Menerobos di bawah 1.0850 (Jumat 11 Nov), EUR/USD mencetak level terendah 8 bulan setelah menyentuh 1.0829. Volatilitas harga dengan range lebar yang terjadi akibat kegelisahan market dalam menyikapi pilpres AS yang dimenangkan oleh Donald Trump, Euro sempat naik tajam menyentuh 1.1300 dan anjlok lebih lebih dari 400 pips atau turun lebih dari 2% terhadap Dolar, adalah performance terburuk EUR/USD di sepanjang pekan (7-11 Nov) sejak awal 2016.
Terbentuknya spike candle Daily (9 Nov) dengan upper shadow lebih dari 250 pips menjadi indikasi bahwa tekanan bearish terhadap Euro masih akan berlanjut untuk menargetkan break di bawah 1.0820 (Low Maret 2016). Namun demikian, kondisi divergence pada indikator RSI yang sewaktu-waktu berisiko rebound adalah kemungkinan skenario yang sementara ini tidak dapat diabaikan.
Rekomendasi yang lebih bijak untuk mengantisipasi skenario divergence ini adalah... sebaiknya tidak mengejar posisi buy ketika harga masih berada dalam tekanan bearish, atau selama candle Daily masih ditutup di bawah 1.0906 (Low 9 Nov). Atau sebaiknya dengan menunggu price action H1 yang mencerminkan respon buyers, misalnya Bullish Engulfing, Tweezer, atau spike/bullish pinbar di level-level bottom.
Sementara itu, dalam beberapa hari ke depan, di bawah 1.0906 masih berisiko bearish berhadapan dengan 1.0820 (Low Maret) dan 1.0709 (Low Januari). Sebaliknya pada sisi upside, di atas 1.0945 dibutuhkan untuk mengkonfirmasi indikasi melemahnya tekanan bearish dan berpeluang memperpanjang rebound menguji 1.1042 (Low 5 Agustus) dan 1.1103/20 (Low 7 Oktober/Low 21 September).