Mengenang Sejarah Rupiah di Indonesia
61725
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (30 Agustus 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14180 per US Dollar, atau menguat 0.23% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Level ini adalah yang terkuat dalam sebulan terakhir. Penguatan tersebut tak lepas dari meredanya tensi perang dagang antara AS dan China, menyusul berita mengenai pertemuan delegasi perdagangan kedua negara tersebut untuk berunding di Washington bulan ini.
Selain itu, stabilitas nilai tukar Rupiah juga didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi melalui perdagangan valas dan obligasi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). Meski demikian, bayang-bayang resesi di AS telah menyebabkan mata uang Asia sulit menguat lebih jauh, termasuk Rupiah.
Beberapa data penting dari dalam negeri dan AS akan dirilis minggu ini. Dari dalam negeri akan dirilis data inflasi dan cadangan devisa bulan Agustus, sementara dari AS akan ada Non Farm Payrolls, ISM Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato ketua The Fed Powell.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Senin, 2 September 2019:
- Jam 07:30 WIB: Indeks Manufacturing PMI Indonesia versi Nikkei bulan Agustus 2019: bulan sebelumnya: 49.6. Perkiraan: 50.3.
- Jam 11:00 WIB: CPI total Indonesia bulan Agustus 2019 y/y: bulan sebelumnya: +3.32%. Perkiraan: +3.54%.
- CPI total Indonesia bulan Agustus 2019 m/m: bulan sebelumnya: +0.31%. Perkiraan: +0.16%.
- CPI inti Indonesia bulan Agustus 2019 y/y : bulan sebelumnya: +3.18%. Perkiraan: +3.17%.
Kamis, 5 September 2019:
- Jam 16:15 WIB: Indeks kepercayaan konsumen Indonesia bulan Agustus 2019 m/m: bulan sebelumnya: 124.8. Perkiraan: 123.8.
Jumat, 6 September 2019:
- Jam 12:00 WIB: Cadangan devisa (Cadev) Indonesia bulan Agustus 2019 month over month (m/m): bulan sebelumnya: USD125.9 miliar. Perkiraan: USD124.8 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Non Farm Payrolls, upah, pengangguran, ISM Manufacturing dan Non Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato Powell, Rosengren, Williams, dan Evans Fed.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat) setelah harga menembus garis support pola segitiga:
- Harga berada di bawah kurva SMA 200-day yang merupakan acuan arah trend, dan berada pada kurva lower band indikator Bollinger Bands.
- Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI telah berada di bawah center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berganti warna merah yang menunjukkan sentimen bearish.
Support kuat pada kurva EMA 55 dan level 14175 (sekitar 38.2% Fibo Retracement).
Level Pivot mingguan: 14216.67
Resistance: 14245.11 (level 23.6% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14121.65 (50% Fibo Retracement) ; 14066.98 (61.8% Fibo Retracement) ; 14000.00 (76.4% Fibo Retracement) ; 13950 ; 13889.00 ; 13835 ; 13736.00 ; 13670.63 ; 13469.67 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing Low: 13889.00 (harga terendah 19 Juli 2019).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).