Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan minggu lalu (8 November 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, Rupiah ditutup pada 14014.00 per USD, atau menguat tipis 0.15% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Level harga ini adalah yang tertinggi sejak pertengahan bulan September lalu. Penguatan mata uang Garuda pekan lalu terjadi bersamaan dengan mata uang Asia lainnya terutama Yuan China, Won Korea, dan Ringgit Malaysia.
Selain berita mengenai pembatalan tarif impor oleh AS dan China yang berpotensi mengakhiri perang dagang, apresiasi nilai tukar Rupiah juga disebabkan oleh membaiknya data fundamental ekonomi Indonesia, terutama GDP kuartal ketiga y/y, cadangan devisa, dan Current Account yang dirilis minggu lalu. Menyusutnya defisit Current Account kuartal ketiga terutama disebabkan oleh naiknya ekspor ke China seiring terjadinya perang dagang dengan AS.
Minggu ini, pelaku pasar masih akan fokus pada perkembangan kesepakatan dagang AS-China tahap pertama, terutama terkait isu pembatalan tarif impor antar kedua raksasa ekonomi tersebut. Selain itu, dari dalam negeri akan dirilis neraca perdagangan bulan Oktober yang diperkirakan surplus sebesar USD0.1 miliar.
Sementara dari AS akan ada testimoni ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres, data inflasi (CPI, PPI), dan Retail Sales. Pasar akan mencermati penjelasan Powell mengenai arah kebijakan The Fed dan pernyataannya terkait rencana penghentian pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support antara level 13960 hingga 13905.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Rabu, 13 November 2019:
- Jam 11:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan September 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +7.89%. Perkiraan: +7.50%.
Jumat, 15 November 2019:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Oktober 2019 y/y: bulan sebelumnya: -USD0.16 miliar. Perkiraan: +USD0.1 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: testimoni ketua The Fed Jerome Powell, rilis data CPI, PPI, Retail Sales, serta pidato beberapa pejabat The Fed seperti Clarida, Evans, Quarles, Bullard, Williams, dan Rosengren.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat) dengan resistance kuat pada kurva EMA 21. Kecenderungan bearish ini didukung oleh posisi harga terhadap indikator trend dan indikator momentum sebagai berikut:
- Harga masih berada di bawah kurva SMA 200-day dan di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands.
- Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI masih berada di bawah center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Level Pivot mingguan : 14009.67
Resistance: 14055.00 ; 14076.34 (38.2% Fibo Retracement) ; 14128.97 (50% Fibo Retracement) ; 14162.45 (61.8% Fibo Retracement) ; 14217.00 ; 14247.50 (level 76.4% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14000.00 ; 13985.00 ; 13967.50 ; 13905.00 ; 13835 ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).
- Titik Swing Low: 13905.00 (harga terendah 13 September 2019).