EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,049.38   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

AS - China Akan Dialog, Harga Emas Rontok

Penulis

Minggu lalu, harga emas ditutup melemah oleh optimisme pasar akan perungingan dagang AS-China bulan depan. Minggu ini, data CPI, PPI, dan Retail Sales AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (6 September 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah mencapai level tertinggi 6 tahun pada 1556.92, harga emas mengalami koreksi dan ditutup pada 1507.15 minggu lalu, atau melemah 1.03% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Pelemahan beruntun dalam dua hari di akhir pekan tersebut dipicu oleh kabar kesepakatan antara AS dan China untuk kembali ke meja perundingan pada bulan depan, guna menyelesaikan sengketa dagang antar kedua negara.

Menurut pernyataan resmi dari kementerian perdagangan China, delegasi dari kedua negara akan menggelar konsultasi pada pertengahan bulan September ini, sebagai persiapan perundingan tatap muka pada bulan Oktober. Berita ini menghapus kekhawatiran pelaku pasar akan semakin berlarutnya perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu.

Investor mengatur portofolionya dengan masuk ke asset berisiko dan melepas asset safe haven termasuk emas. Pasca rilis berita tersebut, indeks harga saham di pasar Asia dan New York mengalami kenaikan yang signifikan, seiring dengan optimisme pasar akan berakhirnya perang dagang.

Harga emas sempat naik setelah rilis data Non Farm Payrolls AS bulan Agustus di bawah perkiraan, tetapi kembali melemah sebagai respon atas pidato ketua The Fed Powell di Swiss yang dianggap hawkish. Meski NFP bulan Agustus turun, tapi Powell melihat bahwa outlook ekonomi AS ke depan masih positif, dengan pasar tenaga kerja yang masih sehat. Yang penting untuk digarisbawahi adalah pernyataannya bahwa bank sentral tidak memproyeksikan atau mengharapkan terjadinya resesi.

Pernyataan orang nomor satu The Fed tersebut dianggap sebagai Statement awal sebelum FOMC meeting yang akan digelar tanggal 18-19 mendatang. Rate Cut sebesar 0.25% pada pertemuan telah diperhitungkan pasar, dengan persentase kemungkinan mencapai 91.2% (menurut CME FedWatch). Namun, kebijakan pelonggaran yang berkelanjutan akan bergantung pada data ekonomi dan perkembangan perundingan dagang. Rilis data penting dari AS minggu ini adalah inflasi (CPI dan PPI) dan penjualan ritel bulan Agustus.

Survei yang dilakukan Kitco.com menunjukkan bahwa pemain Wall Street dan Main Street memperkirakan minggu depan emas berpotensi kembali bullish. Sekitar 60% pemain Wall Street memperkirakan bullish, 20% bearish, dan 20% lagi netral atau sideways. Sementara itu, 58% pemain Main Street memperkirakan bullish, 25% bearish, dan 17% netral.

 

Tinjauan Teknikal

AS - China Akan Dialog, Harga Emas

 

Chart Daily:

Setelah mencapai resistance kuat di 1555, terjadi koreksi (retracement) bearish menyusul terjadinya divergensi bearish indikator RSI, dan terbentuknya bearish engulfing candle. Dari penunjukan indikator trend pada time frame daily di atas, saat ini pergerakan XAU/USD masih cenderung bearish:

  1. Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.

Support kuat ada pada 1497.03 (level 38.2% Fibo Retracement) hingga kurva EMA 34. Jika harga menembus 50% Fibo Retracement, kemungkinan pergerakan emas akan berlanjut bearish. Untuk konfirmasi, sell jika kurva indikator RSI telah berada di bawah center line (level 50.0).

Level Pivot mingguan: 1522.17

Resistance: 1519.90 (23.6% Fibo Retracement) ; 1535.00 ; 1556.92 ; 1582.49 ; 1614.63 ; 1646.25 ; 1665.45 ; 1681.26 ; 1697.08.

Support: 1497.03 (38.2% Fibo Retracement) ; 1478.36 (50% Fibo Retracement) ; 1459.70 (61.8% Fibo Retracement) ; 1436.82 (76.4% Fibo Retracement) ; 1424.00 ; 1410.90 ; 1400.00 ; 1383.00 ; 1373.00 ; 1358.00 ; 1348.00 ; 1332.44 ; 1319.75 ; 1309.00 ; 1297.00 ; 1285.15 ; 1275.00 ; 1266.16 ; 1253.28 ; 1242.50 ; 1231.15 ; 1218.45 ; 1211.80 ; 1204.02.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14).

Fibonacci Retracement:

  • Titik Swing Llow: 1400.37 (harga terendah 1 Agustus 2019).
  • Titik Swing High: 1556.92 (harga tertinggi 4 September 2019).

Arsip Analisa By : Martin
289984
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.