Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan minggu lalu (11 Oktober 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Setelah sempat melemah hingga level 14217 per USD akibat data cadangan devisa yang menyusut, Rupiah terus unjuk gigi dalam dua pekan terakhir akibat sentimen positif dari perundingan dagang AS-China. Minggu lalu, mata uang Garuda ditutup pada level 14128 per USD, atau menguat tipis 0.05% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya.
Tercapainya kesepakatan dagang "fase pertama" antara AS dan China telah memicu risk appetite pelaku pasar, yang menyebabkan aksi beli terhadap mata uang negara-negara berkembang termasuk Rupiah. Pada perundingan di Washington tersebut, pihak China sepakat akan meningkatkan pembelian komoditas pertanian dari AS, menyetujui kebijakan kekayaan intelektual, dan menunjukkan konsesi terkait jasa keuangan dan mata uang. Sementara itu, AS menunda kenaikan tarif terhadap produk impor dari China yang sedianya akan diberlakukan per 15 Oktober.
Upaya damai dagang dua negara raksasa ekonomi dunia tersebut telah mengurangi potensi resesi ekonomi global. Hal ini terbukti dengan rebound pasar saham yang meluas ke Bursa Efek Indonesia. Akhir pekan lalu, IHSG berbalik menguat 0.75% dibandingkan minggu sebelumnya. Aksi beli di bursa saham yang diiringi dengan masuknya modal asing tersebut berdampak pada penguatan nilai tukar Rupiah.
Minggu ini, pelaku pasar masih akan mencermati perkembangan negosiasi dagang AS-China, terutama terkait dengan poin-poin yang belum disepakati. Isu negatif yang timbul terkait negosiasi tersebut bisa meyebabkan Rupiah melemah.
Data penting dari dalam negeri untuk minggu ini adalah neraca perdagangan bulan September yang diperkirakan surplus sebesar USD0.1 miliar. Sementara itu, dari AS akan ada data penjualan ritel bulan September dan pidato beberapa pejabat The Fed. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support pada level 14076 hingga 14055.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Senin, 14 Oktober 2019:
- Jam 18:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Agustus 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +9.58%. Perkiraan: +9.30%.
Selasa, 15 Oktober 2019:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan September 2019 y/y: bulan sebelumnya: +USD0.085 miliar. Perkiraan: +USD0.1 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Retail Sales, indeks Philly Fed Manufacturing, Industrial Production, dan pidato beberapa pejabat The Fed.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Ditinjau dari indikator teknikal, USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat):
- Harga berada di bawah kurva SMA 200-day dan di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands.
- Titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berganti warna merah yang menunjukkan sentimen bearish.
Level Pivot mingguan: 14146.00
Resistance: 14155.00 ; 14162.45 (61.8% Fibo Retracement) ; 14217.00 ; 14247.50 (level 76.4% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14076.34 (38.2% Fibo Retracement) ; 14055.00 ; 14000.00 ; 13950.00 ; 13905.00 ; 13835 ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).
- Titik Swing Low: 13905.00 (harga terendah 13 September 2019).