EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.650   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,391.14/oz   |   Silver 28.38/oz   |   Wall Street 37,798.97   |   Nasdaq 15,865.25   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 11 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 17 jam lalu, #Saham AS

GBP/USD Extreme Oversold, Tapi Sebaiknya Hindari Dulu Pair Ini

Penulis

Hingga saat ini, ketidakpastian Brexit adalah katalis utama yang membebani Sterling. Meski RSI telah sangat oversold, untuk sementara hindari dulu trading GBP/USD.

Entah untuk yang keberapa kalinya --saya sendiri agak enggan menghitungnya-- laporan Margin Call masuk ke inbox Facebook, WhatsApp, dan Telegram. Ini tentang GBP/USD dan faktor di luar data ekonomi Inggris, yang barangkali sering saya singgung setidaknya lewat pm atau japri, bahwa Brexit bisa menjadi katalis utama penggerak pasangan mata uang ini.

Setelah Johnson terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, saya mengingatkan beberapa kawan yang menghubungi saya secara pribadi, agar menghindari dulu pasangan mata uang ini dan sebaiknya perhatikan Inside Bar atau Outside Bar saat koreksi kecil terjadi. Hal ini mengingat track record sebelumnya dari Boris Johnson. Apabila Anda termasuk trader yang rajin membaca berita terkait Brexit, maka pasti memahami pertimbangan ini.

Indikator teknikal, terutama Oscillator, umumnya tak mampu merespon secara cepat kegelisahan pelaku pasar dalam perdagangan intraday dan jangka pendek (time frame H1 hingga Daily). Barangkali, hanya pengamatan terhadap level Support/Resistance ditambah indikator trend follower dan sentuhan price action/candle pattern yang bisa mencegah kita untuk tidak secara serampangan meletakkan posisi counter; apalagi jika terus menerus membombardir posisi itu dengan rentang yang terlalu sempit, sehingga hampir bisa dipastikan hal itu akan segera merusak Money Management yang kemudian berujung pada Margin Call.

Saya sendiri pekan lalu sempat meletakkan posisi buy GBP/USD saat aksi harga menembus ke atas Kijun-sen H4, yang sudah terhitung tiga kali. Ketiganya terpaksa berakhir dengan cut loss ketika candlestick H1 turun atau menutup harga di bawah Kijun.

Saya baru berani mengeksekusi posisi sell saat GBP/USD kehilangan tenaga untuk mengejar breakout resistance intraday dan membentuk Spinning Top, lalu sempat pula men-setup Outside Bar pada sesi perdagangan kemarin (Senin 29/Juli). Alhasil, dua-duanya berhasil menyentuh target, masing-masing cukup 50 pips.

GBPUSD H1 20190730

Hari ini saya memutuskan stand-aside dari GBP/USD karena RSI Daily dan H4 yang sudah tergolong extreme oversold, sehingga barangkali kita akan segera berhadapan dengan technical correction. Meski begitu, sebaiknya hindari dulu pasangan mata uang ini, kecuali jika Anda paham dengan apa yang Anda lakukan dengan segala risikonya.

Mungkin sekadar saran untuk trading plan pada perdagangan intraday atau jangka pendek, khususnya GBP/USD: Skenario bullish yang Anda rencanakan sebaiknya juga disertai dengan skenario bearish. Tentu hal ini disesuaikan dengan trading system masing-masing. Dan terutama, harap selalu perhatikan Money Management dengan menempatkan level Stop Loss, atau lakukan cut loss jika kondisi teknikal mengharuskan demikian.

Arsip Analisa By : Buge Satrio
289439
Penulis

Buge Satrio Lelono memiliki latar belakang pendidikan IT dan mengenal forex sejak tahun 2003 ketika platform Metatrader masih versi 3. Setelah berlatih di akun demo selama beberapa tahun dan mencoba berbagai teknik trading, Buge menekuni forex secara full-time sejak awal 2014. Kini aktif trading mengandalkan pengamatan Price Action, Ichimoku Kinko-hyo, Trading Plan, dan pengendalian risiko tak lebih dari 1 persen.


Bambang Februamitto

Perkenalkan saya Bambang, punya beberapa ribu poundsterling membelinya disalah satu money changer, saat itu saya membelinya diharga Rp 19 ribuan, dan melihat saat ini harga per Eur/Rp 17 ribu..yg akan saya tanyakan beberapa tahun ke depan ( 2 atau 3 tahun kemudian ) apakah poundsterling bisa balik ke harga 19 ribuan rupiah?

Mohon nasihatnya..

Buge Satrio

Pak Bambang, secara teknikal dalam grafik Monthly, Anda barangkali membeli poundsterling justru saat GBP/IDR sedang reli yang kemudian mampu menyentuh level puncak di kisaran Rp 22 ribuan.

Dalam jangka menengah/panjang, GBP/IDR sedang berkonsolidasi di antara Rp 16 ribu - 20 ribu. Sementara secara fundamental, setidaknya untuk sementara ini, rupiah masih lebih baik ketimbang sterling karena ketidakpastian Brexit.

Saya rasa, dalam jangka panjang atau 2 hingga 3 tahun ke depan, pak Bambang sebaiknya memonitor area yang telah saya sebutkan tadi. Tapi mohon maaf pak, saya tidak dalam kapasitas untuk berani menjamin bahwa GBP/IDR akan naik lagi ke kisaran Rp 19 ribuan. Terima kasih.