EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 3 jam lalu, #Saham AS

Tanda-Tanda Kunci Fundamental Harga Minyak Sedang Bullish

Penulis

Nick Cunningham dari OilPrice mengungkapkan, sejumlah indikator kunci harga minyak saat ini menampilkan sejumlah tanda-tanda kuat ke arah pergerakan bullish. Perkembangan data terakhir mengindikasikan pergerakan harga ke level yang lebih tinggi dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.

Nick Cunningham dari OilPrice mengungkapkan, sejumlah indikator kunci harga minyak saat ini menampilkan sejumlah tanda-tanda kuat ke arah pergerakan bullish. Perkembangan data terakhir mengindikasikan pergerakan harga ke level yang lebih tinggi dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.

 

ilustrasi

 

Inventory Melambat

Salah satu indikator penting fundamental harga minyak yang patut diamati dan akan menentukan ke arah mana harga minyak akan bergerak adalah kecepatan produsen menyimpan persediaan minyak mereka. Seiring dengan melesatnya produksi minyak shale AS beberapa tahun terakhir, dan melambatnya permintaan minyak, maka makin besar pula hasil produksi minyak yang masuk ke penyimpanan. Timbunan simpanan minyak AS, misalnya, dalam enam bulan terakhir ini melejit ke level tertinggi sejak setidaknya Perang Dunia II.

Yang masih menjadi pertanyaan adalah, kapan demand minyak akan meningkat dan atau supply akan menurun hingga mencapai level dimana stok minyak di penyimpanan itu bisa berhenti meningkat? Saat ini kecepatan peningkatan stok minyak di penyimpanan (inventory) telah sedikit melambat. Data dua minggu lalu menunjukkan hanya ada peningkatan 1.9 juta barel, angka terendah dalam beberapa bulan terakhir.



US Crude Oil InventoryData Perubahan Inventory Minyak Mentah Amerika Serikat Januari 2013-April 2015: Nampak tingginya inventory sejak beberapa bulan lalu, tetapi jatuh dalam catatan terakhir di bulan April


Permintaan Meningkat

Perusahaan riset energi PIRA Energy Group meyakini bahwa berita bearish pasar minyak dunia sudah berlalu, dan level harga terendah sudah tercatat. PIRA memprediksi, penumpukan persediaan minyak akan memuncak di bulan Mei dan kemudian mulai menurun antara Juni dan Agustus. Produksi minyak AS sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan, sedangkan permintaan mulai meningkat; dan bahkan banjir minyak Saudi sudah ditelan oleh pasar. Harga minyak telah meningkat sekitar 30% sejak Maret, dan untuk sementara ini nampaknya terstabilisasi dengan WTI di petengahan $50an dan Brent di pertengahan $60an per barel. Dalam situasi ini, PIRA menyimpulkan bahwa pasar minyak mulai mengetat dan harga minyak akan meningkat ke level yang lebih tinggi.

Indikator fundamental harga minyak lain yang perlu dipantau adalah selisih antara harga produk hasil pengilangan (refined products) dengan harga minyak mentah. Jika selisih diantara keduanya melebar, sebagaimana yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, maka itu menandakan bahwa konsumen kini menggunakan lebih banyak bensin; sedangkan harga minyak mentah terkini belum memperhitungkan faktor itu. Kedepan, permintaan produk bahan bakar minyak diperkirakan akan terus meningkat dan mendorong harga minyak naik.

 

Konflik Geopolitik

Apalagi, supply dan demand bukan satu-satunya penentu fundamental harga minyak. Secara historis, konflik geopolitik bisa menginterupsi proyeksi harga. Baru-baru ini, Iran dilaporkan melepaskan tembakan ke kapal kargo dekat Selat Hormuz, salah satu jalur perdagangan minyak dunia paling kritis. Sekitar 17 juta barel minyak diangkut via jalur air sempit di teluk Persia tersebut, atau meliputi sekitar 30% dari total perdagangan minyak maritim dunia. Di insiden tadi, Iran menyita kapal kargo dari kepulauan Marshall; dan meski setelahnya diketahui bahwa mereka tidak mengejar kapal AS tetapi Angkatan Laut AS telah mengirim kapal perusak (Destroyer) untuk patroli di perairan tersebut.

Insiden itu tidak berdampak besar terhadap harga minyak, tetapi mengilustrasikan bagaimana konflik geopolitik bisa memicu pergerakan harga secara mendadak di pasar minyak. Apalagi, sejumlah pusat konflik lain di kawasan produsen minyak juga mulai membara, termasuk pemogokan karyawan yang menyebabkan sebuah lokasi penambangan minyak penting di Libya berhenti berproduksi. Kekerasan di Timur Tengah pun kian meluas.

 

Namun demikian, ada faktor yang kemungkinan bisa meng-counter kondisi-kondisi tadi. Di Amerika Serikat, ada banyak sumur minyak yang sudah dibor tetapi belum disadap gara-gara praktek "fracklog" ("menyimpan minyak" di lokasi eksplorasi) yang berpotensi meningkatkan produksi WTI hingga 500,000 barel per hari jika penambangannya dilanjutkan. Bloomberg Intelligence menyebutkan bahwa ada lebih dari 4,700 sumur minyak dalam kondisi tersebut. Jika sukur-sumur itu mulai disadap oleh perusahaan-perusahaannya karena harga sudah mulai naik, maka harga acuan minyak WTI bisa jatuh lagi.



Diadaptasi dari artikel "Key Signals That Oil Prices Are On The Up" oleh Nick Cunningham di Oilprice.com

Arsip Analisa By : Aisha
231386
Penulis

Aisha telah melanglang buana di dunia perbrokeran selama nyaris 10 tahun sebagai Copywriter. Saat ini aktif sebagai trader sekaligus penulis paruh waktu di Seputarforex, secara khusus membahas topik-topik seputar broker dan layanan trading terkini.