Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar tanggal 9 September 2019, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Pada tanggal 9 September kemarin, Rupiah ditutup pada 14031 per US Dollar, atau menguat 1% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu. Level harga penutupan kemarin adalah yang terkuat sejak dua bulan terakhir. Penguatan mata uang Garuda selama 4 hari berturut-turut di sepanjang minggu lalu terutama disebabkan oleh meredanya tensi perang dagang antara AS dan China, serta naiknya posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus.
Diberitakan pekan lalu, AS dan China sepakat untuk kembali ke meja perundingan pada bulan depan, guna menyelesaikan sengketa dagang antar kedua negara. Dengan demikian, investor berani masuk ke asset berisiko seperti pasar saham dan mata uang negara-negara berkembang termasuk Rupiah. Risk appetite investor tampak dari naiknya indeks harga saham di pasar Asia dan New York, serta menguatnya sebagian besar mata uang Asia.
Seiring dengan sentimen positif yang disebabkan oleh faktor eksternal tersebut, Bank Indonesia juga merilis data cadangan devisa untuk bulan Agustus yang mengalami kenaikan sebesar USD500 juta menjadi USD126.4 miliar. Posisi cadangan devisa ini adalah yang tertinggi sejak bulan Februari 2018.
Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi Rupiah, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang cukup untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Selain itu, penguatan Rupiah minggu lalu juga didukung oleh data Non Farm Payrolls AS bulan Agustus yang berada di bawah perkiraan, sehingga menyebabkan Indeks Dolar AS merosot.
Dari dalam negeri, minggu ini tidak ada rilis data penting. Sementara dari AS, akan dirilis data inflasi dan penjualan ritel bulan Agustus. Secara teknikal, Rupiah diperkirakan masih akan menguat dengan support kuat pada level 14000 hingga 13950.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Selasa, 10 September 2019:
- Jam 17:00 WIB: data Retail Sales di Indonesia bulan Juli 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: -1.8% (terendah sejak Januari 2018). Perkiraan: +2.3%.
Senin, 16 September 2019:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus 2019 y/y: bulan sebelumnya: -USD0.06 miliar. Perkiraan: -USD0.60 miliar.
Data berdampak dari AS minggu ini: CPI, PPI, Retail Sales, kepercayaan konsumen versi UoM, dan JOLTS.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat) setelah terbentuk bearish engulfing candle. Harga kembali menembus kurva SMA 200-day yang merupakan acuan arah trend:
- Harga berada di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.
Support kuat pada level psikologis 14000 (berimpit dengan 76.4% Fibo Retracement) hingga 13950.
Level Pivot mingguan: 14138.33
Resistance: 14066.98 (level 61.8% Fibo Retracement) ; 14121.65 (50% Fibo Retracement) ; 14177.32 (38.2% Fibo Retracement) ; 14245.11 (level 23.6% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14000.00 (76.4% Fibo Retracement) ; 13950 ; 13889.00 ; 13835 ; 13736.00 ; 13670.63 ; 13469.67 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
- Titik Swing Low: 13889.00 (harga terendah 19 Juli 2019).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).