Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
282
|
Harga Minyak Dunia terus menerus meningkat, dan saat ini telah menyentuh level $66/barel (tertinggi sejak tahun 2014 yang lalu). Secara tahunan, harga minyak naik +23.55%, begitupula dengan harga emas secara tahunan +14.82%. Pada harga komoditas industri, Batu Bara, Timah, Nikel, dan Baja juga meningkat, dengan rata-rata dengan kenaikan di atas +20% secara tahunan.
Mengapa harga komoditas bisa cukup bullish? Untuk Oil and Gas secara umum outlook semakin positif dan meningkat. Pada sisi supply, adanya pembatasan produksi di beberapa negara penghasil minyak besar, dan cenderung kuatnya permintaan, membuat harga melambung. Sebagai contoh, cadangan minyak cenderung turun di tahun ini dan ke depannya.
Pada Batu Bara, harga acuan juga dikerek naik di atas $85/mt dari sebelumnya hanya sekitar $60/mt. Intinya sama, saat ini terjadi pergeseran dari sisi supply yang berkurang dan demand yang stabil cenderung menguat.
Berikut ini beberapa saham yang dapat kami highlight sejalan dengan kenaikan harga komoditas dunia. Data saham-saham komoditas disajikan dalam tiga bulan terakhir yang secara jelas tergambar pola kenaikan-nya.
- Bumi Resources (Batu Bara)
- Indo Tambangraya Megah (Batu Bara)
- Adaro Energy (Batu Bara)
- Aneka Tambang (Nikel dan Emas)
- J Resources (Emas)
- Elnusa (Minyak)
- Timah (Komoditas Pertambangan)
- Medco Energi (Minyak dan Gas Bumi)
- Petrosea (Pertambangan)
- Indika Energy (Pertambangan)
Jika kita bandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejauh ini, maka performa sektor komoditas (pertambangan) unggul cukup jauh. Sektor pertambangan mampu mencatat return +22.18% year to date, sedangkan IHSG hanya +4.09%.