresiasi +21%.

 

Proyeksi Harga Saham AALI

Perbandingan EPS tahun 2018 dan 2017 adalah 747 versus 1044. Harga rata-rata AALI ada di range 13,500-15,000. Secara fundamental, tidak menutup peluang harga saham AALI mencoba mengarah ke level tersebut.

Perbandingan Rasio Keuangan AALI

Rasio Keuangan AALI

Sumber: Stockbit

Yang jadi pertanyaan, berapa banyak lagi potensi kenaikan harga saham AALI setidaknya hingga akhir tahun?

  1. Probabilitas kenaikan di bulan November sebesar 56% dalam 10 tahun terakhir, dan 67% di bulan Desember. Dengan IHSG yang hanya 22% di November dan 100% di Desember, maka tidak banyak emiten yang memiliki kenaikan di atas 50% di bulan November, termasuk AALI.
  2. Pergerakan jangka panjang saham AALI berkorelasi positif dengan naik turunnya EPS. Di 2020, laba bersih AALI jelas lebih baik dibandingkan tahun lalu. Namun yang jadi persoalan, harga sahamnya sudah reli duluan.
  3. Menurut konsensus analis, harga wajar rata-rata AALI ada di level 14,400, tidak jauh berbeda dengan view secara teknikal yang memiliki level resistance di level 13,500 dan 15,000. Berapa harga saham AALI saat ini? 10,875 per 27 Oktober 2020.

Kosensus Analis Harga Wajar AALI

Konsensus Analis untuk AALI

Sumber: Yahoo Finance

 

Dividen Yield AALI Naik Tahun Depan

Astra Agro Lestari cukup rajin dalam memberikan dividen, dengan payout ratio rata-rata 45% setiap tahunnya, dan tentunya yield ditentukan oleh kinerja komponen laba bersih per saham. Seperti yang telah dijelaskan di atas, investor bisa berpeluang mendapatkan yield yang lebih besar di tahun depan, mengingat kinerja di tahun 2020 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Pergerakan Harga AALI secara Teknikal

Teknikal AALI

Yang patut menjadi catatan adalah, dividen yield AALI tidak lebih dari 3%, dengan total yield 5 tahun terakhir sekitar 2.77%. Jadi, sebaiknya investor mengejar Capital Gain.

Download Seputarforex App

Arsip Analisa By : Aditya Putra
294520
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.