ECB akan menggelar rapat reguler minggu ini, dan pernyataan Draghi kemungkinan kembali menjadi penentu arah Euro.
Euro melemah tajam minggu lalu karena data ekonomi dan pernyataan Presiden ECB Mario Draghi yang mengindikasikan ekonomi kawasan masih lesu. Data PDB Jerman menunjukkan perlambatan tajam, hanya tumbuh 1.5% selama 2017, jauh lebih rendah dari 2018 yang mencapai 2.2%. Ini merupakan angka terendah dalam lima tahun. Data ekonomi Zona Euro juga menunjukkan angka yang mengecewakan, seperti aktivitas bisnis dan output industri. Apalagi, ECB juga memangkas proyeksi pertumbuhan Zona Euro untuk 2019.
Tekanan ke Euro datang setelah Draghi mengatakan kinerja ekonomi lebih lesu dari yang diperkirakan. Dalam pidato di hadapan Parlemen Eropa minggu lalu, Draghi menyampaikan bahwa ketidakpastian dan faktor global masih menjadi perhatian. Alhasil, kebijakan akomodatif masih diperlukan. Pernyataan itu juga menjadi pertanda bahwa masih terlalu dini bagi ECB untuk menaikkan suku bunga.
Informasi terakhir mengenai inflasi menjadi bukti bahwa penurunan tajam harga energi sejak Oktober memberi dampak negatif pada indeks harga konsumen; angka final inflasi untuk Desember menunjukkan 1.6% secara year-on-year. Dengan inflasi masih di bawah target 2%, sepertinya sulit bagi ECB untuk mulai menyuarakan sinyal pengetatan. Sampai tahun lalu, kenaikan suku bunga diproyeksikan baru bisa dilakukan pada musim panas 2019. Namun dengan ketidakpastian yang ada saat ini, kenaikan suku bunga mungkin saja bisa mundur.
Banyak kalangan yang skeptis bahwa Draghi akan menyampaikan pernyataan yang optimis terkait ekonomi dan arah kebijakan. Draghi kemungkinan tidak akan mengungkapkan banyak hal, atau hanya mengulang risiko ekonomi yang sedang berjalan seperti perang dagang, Brexit, dan perlambatan global. Akan tetapi, menurut pengamatan , Euro bisa saja menguat bila ternyata Draghi tidak se-dovish yang diperkirakan sebelumnya. Kondisi ekonomi Zona Euro memang masih lesu, tapi belum mencapai tingkat yang membahayakan seperti resesi.
Selain rapat reguler ECB, ada data ekonomi Zona Euro yang terjadwal minggu ini. Salah satunya yaitu indeks sentimen ekonomi Jerman yang diperkirakan tidak mengalami banyak perbaikan. Data lainnya adalah indeks PMI Jasa untuk Januari yang juga akan diumumkan pada Kamis (24/Januari). Meski ada sedikit peningkatan dari Desember, sepertinya kondisi bisnis belum menunjukkan perubahan besar.
Sebenarnya, Euro sedang dalam jalur pemulihan di akhir tahun lalu setelah menyentuh level terendah dalam 20 bulan pada November. Sayangnya, memasuki awal tahun ini, muncul tekanan dari data ekonomi yang buruk. Meski berfluktuasi, posisi Euro kini masih lebih baik dari dua bulan yang lalu. Namun patut diwaspadai tekanan yang dapat menyebabkan kegagalan fase pemulihan ini.
Ulasan Teknikal
Setelah sempat menembus resistance 1.15000, pair EUR/USD gagal bertahan di atas level psikologi tersebut. Pair ini bahkan turun ke bawah support 1.14184 yang kemudian menjadi area resistance. Namun, mencermati bahwa koreksi EUR/USD tersebut belum mengubah trend bulish jangka menengahnya. Hal ini terlihat dari harga yang masih mampu bertahan di atas support trendline di kisaran 1.13400.
Selama support bertahan, masih ada peluang bagi EUR/USD untuk bullish, dengan resistance terdekat ada di kisaran 1.14184. Penembusan resistance tersebut akan membuka potensi kenaikan lanjutan untuk kembali menguji area resistance di 1.15000-1.15692. Sementara itu, trend bullish jangka menengah berakhir jika harga gagal bertahan di support trendline tersebut, dan melanjutkan penurunan menuju kisaran 1.12982-1.12152.
Untuk minggu ini, kami memperkirakan pair EUR/USD akan cenderung bullish, dan akan bergerak di kisaran:
- Support: 1.13400, 1.12982, 1.12152.
- Resistance: 1.14184, 1.15000, 1.15692.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.