Risk appetite atau sentimen terhadap aset berisiko mendominasi perdagangan dalam dua hari terakhir. Hal ini menyusul rilis data inflasi AS terbaru yang membukukan angka lebih kecil dari ekspektasi. Euro dan Pound naik tajam versus Dolar AS, terdongkrak pergeseran proyeksi pasar terhadap laju kenaikan suku bunga Federal Reserve, dari yang sebelumnya 75 basis poin (bps) menjadi 50 bps untuk kenaikan berikutnya.
Pada time frame Weekly, pasangan mata uang EUR/USD dan GBP/USD sama-sama berpeluang naik mendekati level keseimbangan (50% retracement) jangka menengah hingga panjang. Skenario ini terkonfirmasi dengan penutupan candlestick Weekly di atas level 23.6% retracement.
EUR/USD
Bias jangka menengah-panjang cenderung negatif karena masih bergerak di bawah kurva MA-50 (sekarang di 1.0625). Namun, indikator RSI kini berada di teritori positif, mendukung skenario upswing menuju 38.2% retracement yang berdekatan dengan MA-50 sebagai target pertamanya.
Level-level resistance Weekly yang berlokasi di antara 38.2% hingga 50% retracement antara lain adalah: 1.0726, 1.0788, dan 1.0878.
GBP/USD
Kondisi teknikal Pound versus Dolar AS berbeda dengan EUR/USD. Harga bergerak di bawah kurva MA-50 (sekarang di 1.2507), sementara indikator RSI masih berada sedikit di bawah level keseimbangannya. Akan tetapi, GBP/USD naik menembus 23.6% retracement dan bahkan mampu menyentuh level 38.2% retracement setelah candlestick Weekly menutup posisi di level 1.1832.
Jika Anda termasuk trader yang juga mengandalkan pengamatan price action, maka indikasi kuat dari pergerakan retracement relatif lebih mudah terbaca ketimbang EUR/USD. Ini setelah terjadinya spike lower shadow di bulan September lalu yang mencerminkan respons kuat buyers pada saat indikator RSI memasuki wilayah oversold ekstrem.
Level-level resistance Weekly yang berlokasi di antara 38.2% hingga 50% retracement antara lain adalah: 1.1958, 1.2073, dan 1.2250.
