Indeks Dolar atau DXY ditutup menguat 0.11 persen ke level 97.50 pada perdagangan Jumat (26/Juni), setelah terkoreksi cukup dalam di awal pekan. Alhasil, Indeks Dolar yang mengukur kinerja USD terhadap enam mata uang utama lainnya berhasil mengikis pelemahan di sepanjang pekan, dan berakhir dengan pelemahan tipis 0.17 persen.
Penguatan Dolar AS ditopang oleh kekhawatiran bertambahnya kasus pasien positif virus Corona di berbagai negara yang menekan risk appetite. Di sisi lain, pelaku pasar tampaknya juga mengandalkan dukungan kebijakan moneter bank sentral dan kebijakan fiskal lebih lanjut guna mendorong ekonomi bangkit dari dampak lockdown.
Sehingga, meski mampu bangkit dari pelemahan di awal pekan, bias jangka pendek DXY sementara ini masih negatif selama bergerak di bawah kurva DMA-30 (Daily Moving Average periode 30, sekarang di level 97.78). Kurva tersebut sekarang berdekatan dengan level 61.8 persen Fibo Retracement (FR) yang membatasi upside DXY. Sedangkan osilator dan rerata pergerakan Daily cenderung mixed setelah sisi downside dibatasi level 78.6 persen FR.
Dalam jangka pendek, level 61.8 persen dan 78.6 FR menjadi fokus pergerakan Greenback versus rival-rivalnya hingga menjelang publikasi Jobs Data AS Kamis pekan depan. Pelaku pasar kemungkinan cenderung berhati-hati mengantisipasi Jobs Data tersebut (NFP, Unemployment Rate, dan Average Hourly Earnings), sehingga DXY bergerak dalam range yang terbatas dan terlihat enggan berakselerasi lebih tinggi di akhir pekan.