USD/JPY masih terus menanjak, bayang-bayang isu perang dagang membuka peluang ke arah berbeda.
USD/JPY bergerak fluktuatif dalam beberapa minggu terakhir meski tren masih terlihat bullish. USD/JPY masih terus menanjak, namun volatilitas sepertinya masih tinggi di tengah bayang-bayang isu perang dagang.
Data ekonomi AS keluar beragam sepanjang bulan ini, namun masih mengindikasikan ekonomi solid. Inflasi inti melambat ke 2.2% dari 2.4%. Penjualan ritel Agustus keluar di bawah prediksi, tapi angka bulan sebelumnya direvisi. Sentimen konsumen AS mencapai level tertinggi dalam 14 tahun. Minggu lalu, data payroll menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang pesat, ditambah dengan kenaikan tingkat upah.
Dollar juga masih didukung oleh prospek kenaikan suku bunga the Fed bulan ini. Para pejabatnya tetap hawkish, seperti Charles Evans dan Lael Brainard yang mengindikasikan suku bunga bisa di atas tingkat netral, atau lebih tinggi dari inflasi. The Fed akan menggelar rapat pada 25-26 September nanti. Fed Fund Futures menempatkan probabilitas 98% terjadi kenaikan suku bunga dalam rapat mendatang.
Namun patut diperhatikan sejauh mana isu perang dagang membantu dollar ketika berhadapan dengan yen. Dollar memang perkasa atas beberapa major currencies lain seperti euro, pound dan aussie, ketika terjadi eskalasi perang dagang. Namun ada kalanya justru takluk atas yen dan franc, dua mata uang yang juga dikenal sebagai safe haven.
Dinamika sengketa dagang AS dan China sepertinya belum usai. Apalagi Presiden Trump belum lama mengatakan target selanjutnya adalah Jepang. Jepang selalu mengalami surplus perdagangan dengan AS. Jepang mengekspor 1.74 juta unit mobil ke AS tahun lalu, tapi ancaman tarif 25% dapat memukul sektor otomotifnya.
Sembari mengamati isu perang dagang, ada even penting yang mungkin dapat mempengaruhi pergerakan USD/JPY minggu ini, yaitu rapat BOJ. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Jumat lalu mengatakan kebijakan longgar BOJ sepertinya tidak akan berlangsung selamanya; mengindikasikan harapan adanya jalan menuju exit dari program stimulus agresif di masa depan. Menurutnya, ekonomi terus membaik, mengacu pada pertumbuhan 3% selama kuartal kedua.
BOJ hampir dipastikan tidak akan mengumumkan keputusan baru. Kebijakan tidak ada yang berubah, baik suku bunga maupun jumlah pembelian obligasi. Sang gubernur Haruhiko Kuroda akan berkomentar soal kondisi terkini dalam jumpa pers. Pernyataan optimis mengenai pertumbuhan ekonomi bisa mendorong yen.
GKInvest mencatat, minggu ini tidak ada data ekonomi penting dari AS. Hanya ada data ekonomi kelas dua seperti housing starts, existing home sales dan Phily Fed Manufacturing Index.
Ulasan Teknikal
Pair USD/JPY mulai lepas dari pola konsolidasi setelah berhasil menembus resistance sebelumnya di 111.750. Level tersebut kini akan menjadi area support-nya untuk menjaga trend bullish USD/JPY tetap terjaga. Jika support tersebut bertahan, kenaikan selanjutnya kemungkinan akan menguji resistance 112.614 - 113.169. Meski begitu, perlu diwaspadai adanya potensi double top jika harga mulai mendekati kisaran resistance tersebut.
Sementara itu, jika support gagal bertahan, pair USD/JPY kemungkinan akan kembali melanjutkan fase konsolidasinya pada kisaran 110.371 - 111.750. Sedangkan trend bearish bisa terbentuk jika kemudian harga menembus support trend line-nya di 110.371, untuk fokus pada penurunan lanjutan di kisaran 109.766 - 109.190.
Untuk minggu ini, GKInvest memperkirakan USD/JPY akan bergerak di kisaran:
- Support : 111.750, 110.371.
- Resistance: 112.61, 113.169.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.