Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (28 Juni 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Sepanjang minggu lalu, Rupiah bergerak sideways dan ditutup pada level 14127.50 per US Dollar, atau menguat tipis 0.2% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Dibandingkan dengan mata uang Asia lain, penguatan Rupiah terbatas atau tidak maksimal, karena sentimen politik dalam negeri terkait sidang perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi (MK).
Padahal, seharusnya Rupiah bisa melesat lebih jauh pasca rilis data neraca perdagangan bulan Mei yang di luar dugaan bisa surplus. Meski demikian, pelemahan mata uang Garuda terbatas hingga level 14185 saja, dan kembali mengalami apresiasi setelah MK mengumumkan kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Minggu ini, pelaku pasar akan fokus pada hasil pertemuan presiden AS Donald Trump dan presiden China Xi Jinping pada KTT G20, serta data tenaga kerja AS (Non Farm Payrolls, upah dan pengangguran). Dari dalam negeri akan ada dua data penting, yaitu inflasi dan cadangan devisa (cadev) untuk bulan Juni.
Dari berita yang telah beredar, pertemuan Trump dan Xi berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata perang dagang, berupa penundaan bea masuk baru untuk produk-produk dari China. Trump juga mencabut embargo atas Huawei Technologies Co. Ltd untuk membeli produk-produk dari perusahaan AS.
Analis memperkirakan hasil deal positif antara kedua pemimpin negara ekonomi terbesar dunia tersebut akan menimbulkan risk appetite yang bisa berdampak positif bagi mata uang negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
Secara fundamental dan teknikal, Rupiah masih cenderung menguat, dengan support kuat pada level 14080 hingga 14040.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Senin, 1 Juli 2019:
- Jam 07:30 WIB: Indeks Manufacturing PMI Indonesia versi Nikkei bulan Juni 2019: bulan sebelumnya: 51.6. Perkiraan: 51.2.
- Jam 11:00 WIB: CPI total Indonesia bulan Juni 2019 y/y: bulan sebelumnya: +3.32% (tertinggi dalam dsejak April 2018). Perkiraan: +3.18%.
- CPI total Indonesia bulan Juni 2019 m/m: bulan sebelumnya: +0.68% (tertinggi sejak Desember 2017). Perkiraan: +0.54%.
- CPI inti Indonesia bulan Juni 2019 y/y : bulan sebelumnya: +3.12%. Perkiraan: +3.12%.
Jumat, 5 Juli 2019:
- Jam 12:00 WIB: Cadangan devisa (Cadev) Indonesia bulan Juni 2019 month over month (m/m): bulan sebelumnya: USD120.3 miliar (terendah dalam 4 bulan). Perkiraan: USD118.4 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Non Farm Payrolls, upah rata-rata, ISM Manufacturing dan Non Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato Fed Williams.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Dari penunjukan indikator trend, USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat):
- Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Level Pivot mingguan : 14135.83
Resistance : 14185.00 ; 14205.00 (level 50% Fibo Retracement) ; 14280.52 (38.2% Fibo Retracement) ; 14355.00 ; 14373.96 (23.6% Fibo Retracement) ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14520.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support : 14080.00 ; 14036.04 (76.4% Fibo Retracement) ; 13990.00 ; 13950.00 ; 13885.00 ; 13736.00 ; 13587.31 ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
- Titik Swing Low: 13885.00 (harga terendah 6 Februari 2019).
- Titik Swing High: 14525.00 (harga tertinggi 22 Mei 2019).