EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,161.14   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 40 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 40 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 41 menit lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 47 menit lalu, #Saham AS

Analisa Emas Mingguan: Perundingan AS-China Dan Kemelut Politik Inggris

Penulis

Minggu lalu, harga emas melemah oleh optimisme berakhirnya perang dagang AS-China. Minggu ini, gejolak politik di Inggris dan isu tersebut masih akan menjadi pemicu utama.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (18 Januari 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

Tinjauan Fundamental

Perkembangan situasi politik di Inggris terkait Brexit berjalan begitu cepat dan tak terduga, sehingga kurang bisa dicerna pasar dengan maksimal. Mulai dari voting draft kesepakatan Brexit yang berakhir dengan kekalahan Perdana Menteri Theresa May, disusul dengan voting mosi tidak percaya atas pemerintahan May sehari kemudian. Saat ini, pelaku pasar masih wait and see menunggu rancangan kesepakatan Brexit Plan B yang akan diajukan Perdana Menteri May di minggu ini.

Merespon kondisi tersebut, aset safe haven emas bergerak sideways dalam range yang sempit. Investor memilih bermain aman menunggu hasil akhir Brexit yang diperkirakan berpotensi mempengaruhi perekonomian global.

Di akhir pekan, perhatian pasar beralih ke perundingan dagang AS-China. Harga logam mulia mengalami depresiasi setelah timbul optimisme akan berakhirnya perang dagang AS-China. Ini terjadi setelah beredar berita mengenai rencana kunjungan wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington akhir bulan ini, untuk berunding dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengenai kemungkinan penghapusan bea masuk produk-produk dari China.

Berakhirnya perang dagang tentu akan berdampak positif pada pertumbuhan kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut, sehingga akan memicu risk appetite. Optimisme akan berakhirnya perang dagang menyebabkan harga logam mulia melemah 0.49% sepanjang minggu lalu, sebelum ditutup pada level 1281.20.

Minggu ini tidak ada rilis data ataupun peristiwa penting dari AS. Pelaku pasar masih akan mencermati perundingan dagang AS-China dan perkembangan politik di Inggris. Dari survei yang dilakukan Kitco.com, untuk minggu ini pemain Wall Street berimbang; 33% memprediksi harga emas akan bullish, 33% bearish, dan 33% netral (cenderung bergerak sideways). Sementara itu, 58% pemain Main Street memprediksi bullish, 21% bearish, dan 21% netral.

Jika berlanjut melemah, support kuat XAU/USD ada pada level 1276.50 hingga 1265. Sedangkan jika menguat, resistance kuat ada pada 1295 hingga level psikologis 1300.

 

Tinjauan Teknikal

Analisa Emas 21-25 Januari

Chart Daily
:

Dari analisa minggu lalu, penerusan uptrend tidak terjadi setelah harga gagal menembus garis resistance segitiga dari pola pennant bullish. Sebaliknya, harga break garis support segitiga dan kurva middle band indikator Bollinger Bands. Keadaan ini menunjukkan terjadinya koreksi, dengan support kuat pada level terendah segitiga, yaitu 1276.50.

Belum bisa dipastikan terjadi trend reversal atau pembalikan arah trend dari bullish ke bearish, selama harga masih berada di atas level 50% Fibonacci Retracement (sekitar 1265), yang merupakan level tengah flagpole dari pola pennant.

Saat ini harga masih cenderung bergerak bearish, didukung oleh:

  1. Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR pindah ke atas bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  3. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang kuat.

Level Pivot mingguan : 1285.82

Resistance : 1292.50 ; 1300.00 ; 1306.90 ; 1313.40 ; 1319.73 ; 1327.50 ; 1355.00 ; 1361.63 ; 1365.95 ; 1375.10 ; 1392.04 ; 1416.29 ; 1433.70.

Support : 1276.50 ; 1265.58 (level 50% Fibo Retracement) ; 1257.84 (61.8% Fibo Retracement) ; 1250.00 ; 1242.50 ; 1232.80 ; 1225.70 ; 1218.45 ; 1211.80 ; 1205.00 ; 1196.18 ; 1185.00 ; 1171.80 ; 1160.05 ; 1146.00 ; 1136.60 ; 1122.63 ; 1113.40 ; 1097.33 ; 1076.98.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 144 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :

  • Titik Swing Low: 1232.81 (harga terendah 14 Desember 2018).
  • Titik Swing High: 1298.42 (harga tertinggi 4 Januari 2019).

Arsip Analisa By : Martin
287065
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.