Uang Rupiah Kuno Sebaiknya Jangan Dibuang, Ini Alasannya
4688
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar tanggal 17 Juni 2019, juga dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Seiring dengan rebound indeks USD, mata uang Asia termasuk Rupiah mengalami depresiasi. Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14325 per US Dollar, atau melemah 0.35% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Dari dalam negeri, data cadangan devisa bulan Mei yang berkurang USD4 miliar dan turunnya penjualan ritel bulan April berdampak negatif pada mata uang Garuda.
Selain itu, faktor eksternal yang menyebabkan pelemahan Rupiah adalah membaiknya data penjualan ritel AS bulan Mei. Meski inflasi AS melambat, naiknya penjualan ritel dalam 3 bulan terakhir menunjukkan daya beli konsumen yang masih solid, sehingga semakin memperkecil peluang pemotongan suku bunga di bulan ini. Sentimen eksternal lainnya adalah kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan stimulus tambahan, yang diterapkan guna memulihkan ekonomi Eurozone akibat ketidakpastian ekonomi global dan belum tuntasnya proses Brexit.
Meski demikian, Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7 day Repo Rate) pada level +6.00% dalam Rapat Dewan Gubernur tanggal 19-20 Juni mendatang. Sementara itu, FOMC yang akan mengadakan meeting pada waktu hampir bersamaan diperkirakan juga masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level +2.50%.
Statement FOMC akan dirilis lebih awal dari Statement BI. Fokus pasar akan tertuju pada isi Statement, proyeksi ekonomi, dan pernyataan ketua Jerome Powell dalam konferensi pers. Jika secara keseluruhan sikap The Fed dianggap dovish, maka hampir bisa dipastikan USD akan melemah, dan Rupiah akan kembali menguat. Sebaliknya, jika FOMC hawkish dan tidak memberi isyarat rate cut, maka sentimen pasar terhadap USD akan berlanjut bullish, yang berarti Rupiah akan semakin lemah.
Secara teknikal, Rupiah masih cenderung melemah dengan resistance terdekat antara 14355 hingga 14400 per USD.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Selasa, 18 Juni 2019:
- Jam 17:00 WIB: penjualan mobil di Indonesia bulan Mei 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: -17.8%.
Kamis, 20 Juni 2019:
- Jam 14:30 WIB: suku bunga Bank Indonesia bulan Juni 2019: bulan sebelumnya: +6.00%. Perkiraan: +6.00%.
Jumat, 21 Juni 2019:
- Jam 14:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Mei 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +11.05%. Perkiraan: +10.70%.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Statement dan konferensi pers FOMC, Building Permits, serta indeks Philly Fed Manufacturing.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR cenderung bullish (Rupiah cenderung melemah), setelah harga menembus kurva resistance EMA 89. Kecenderungan ini didukung oleh beragam indikasi berikut:
- Harga berada di atas kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR pindah ke bawah bar candlestick.
- Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.
Konfirmasi buy jika kurva indikator MACD telah berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
Level Pivot mingguan : 14286.67
Resistance : 14355.00 ; 14398.74 (level 23.6% Fibo Retracement) ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14520.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support : 14320.63 (38.2% Fibo Retracement) ; 14255.86 (50% Fibo Retracement) ; 14205.00 ; 14152.00 ; 14100.00 ; 14055.00 ; 13990.00 ; 13885.00 ; 13736.00 ; 13587.31 ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing Low: 13990.00 (harga terendah 18 April 2019).
- Titik Swing High: 14525.00 (harga tertinggi 22 Mei 2019).