Sterling terus kehilangan nilainya terhadap Dolar AS pada hari Selasa, menghapus sebagian kenaikan yang diperolehnya pekan lalu. Mata uang ini sudah jatuh 0.47 persen, atau 0.00621 poin, ke harga penutupan pada $1.31880, seiring meningkatnya inflasi Inggris. Inflasi Inggris bulan September telah naik setinggi 3.0 persen, level tertingginya dalam lima tahun, sesuai dengan rerata ekspektasi para ekonom.
Karena Inflasi Melonjak
Berdasarkan pemantauan ACY, pembacaan CPI year-on-year yang tinggi pada hari Selasa telah meningkatkan tekanan pada Bank of England. Sehingga, mendongkrak kemungkinan bank sentral tersebut akan menaikkan suku bunganya bulan depan.
Alasan mengapa Sterling meningkat bulan lalu adalah ekspektasi bahwa BoE akan menaikkan suku bunga untuk membatasi kenaikan harga-harga (inflasi). Akan tetapi, Gubernur Mark Carnet gagal memberikan indikasi baru apapun dalam hal kebijakan moneter, dan Deputi Gubernur yang baru, Sir Dave Ramsden, melontarkan suara dovish-nya di Parlemen; sehingga menyeret Pound lebih rendah pada sore yang sama.
Kenaikan inflasi terutama digerakkan oleh penurunan nilai Pound sejak Referendum Brexit usai tahun lalu, sehingga menekan pendapatan rumah tangga, mempersulit kehidupan masyarakat karena gaji telah gagal melaju bersama dengan kenaikan biaya hidup; dan karenanya, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat secara luas. Namun demikian, ACY menilai, situasi ini bisa terhapuskan oleh meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan.
Inflasi "Hasil Impor"
Sebagaimana telah diekspektasikan banyak pihak, kenaikan harga-harga di tingkat konsumen didorong oleh golongan makanan dan minuman non-alkoholik (# persen), rekreasi dan budaya (2.5 persen), serta transportasi (4.2 persen), serta terutama bahan bakar dan pelumas (6.1 persen).
Deputi Gubernur Bank of England yang baru, Dave Ramsden, mengatakan pada hari Selasa bahwa laju inflasi domestik masih di bawah level yang mengancam target inflasi bank sentral. Artinya, inflasi ini "diimpor".
Inflasi yang "diimpor" tersebut bersumber dari depresiasi Pound, yang mengakibatkan kenaikan biaya impor, sehingga mendorong peningkatan harga barang-barang impor, dan konsekuensinya secara umum harga barang dan jasa di Inggris menjadi lebih tinggi.
Outlook Teknikal GBP/USD
Sebagaimana terlihat pada chart Daily di bawah ini, outlook GBP/USD yang lebih luas tetap konstruktif, karena masih menjaga Upward Trend Channel yang terbentuk sejak awal tahun ini. Namun demikian, outlook jangka pendek untuk pair ini terus menerus menurun setelah dibatasi oleh Fibonacci di sekitar 1.3316 (Retracement 38.2%), dan kemungkinan akan menemukan support di level 1.31075 (Retracement 61.8%), sementara Relative Strength Index (RSI) nampaknya berbalik menjelang resisten garis trend yang akan datang.
Chart GBP/USD Daily
ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik.