EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,123.43   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Analisa Rupiah Mingguan: GDP, Core PCE, Dan Kepercayaan Konsumen AS

Penulis

Minggu lalu, Rupiah menguat akibat rebound IHSG pasca kerusuhan, dan ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan. Minggu ini, GDP dan Core PCE AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (24 Mei 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Menjelang akhir pekan, Rupiah berbalik menguat dan ditutup pada level 14385 per USD, atau lebih tinggi 0.41% dibandingkan penutupan minggu sebelumnya. Mata uang Garuda sempat menyentuh level 14525 menyusul terjadinya kerusuhan di Jakarta dan rilis notulen FOMC yang dianggap hawkish. Capital outflow yang menyebabkan tersungkurnya nilai tukar Rupiah juga tampak dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral melakukan intervensi, baik di pasar valuta asing maupun lewat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Pasca terjadinya kerusuhan dan rebound IHSG, Rupiah menguat cukup signifikan dan bahkan menjadi yang terbaik di antara mata uang Asia.

Faktor lain pendukung penguatan Rupiah di akhir pekan lalu adalah meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada akhir tahun ini, dan data ekonomi AS yang di bawah perkiraan, terutama PMI Manufaktur dan Durable Goods Orders.

Minggu ini tidak ada rilis data penting dari dalam negeri, sementara dari AS akan dirilis Preliminary GDP AS kuartal pertama yang diperkirakan turun ke +3.1% dibandingkan data Advance yang +3.2%, Core PCE Price Index bulan April yang diperkirakan naik ke +0.2%, dan indeks kepercayaan konsumen versi CB dan UoM.

Secara fundamental dan teknikal, Rupiah diperkirakan masih akan berlanjut menguat, dengan support pada level 14300 hingga 14200.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental:

Jumat, 31 Mei 2019:

  • Jam 16:15 WIB: Uang beredar M2 di Indonesia bulan April 2019 y/y: bulan sebelumnya: +6.5%.

Analisa Rupiah Mingguan: GDP, Core PCE

 

Senin, 3 Juni 2019:

  • Jam 07:30 WIB: Indeks Manufacturing PMI Indonesia versi Nikkei bulan Mei 2019: bulan sebelumnya: 50.4. Perkiraan: 50.9.

Analisa Rupiah Mingguan: GDP, Core PCE

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: GDP, Core PCE Price Index, indeks kepercayaan konsumen versi CB dan UoM, juga pidato Fed Williams.

 

Tinjauan Teknikal

Analisa Rupiah Mingguan: GDP, Core PCE

 

Chart Daily:

USD/IDR konsolidasi dengan kecenderungan bearish (Rupiah masih cenderung menguat), setelah harga kembali menembus kurva SMA 200-day dan berada di bawahnya. Kondisi ini didukung oleh:

  1. Kurva indikator MACD yang berimpit dengan kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di sekitar level 0.00, yang menunjukkan konsolidasi.
  2. Titik indikator Parabolic SAR pindah ke atas bar candlestick, menunjukkan pergerakan bearish.
  3. Garis histogram warna hijau pada indikator ADX semakin pendek, menunjukkan semakin lemahnya sentimen bullish.

 

Level Pivot mingguan : 14451.66

Resistance : 14520.00 ; 14547.85 (123.6% Fibo Expansion) ; 14614.54 (138.2% Fibo Expansion) ; 14650.00 ; 14721.83 (161.8% Fibo Expansion) ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 14385.00 ; 14335.14 (76.4% Fibo Expansion) ; 14269.00 (61.8% Fibo Expansion) ; 14214.44 (50% Fibo Expansion) ; 14161.90 (38.2% Fibo Expansion) ; 14095.22 (23.6% Fibo Expansion) ; 14055.00 ; 13990.00 ; 13885.00 ; 13736.00 ; 13587.31 ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 144 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion:

  • Titik 1: 13885.00 (harga terendah 6 Februari 2019).
  • Titik 2: 14335.00 (harga tertinggi 8 Maret 2019).
  • Titik 3: 13990.00 (harga terendah 18 April 2019).

Arsip Analisa By : Martin
288668
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.