Harga Emas Naik Setelah FOMC Memperjelas Sinyal Rate Cut
202
|
Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (8 Maret 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, harga emas berbalik menguat setelah gagal menembus support 1282. Logam mulia ditutup pada USD1298.18 per troy ounce, atau menguat tipis 0.37% dibandingkan penutupan minggu sebelumnya. Selain harga yang telah jenuh jual (oversold), penguatan emas di akhir pekan juga disebabkan oleh data Non Farm Payrolls (NFP) AS bulan Februari yang mengecewakan, dan kekhawatiran pelaku pasar akan prospek perlambatan pertumbuhan global setelah ECB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Eurozone.
Minggu ini akan ada beberapa data dan peristiwa penting dari AS, yaitu data inflasi di tingkat konsumen (CPI) dan produsen (PPI) bulan Februari, penjualan ritel bulan Januari, Durable Goods Orders, serta pidato ketua The Fed Powell dan Fed Brainard. CPI y/y Februari diperkirakan naik 1.6%, sama dengan bulan sebelumnya, sementara penjualan ritel Januari diperkirakan stagnan atau 0.0%, lebih baik dari bulan sebelumnya yang turun 1.2%. Kedua data ini akan digunakan sebagai pertimbangan The Fed dalam menentukan kenaikan suku bunga tahun ini.
Secara teknikal, XAU/USD masih cenderung bearish, tetapi sebagian besar pelaku pasar memperkirakan akan berlanjut bullish, menyusul lonjakan di akhir pekan yang cukup signifikan.
Dari survei yang dilakukan Kitco.com, untuk minggu ini, 86% pemain Wall Street memprediksi harga emas akan berlanjut bullish, 7% bearish, dan 7% netral (cenderung bergerak sideways). Sementara 51% pemain Main Street memprediksi bullish, 33% bearish, dan 16% netral.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Secara teknikal, emas masih cenderung bearish menyusul terbentuknya pola head and shoulders, dan harga telah menembus neckline. Tampak terjadi koreksi bullish dengan terbentuknya bullish engulfing candle, setelah harga gagal menembus level support 1282. Akan tetapi, pergerakan bullish tersebut tidak dikonfirmasi oleh indikator trend.
- Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI masih berada di bawah center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Resistance kuat ada pada level 1302.97 (38.2% Fibo Retracement). Selama harga masih berada di bawah level tersebut, maka bias masih bearish dengan support kuat pada level 1276 (61.8% Fibo Retracement).
Level Pivot mingguan : 1293.12
Resistance : 1302.97 (level 38.2% Fibo Retracement) ; 1319.51 (23.6% Fibo Retracement) ; 1330.00 ; 1346.60 ; 1351.66 ; 1363.27 ; 1376.43 ; 1382.18 ; 1391.61 ; 1407.29.
Support : 1295.00 ; 1289.50 (50% Fibo Retracement) ; 1282.50 ; 1276.00 (61.8% Fibo Retracement) ; 1265.58 ; 1259.55 (76.4% Fibo Retracement) ; 1250.00 ; 1242.50 ; 1232.80 ; 1225.70 ; 1218.45 ; 1211.80 ; 1205.00 ; 1196.18 ; 1185.00 ; 1171.80 ; 1160.05 ; 1146.00 ; 1136.60 ; 1122.63 ; 1113.40 ; 1097.33 ; 1076.98.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 144 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing Low: 1232.81 (harga terendah 14 Desember 2018).
- Titik Swing High : 1346.61 (harga tertinggi 20 Februari 2019).