Intip Perbandingan Return IHSG Dengan Portfolio Investasi Lain

Pergerakan pasar saham sepanjang tahun 2016 secara umum berjalan positif, kepercayaan bisnis tahun ini juga menunjukkan tren yang lebih optimis di banding tahun sebelumnya. IHSG saat ini sudah meningkat 9.5% YTD, dan tentu didukung oleh sektor-sektor industri di dalamnya yang juga tumbuh secara signifikan (YTD), seperti: pertambangan (+65%), industri dasar (+28%), aneka industri (+17%) dan keuangan (+12%).

Pasar saham sangat penting dirasa sebagai kebutuhan penambah dana oleh berbagai perusahaan, baik dengan skema IPO, right issue maupun penerbitan obligasi. Setiap tahun pula investor baik ritel maupun institusi melihat dengan hati-hati resiko dan target return setiap tahun-nya agar investasi mereka tidak mengalami kerugian. Dengan berbagai macam tipe alokasi investasi seperti berupa mata uang, properti, saham, dan tabungan maka instrument tersebut tentu dapat memberikan pemahaman serta pilihan alokasi yang beragam, nah pada kesempatan ini kita akan melihat bagaimana perbandingan return investasi antar instrument dalam 5 tahun terakhir ini.

Mengapa Pasar Saham Patut Diperhatikan?

Kita melakukan perbandingan dengan beberapa instrumen investasi, dan juga faktor resiko yang dibantu oleh variabel inflasi serta suku bunga. Dengan membandingkan antara pasar saham, pasar uang dan perbankan sebagai investor kita mendapatkan sebuah gambaran jelas perbandingan investasi di masing-masing portfolio.

Dengan menggunakan data dalam 6 tahun terakhir, lalu didapatkan sebuah annual return yang dapat dijadikan patokan berinvestasi oleh investor, inflasi dijadikan bobot acuan resiko sedangkan suku bunga acuan BI dijadikan standar acuan return bagi investasi portfolio lain, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, investasi saham jauh mengungguli investasi portolio semisal deposito perbankan dan obligasi.

Investasi saham memiliki rata-rata return dalam 6 tahun terakhir sekitar 11%, deposito 7.1%, dan obligasi 7.9%, dan rata-rata inflasi dalam 6 tahun terakhir sekitar 4%, suku bunga 7.5%, dari sini kita mendapatkan sebuah alasan mengapa berinvestasi di pasar saham menjadi sangat penting, karena sesuai kaidah time value of money, sebuah nilai akan menjadi berkurang dimasa depan tergerus oleh inflasi dan waktu.

Kinerja IHSG Di Akhir Tahun

Pasar saham Indonesia menyambut akhir tahun terutama di bulan Desember, saat ini telah +1.03% per (27/12), kondisi year-to-date IHSG tercatat +11%. Jika IHSG mampu di tutup di atas level 5,200 maka otomatis IHSG kembali mencatatkan kinerja tahunan double digit. Sedangkan jika kita mengamati pasar saham di negara-negara lain, kita akan mendapatkan gambaran yang cukup positif, dimana IHSG berhasil mencatat kinerja yang lebih baik dibanding pasar saham –negara-negara seperti Malaysia, Jepang, China, Singapore, dan Hong Kong.

Membaiknya kinerja IHSG di dukung oleh fundamental ekonomi makro Indonesia yang lebih stabil tahun tahun ini, dengan inflasi yang rendah dan volatilitas rupiah yang tidak terlalu tinggi sepanjang tahun ini, keberhasilan tax amnesty dan paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah juga membuat pasar saham di apresiasi oleh investor.