Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
276
|
Hello Investors...
Weekly Wrap
Indeks sepekan lalu, kembali menguat 1.68%, sektor-sektor yang menjadi penopang IHSG ialah seperti sektor keuangan +4.36%, properti 2.22% serta aneka industri 0.91%. Sentimen positif penggerak pasar pada minggu lalu berkaitan dengan rencana pemerintah melonggarkan aturan LTV (loan-to-value) baik bagi kendaraan bermotor maupun perumahaan, dan hal ini berkorelasi positif dengan kenaikan sektor-sektor tersebut. Namun secara umum saya melihat pasar saham Indonesia masih sangat rentan untuk koreksi, hal ini karena kondisi fundamental domestik yang masih belum sepenuhnya membaik, serta kekhawatiran mengenai utang Yunani yang kembali memanas.
Kenaikan Outlook Investasi Indonesia oleh S&P
Lembaga pemeringkat internasional Standard&Poor (S&P) menaikkan outlook rating investasi Indonesia dari stable menjadi positive outlook pada (21/05), menjadi satu-satu-nya berita positif yang ada di pekan lalu. Meski begitu pasar masih bergerak berlawanan, dan kembali mengakumulasi penjualan saham di hari berikutnya. Investor asing masih terus jual pada saham-saham Indonesia sebesar Rp 1.1 triliun. hingga awal tahun hingga saat ini asing sendiri masih tercatat net buy senilai Rp 8.26 triliun. Secara YTD (26/05) IHSG telah berhasil mengakumulasi kenaikan sebanyak 1.8%.
Outlook This Week
- Data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik, new home sales meningkat di atas ekspektasi, pidato pejabat Bank Sentral AS menguatkan poin penting kenaikan suku bunga acuan tahun ini.
- Data pending home sales, consumer confidence, dan aktivitas sektor manufaktur serta laporan tenaga kerja ADP di hari Rabu.
- Di hari Jum’at ada laporan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal-I tahun ini yang diprediksi turun di kisaran -0.8% dari sebelumnya mencatatkan hasil positif 0.2%.
- Resiko default (gagal bayar) utang Yunani mendekati kenyataan, di awal bulan Juni nanti Yunani diharuskan membayar pinjaman yang jatuh tempo kepada IMF serta membayar upah dan pensiun.
- Rupiah sudah melemah -0.85%, dengan pelemahan ini ada saham yang diuntungkan dan dirugikan, saham-saham yang berbasis ekspor akan lebih diutungkan dengan pelemahan rupiah, sedangkan saham-saham yang banyak mengimpor bahan baku dan tidak melakukan hedging (lindung nilai) pada utang akan sangat dirugikan,
- Rugi kurs akan lebih banyak di derita oleh emiten di saat rupiah yang terus melemah, contoh nyata-nya ialah, EXCL, dan ISAT.
- Positve for: saham-saham komoditas, (tambang dan kelapa sawit),
- Negative for: barang konsumsi, manufacture, industri dasar.
- Momentum menjelang bulan puasa dan hari raya, saham-saham seperti: TLKM, INDF, UNVR, RALS, MYOR, ICBP akan bergerak naik dalam sebulan kedepan.
- Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun depan berkisar 5.8%-6.2% (sangat optimis), saya melihat pertumbuhan ekonomi global masih akan moderat, harga komoditas masih dalam tren yang menurun, dan depresiasi rupiah terhadap USD menyebabkan lonjakan harga dan menurunkan daya beli masyarakat. Persepsi yang negatif bagi investor di pasar modal.
- IHSG kami perkirakan selama sepekan ini akan bergerak sideways, dengan support resistance di 5,269 - 5,340.
*Disclaimer ON
AGENDA EMITEN & EKONOMI :
26 Mei
- CumDate Deviden FASW Rp.15
- CumDate Deviden MLBI Rp. 138
- CumDate Deviden MYOH US$0,00363
- CumDate Deviden SILO Rp.5,2
- CumDate Deviden SMCB Rp.31
- PublicExpose : BBKP, MIDI, MREI, SMDR
27 Mei
- CumDate Deviden ACES Rp.16
- CumDate Deviden BMTR Rp.25
- CumDate Deviden DNET Rp.2
- CumDate Deviden GEMA Rp.7
- CumDate Deviden MKPI Rp.223,7
- CumDate Deviden MNCN Rp.63
- CumDate Deviden PGLI Rp.2
- CumDate Deviden SQBB Rp.16000
- CumDate Deviden SQBI Rp.16000
- RUPS : HITS
- PublicExpose : AMRT, BLTZ, BYAN, GDYR, LPGI, LPIN, LPLI, LPPS, MLPT, NOBU, TBIG, TRIL, TRIM
(sumber : RTI, IPOT, Bloomberg, BI)
Analisa Teknikal
IHSG
IHSG masih bermain di area moving average (MA)20 dan MA50, poin positifnya HSG telah berhasil menjauh dari MA200. Diperlukan beberapa usaha kembali dari IHSG untuk setidaknya masuk dalam support yang menutup gap dari kejatuhan 3 minggu lalu di 5,369. RSI menunjukkan tren yang sudah jenuh beli, dan bergerak flat dalam beberapa hari terakhir ini. Tekanan pelemahan masih cukup besar terjadi pada IHSG. Dalam jangka pendek IHSG menguji resistance kuat di 5,320.