EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 20 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 21 jam lalu, #Saham AS

Emas Semakin Berkilau Di Tahun 2019, Benarkah?

Penulis

Harga emas berfluktuasi tajam sepanjang tahun ini dan sempat terpuruk ke level terendah 20 bulan. Kini, emas terus menanjak dan outlook-nya diproyeksi semakin cerah tahun depan.

Sejak menyentuh level terendah 20 bulan pada Agustus lalu, harga emas terus naik dan kemarin (20/Desember) sempat meraih level tertinggi 6 bulan. Harga naik di sepanjang 4 bulan terakhir. Kenaikan harga emas bahkan terjadi meski Dolar masih tergolong bergerak menguat.

Harga emas mencapai puncaknya tahun ini di $1365 per troy ons pada bulan Januari. Sempat berkonsolidasi di kisaran $1300-$1365 sampai April, emas kemudian merosot dan membentuk Bottom di $1160 pada bulan Agustus. Dari sana, harga merangkak dan perlahan-lahan naik kembali memasuki kuartal keempat.

Kejatuhan harga tidak lepas dari pengetatan kebijakan yang dilakukan the Fed. Bank Sentral AS itu sudah menaikkan suku bunganya empat kali tahun ini ke 2.50%, yang merupakan tertinggi dalam satu dekade. Kenaikan itu dilakukan dalam rapat minggu ini. Rentetan kenaikan suku bunga tersebut menjadi salah satu faktor yang mengangkat Dolar; Indeks Dolar menyentuh level tertinggi 20 bulan di 97.71. Dolar sudah menguat selama hampir tiga kuartal, sehingga bisa dikatakan bahwa Dolar mendominasi pasar di tahun ini. Namun, GKInvest meyakini jika Dolar tidak mungkin menguat terus menerus, dan dominasinya suatu saat pasti akan berakhir.

Dolar masih menjadi penentu utama arah emas. Bila Greenback mengalami koreksi signifikan tahun depan, ada ruang bagi emas untuk melanjutkan tren kenaikannya. Serangkaian faktor yang berpotensi menyebabkan Dolar terkoreksi, salah satunya adalah perlambatan ekonomi AS tahun depan.

Pada dasarnya, ekonomi AS mencapai peak-nya pada tahun ini, dengan pertumbuhan mencapai 4.2% di kuartal kedua. Namun, bursa saham AS sedang mencatat performa terburuk dalam satu dekade. Sektor perumahan, salah satu indikator kesehatan ekonomi AS, mulai menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan. Investasi bisnis pun mulai melambat di kuartal ketiga. Efek pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah yang dicanangkan pada 2017 diperkirakan akan sirna. Selain itu, kenaikan suku bunga yang dilakukan the Fed mulai terasa pada perekonomian.

Dolar juga melemah tahun depan karena prospek selesainya normalisasi kebijakan the Fed. Dalam dot plot terbarunya, the Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga dua kali untuk tahun depan dan satu kali pada 2020. Tidak tertutup kemungkinan, the Fed kesulitan menaikkan suku bunganya tahun depan karena beragam kondisi. Bila Powell dkk semakin dovish tahun depan, Dolar akan semakin tertekan.

Hal lain yang dapat melemahkan Dolar tahun depan adalah membaiknya kondisi eksternal, salah satunya adalah kesepakatan antara AS dan China yang dapat mengakhiri perang dagang. Isu perang dagang merupakan salah satu ketidakpastian yang menyebabkan gejolak di pasar keuangan tahun ini. Patut disebutkan bahwa isu tersebut juga merupakan faktor yang melambungkan Dolar, karena mengangkat pamornya sebagai safe haven.

Sumber ketidakpastian berikutnya adalah Brexit. Bila Uni Eropa dan Inggris mencapai kesepakatan sebelum tenggat waktu Maret 2019, maka bisa mencegah gejolak ekonomi besar dan berpotensi memberi dampak positif ke sentimen pasar. Kalau proses transisi berjalan mulus, maka ketidakpastian global akan berkurang dan ini tentunya bisa bisa mengangkat Poundsterling.

Di sisi lain, emas juga bisa mendapat dorongan dari gejolak dan ketidakpastian pasar. Tahun depan, saham AS tidak akan mendapat dorongan dari pemotongan pajak. Merosotnya stabilitas pasar dan adanya pembenahan struktural akan mendukung permintaan emas. Investor akan terus mengandalkan emas sebagai instrumen diversifikasi yang efektif, dan pelindung terhadap risiko sistemik yang muncul dari gejolak pasar serta ketidakstabilan politik. Dengan kata lain, emas akan meraih kembali memuncaki status safe haven.

Harga emas kemungkinan mengakhiri tahun ini dengan penurunan tahunan pertama dalam tiga tahun terakhir. Sepanjang 2018, harga emas melemah 4%. Namun, sentimen sudah membaik dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini, harga sedang menuju performa kuartalan terbaik dalam dua tahun, terlihat dari kenaikan sebesar 3.5% yang tercatat di kuartal keempat tahun ini.

 

Ulasan Teknikal

Tren Bearish emas berakhir setelah harga menembus resistance trendline di kisaran 1205.00, dan menemukan support di 1181.900 yang diraih pada tanggal 16 Agustus. Harga kemudian melakukan konsolidasi dalam dua bulan terakhir pada kisaran support 1205.025, serta resistance 1250.080. Terlihat bahwa saat ini harga sudah lepas dari pola konsolidasi dan membentuk tren bullish baru, seiring dengan ditembusnya resistance tersebut.

Harga masih tertahan pada pada level Fibonacci 50% di kisaran 1262.345, yang saat ini akan menjadi area resistance terdekatnya. Jika ditembus, maka kenaikan bisa berlanjut menuju kisaran 1273.43, yang merupakan target Fibonacci Retracement dari penarikan garis resistance 1243.300 dan support 1205.025. Selanjutnya, harga juga bisa meraih target Fibonacci Retracement 61.8% di kisaran 1286.555 (penarikan trendline jangka panjang).

Analisa Emas GKInvest

Sementara itu, pola bullish bisa gagal jika harga berbalik turun ke bawah suppport 1250.0800 (sebelumnya resistance), dan menembus support trendline jangka menengah di kisaran 1232.795.

Hingga akhir tahun 2018 (akhir Q4), kecenderungan tren emas masih tetap bullish, sehingga GKInvest memperkirakan harga akan bergerak di rentang:

  • Suppport: 1250.080, 1232.795, 1220.000.
  • Resistance: 1262.345, 1273.430, 1286.555.

 

GKINVEST


GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.

Arsip Analisa By : GKInvest
286729
Penulis

GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi trader, seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Profil Selengkapnya