Harga Emas Naik, Level 2200 Jadi Kunci
208
|
Analisa Fundamental Minyak
Minyak WTI bertahan di sekitar level $77 per barel, terbebani oleh melemahnya prospek permintaan akibat kekhawatiran resesi di AS dan ketidakpastian COVID di China.
Mantan Ketua The Fed New York, William Dudley, mengatakan bahwa AS akan mengalami resesi meski tarafnya tidak parah. Hal ini diamini oleh mantan Ketua The Fed Alan Greenspan yang menganggap jika resesi di Amerika Serikat saat ini adalah "hal yang paling mungkin terjadi".
Sementara itu, lonjakan jumlah kasus COVID dan kematian di China turut membebani prospek permintaan minyak. Meskipun demikian, pelonggaran kebijakan COVID di negara tersebut dipandang sebagai faktor positif bagi ekonomi China dalam jangka panjang.
Selain dua faktor di atas, pelaku pasar minyak juga terus mewaspadai prospek produksi minyak dari OPEC+ dan langkah Rusia terkait larangan ekspor ke negara yang menerapkan kebijakan pembatasan harga.
Analisa Teknikal Minyak
Harga minyak kembali tertekan setelah gagal bertahan di atas level psikologis 80. Minyak juga terus tertekan di bawah indikator Supertrend sehingga terindikasi bearish. Dalam jangka pendek, harga berpotensi turun lebih lanjut ke level $75.80 jika masih bergerak di bawah area Resistance 77.27-78.00.
Rekomendasi
- Entry Sell: 76.90-77.27
- Take Profit: 75.80
- Stop Loss: 78.00
Skenario Alternatif
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga minyak berhasil menembus ke atas level 78.00.
- Entry Buy: 78.00
- Take Profit: 79.47
- Stop Loss: 77.27