Harga Emas Naik Setelah FOMC Memperjelas Sinyal Rate Cut
140
|
Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 18 Desember 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, harga emas kembali mengalami apresiasi dan ditutup pada level USD1880.34 per troy ounce, menguat 2.2% dibandingkan minggu sebelumnya. Emas mengalami kenaikan selama 3 minggu berturut-turut akibat merosotnya indeks US Dollar hingga ke level 89.7, terendah sejak bulan April 2018. Selain itu, pelaku pasar menahan diri untuk masuk ke asset berisiko menjelang liburan akhir tahun.
Anjloknya US Dollar terutama dipicu oleh pernyataan The Fed yang dovish. Dalam rapatnya minggu lalu, bank sentral AS tersebut berkomitmen untuk menjalankan program pembelian obligasi hingga perekonomian menunjukkan pemulihan. Selain itu, ketua Jerome Powell juga menegaskan akan mempertahankan suku bunga acuan tetap rendah hingga waktu yang cukup lama. Dalam dot plot The Fed, suku bunga diproyeksikan baru akan naik pada tahun 2023.
Pekan ini, harga logam mulia diperkirakan masih naik oleh ekspektasi akan cairnya stimulus fiskal di AS dalam waktu dekat. House dan Senat telah mencapai kesepakatan stimulus senilai USD900 miliar. Dana tersebut mencakup bantuan langsung tunai, tapi belum termasuk subsidi untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal. Perundingan masih akan dilakukan untuk mendapat persetujuan kedua belah pihak. Data penting minggu ini adalah Final GDP AS kuartal ketiga.
Survei yang dilakukan Kitco.com menunjukkan, sekitar 79% pemain Wall Street memperkirakan minggu ini harga emas akan bullish, 7% bearish, dan 14% memperkirakan netral atau sideways. Sementara itu, 75% pemain Main Street memperkirakan bullish, 14% bearish, dan 11% netral.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily
Pergerakan harga masih cenderung bullish setelah menembus kurva resistance EMA55. Kondisi ini didukung oleh penunjukan indikator trend dan momentum berikut ini:
- Harga berada dekat kurva upper band indikator Bollinger Bands, sedangkan titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
- Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berwarna hijau yang menunjukkan sentimen bullish.
- Harga penutupan berada di atas level pivot mingguan.
Resistance kuat berada pada level 1900 hingga 1919 (sekitar 50% Fibo Retracement), sementara support kuat pada level 1856 hingga 1837 (sekitar 23.6% Fibo Retracement).
Level pivot mingguan: 1865.08
Resistance: 1900.00 ; 1919.35 (50% Fibo Retracement) ; 1933.00 ; 1956.27 (61.8% Fibo Retracement) ; 1974.00 ; 2001.66 (76.4% Fibo Retracement) ; 2015.67 ; 2049.00 ; 2075.19.
Support: 1856.30 ; 1837.03 (23.6% Fibo Retracement) ; 1817.00 ; 1800.00 ; 1764.25 ; 1739.00 ; 1721.00 ; 1700.00 ; 1685.00 ; 1670.60 ; 1652.00 ; 1640.00 ; 1625.00 ; 1607.00 ; 1588.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing High: 2075.19 (harga tertinggi 7 Agustus 2020).
- Titik Swing Low: 1764.25 (harga terendah 30 November 2020).