EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 20 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 20 jam lalu, #Saham AS

Fokus Emas Pekan Ini: Virus Corona Dan Data Tenaga Kerja AS

Penulis

Minggu lalu, harga emas ditutup menguat akibat kekhawatiran pasar akan dampak virus corona dan Statement The Fed yang dovish. Minggu ini, virus corona dan tenaga kerja AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (31 Januari 2020), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Virus corona menimbulkan ketidakpastian baru. Penyebarannya berlangsung dengan sangat cepat. Hingga saat ini, sudah ada 25 negara yang memiliki pasien positif terinfeksi virus corona. Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus corona sebagai darurat global.

Seiring dengan itu, pelaku pasar melepas aset-aset berisiko dan masuk ke aset safe haven seperti Yen Jepang dan emas. Hampir semua aset berisiko berguguran, termasuk bursa saham utama dunia dan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang. Wabah virus corona diperkirakan bisa menggerus pertumbuhan ekonomi global.

Minggu lalu, harga emas kembali menguat dan ditutup pada level USD1589.60 per troy ounce, atau mengalami apresiasi sebesar 1.22% dari harga penutupan minggu sebelumnya. Selain karena kekhawatiran akan dampak virus corona, penguatan harga logam mulia juga disebabkan oleh Statement The Fed yang dianggap dovish.

Disamping menyinggung dampak virus corona terhadap perekonomian global, ketua The Fed Jerome Powell juga merisaukan inflasi AS yang relatif rendah; Core PCE Price Index yang digunakan sebagai acuan inflasi di tingkat konsumen masih di bawah target 2%. Dengan demikian, suku bunga acuan diperkirakan masih belum akan dinaikkan dalam waktu dekat.

Untuk minggu ini, pelaku pasar masih akan mencermati dampak virus corona yang semakin menyebar luas, disamping hasil rilis data tenaga kerja AS (Non Farm Payrolls, upah, dan tingkat pengangguran), serta ISM Manufacturing untuk bulan Januari.

Survei yang dilakukan Kitco.com pada sejumlah trader menunjukkan bahwa mayoritas pemain Wall Street dan Main Street memperkirakan emas masih akan bullish minggu ini. Sekitar 82% pemain Wall Street memperkirakan bullish, 18% bearish, dan 0% memproyeksikan netral atau sideways. Sementara itu, 69% pemain Main Street memperkirakan bullish, 16% bearish, dan 15% netral.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Fokus Emas Pekan Ini: Virus Corona Dan

Dari penunjukan indikator trend dan momentum, pergerakan harga masih cenderung bullish, dengan kemungkinan terjadi koreksi menyusul terjadinya divergensi bearish indikator RSI:

  1. Harga berada di dalam channel uptrend dan di atas kurva upper band indikator Bollinger Bands.
  2. Titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
  3. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.

Jika ingin konfirmasi, buy setelah kurva indikator MACD berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00. Resistance kuat pada level 1600 hingga 1611.19, sementara Support pada level 1572 (sekitar 23.6% Fibo Retracement) hingga 1563.

Level Pivot mingguan: 1580.91

Resistance: 1600.00 ; 1611.19 ; 1625.64 ; 1638.64 ; 1646.25 ; 1660.84 ; 1679.38 ; 1697.84.

Support: 1572.04 (23.6% Fibo Retracement) ; 1563.00 ; 1547.81 (38.2% Fibo Retracement) ; 1535.75 ; 1528.00 (50% Fibo Retracement) ; 1516.24 ; 1508.62 (61.8% Fibo Retracement) ; 1493.00 ; 1484.40 (76.4% Fibo Retracement) ; 1470.00 ; 1459.00 ; 1445.42 ; 1433.50 ; 1424.00 ; 1410.90 ; 1400.00 ; 1383.00 ; 1373.00 ; 1358.00 ; 1348.00 ; 1332.44 ; 1319.75 ; 1309.00 ; 1297.00 ; 1285.15 ; 1275.00 ; 1266.16 ; 1253.28 ; 1242.50 ; 1231.15 ; 1218.45 ; 1211.80 ; 1204.02.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement:

  • Titik Swing Low: 1445.42 (harga terendah 12 November 2019).
  • Titik Swing High: 1611.19 (harga tertinggi 8 Januari 2020).

Arsip Analisa By : Martin
291858
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.