EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,066.40   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Kesepakatan Nuklir Iran Bisa Gantung Nasib Minyak

Penulis

Deadline negosiasi program nuklir Iran di Swiss yang seharusnya sudah tercapai pada 31 Maret diperpanjang dan akan dimulai lagi di Lausanne, Swiss, pada hari Rabu ini (1/4). Hasil dari negosiasi akan memberikan dampak instan pada harga minyak, dengan satu atau lain cara.

Banyak sekali kondisi geopolitik yang bisa berdampak pada harga minyak; mulai dari perang, serangan teroris, kecelakaan industrial, hingga krisis keuangan, semuanya bisa mengejutkan pasar komoditas minyak. Diantara semua kejadian itu, jarang sekali ada kejadian geopolitik yang berdampak besar sekaligus bisa diduga sebelumnya. Namun saat ini pasar sedang berada dalam kondisi langka tersebut, yaitu deadline negosiasi program nuklir Iran di Swiss yang seharusnya sudah tercapai pada 31 Maret. Kedua belah pihak saling berargumen, saling berusaha menemukan kesepakatan untuk menorehkan sejarah. Sebuah perjanjian komprehensif antara Iran dan Barat selalu sulit didapat dan akan melibatkan pengorbanan berat dari kedua belah pihak. Namun, ada indikasi bahwa kesepakatan bisa dicapai bila kekuatan-kekuatan besar Dunia menginginkannya.

ilustrasi tambang minyak

Menteri Luar Negeri Rusia yang sebelumnya sempat menyingkir dari diskusi telah kembali ke lokasi setelah muncul tanda-tanda kemajuan. "Kemungkinan (tercapainya kesepakatan) besar. Mereka mungkin tidak 100 persen (yakin), tetapi Anda tidak bisa 100 persen memastikan apapun. Kemungkinannya cukup dapat dilaksanakan bila tak ada pihak yang menaikkan tuntutannya pada menit-menit terakhir," kata Menlu Rusia Sergei Lavrov pada media di Moskow.

Hasil dari negosiasi akan memberikan dampak instan pada harga minyak, dengan satu atau lain cara. Jika semua pihak mencapai kesepakatan dan menemukan resolusi yang benar-benar historis dalam mengatasi masalah sulit ini, maka itu bisa mengarah pada diangkatnya sanksi atas Iran dan kembalinya minyak Iran di pasar dunia. Iran kemungkinan bisa menaikkan produksi hingga beberapa ratus ribu barel per hari selama beberapa bulan dengan potensi menambah sekitar 1 juta barel per hari. Karena itu, jika kesepakatan ditandatangani di Swiss, maka pasar minyak akan bereaksi seketika, bisa jadi dengan harga minyak jatuh beberapa dolar per barel. Walaupun mungkin tidak akan se-dramatis itu mengingat situasi Iran telah berlangsungs selama beberapa tahun.

Alternatif lain yang juga mungkin terjadi adalah Iran dan Barat menyepakati garis-garis besarnya saja dan kemudian menyisihkan isu-isu penting hingga Juni dimana persetujuan final harus dicapai. Jika ini yang terjadi, maka akan meletakkan pasar minyak dalam kondisi 'limbo' selama tiga bulan kedepan terkait ketidakpastian prospek minyak Iran. Dalam kondisi kesepakatan final belum tercapai, Iran tidak akan memiliki kemampuan untuk menambah produksi minyak-nya secara signifikan.

Diskusi terkait program nuklir Iran ini diperpanjang dan akan dimulai lagi di Lausanne, Swiss, pada hari Rabu ini (1/4).

 

Equilibrium Baru

Sementara itu, Administrasi Informasi Energi AS (Energy Information Administration) telah merilis data yang menunjukkan bahwa produksi minyak di AS pada tahun 2014 adalah yang tertinggi dalam lebih dari 100 tahun. AS sudah menjadi salah satu produsen minyak besar dunia sejak Abad 19, dan bahkan menjadi produsen minyak terbesar pada awal abad ke-20. Namun mulai 1970, ladang-ladang minyak nampak sudah hampir habis tereksplorasi dan produksi pun mulai menurun. Namun teknik drilling baru telah berhasil membuka potensi minyak shale sehingga produksi AS kembali melejit. Pada tahun lalu, AS telah menambah outputnya sebanyak 1.2 juta barel per hari, yang mana itu merupakan pertambahan produksi tertinggi sejak pencatatan produksi minyak mulai dilakukan pada tahun 1900.

Namun apa yang akan terjadi selanjutnya menjadi tidak pasti. Permintaan akan BBM di AS saja telah naik 6% dalam bulan Januari, yang mana ini adalah peningkatan permintaan tertinggi dalam lebih dari 20 tahun. Jika ini berlanjut, maka pasar minyak bisa menemukan harga keseimbangan (equilibrium) baru, baik karena naiknya permintaan maupun terseimbangkannya sisi suplai.

Seberapa cepat harga minyak naik akan menentukan nasib banyak perusahaan minyak dan gas. Rendahnya harga minyak telah mengakibatkan banyak perusahaan minyak global terpaksa memangkas pengeluaran, merumahkan karyawan, dan menghentikan kegiatan usaha. Menurut Moody's Investors Service, jumlah perusahaan yang tertekan sekarang berada pada level tertinggi dalam dua tahun, dipimpin oleh sektor industri energi. Moody's mengungkapkan bahwa dari 28 perusahaan yang di-downgrade ke wilayah B3- atau lebih rendah dalam tiga bulan terakhir, 12 diantaranya berasal dari sektor migas. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang dikabarkan sudah meninggalkan daftar karena perusahaan-perusahaan itu telah bankrut.

 



Diadaptasi dari artikel "Iran 'Deal' Could Leave Oil Markets In Limbo" oleh Evan Kelly di OilPrice.com

Arsip Analisa By : Aisha
227748
Penulis

Aisha telah melanglang buana di dunia perbrokeran selama nyaris 10 tahun sebagai Copywriter. Saat ini aktif sebagai trader sekaligus penulis paruh waktu di Seputarforex, secara khusus membahas topik-topik seputar broker dan layanan trading terkini.