EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,210.98/oz   |   Silver 24.99/oz   |   Wall Street 39,780.98   |   Nasdaq 16,404.52   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 13 jam lalu, #Saham Indonesia

Ulasan Saham 11 Maret: Menu Trading Saham Hari Ini

Penulis

Risiko perlambatan ekonomi global dan margin pressure di semester-II 2019 akan mengintai pasar saham. Tidak hanya global, domestik juga terkena imbasnya.

IHSG View

Investor mengikuti jejak pasar saham global yang bergerak turun dalam sepekan terakhir, rupiah yang melemah dan minimnya sentimen positif membuat indeks bergerak negatif. IHSG turun -1.16% pada Jumat (08/03).

Beberapa sektor yang mendorong penurunan IHSG bisa lihat di bawah ini:

  1. Infrastruktur -2.58%
  2. Industri Dasar -1.37%
  3. Aneka Industri -2.06%

Macro View

Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 123,3 miliar USD pada akhir Februari 2019. Cadangan devisa ini meningkat dibandingkan dengan akhir Januari 2019 yang mencapai 120.1 miliar USD. Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, Jumat (8/3), posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6.9 bulan impor atau 6.7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Komentar: Wait and See Menunggu Momentum Katalis Positif

Update: tekanan pelemahan bermuara dari pelemahan rupiah dan tren kenaikan indeks yang cukup tinggi sejak awal tahun ini. Investor akan menunggu rilis data yang akan lebih menerangkan kinerja emiten khususnya dengan hasil laporan keuangan di kuartal-I 2019 nanti, selanjutnya di tengah pekan akan ada data makro seperti ekspor-impor yang akan dinantikan.

  • Multifiling Mitra Indonesia (MFMI) membukukan pendapatan tahun 2018 sebesar Rp121,77 miliar atau naik 10% YoY. Kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh jasa manajemen arsip yang naik 7% dibanding tahun 2017 menjadi Rp79,98 miliar di akhir 2018.
  • Waskita Beton Precast (WSBP) mendapatkan sejumlah tambahan pekerjaan baru sampai dengan Februari 2019. Kontrak yang diraih antara lain tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi II, tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, tol Pasuruan-Probolinggo. Nilai kontrak baru hingga Februari 2019 mencapai Rp1.52 triliun, meningkat 144% YoY dan setara dengan 15% dari target 2019
  • Timah (TINS) membukukan kenaikan pendapatan sebesar 19.85% YoY menjadi Rp11.05 triliun pada 2018. Adapun laba bersih mencapai Rp531.36 miliar, tumbuh 5,76% YoY. Pendapatan perusahaan sebanyak 91.88% bersumber dari bisnis logam timah, sementara bisnis produk hilir menyumbang pendapatan sebesar 3.87% dan bisnis rumah sakit berkontribusi 2,19% terhadap total pendapatan.

Di pekan ini ada beberapa rilis data internasional yang patut menjadi perhatian investor, diantaranya: tingkat inflasi di AS, penjualan ritel, Industrial Production, New Home Sales, dan Producer Prices. Di China akan ada industrial output serta retail sales. Selain itu, BoJ akan memberikan rapat penentuan suku bunga. Di domestik pekan ini investor akan mengamati balance of trade serta ekspor-impor.

Teknikal

Tren harga saat ini mulai mengarah di bawah level MA50 dan terkonfirmasi saat ini. Jika pelemahan kembali terjadi maka garis Lower Band akan tertembus dan akan menguji level Rebound dalam satu hingga dua hari kedepan, persis sama ketika tanggal 12-15 Februari lalu. RSI 50.3%.

Ulasan Saham 11 Maret: Menu Trading

Jakarta Composite Index Snapshot

Range IHSG: 6,350-6,420

Prediksi: Bearish

 

Saham-Saham Pilihan

1. DMAS (Puradelta Lestari)

Last Price: 234

Volume beli mulai kembali terlihat, harga bertahan di atas MA20. RSI 59.9%. Terlihat sinyal untuk mengakhiri tren Bearish jangka pendeknya.

Action: Trading Buy

  • TP: 244 dan 250
  • Support: 228
  • Cutloss: 220
  • Area Buy: 228-232

 

2. WEGE (Wijaya Karya Gedung)

Last Price: 362

Resistance Breakout, berada di Upper Band dan Strong Bullish jangka pendek. Volume beli terlihat cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Namun waspadai RSI yang sudah memasuki level jenuh beli (77.2%).

Action: Hold

  • TP: 374 dan 390
  • Support: 334
  • Cutloss: 320
  • Area Buy: 334-338

 

3. ADRO (Adaro Energy)

Last price: 1,390

Membentuk Higher High Support, di jangka pendek mulai bertahan di tren konsolidasi-Bullish. Harga bertahan di atas MA5 dan MA20, serta MA50.

Action: Hold

  • TP: 1,420 dan 1,460
  • Support: 1,340
  • Cutloss: 1,310
  • Area Buy: 1,340-1,360

 

4. KRAS (Krakatau Steel)

Last price: 484

Berada di Middle Band Bollinger Band, RSI 52.1% (belum jenuh jual). Volume beli kembali stabil dalam dua hari terakhir.

Action: Hold

  • TP: 498 dan 510
  • Support: 466
  • Cutloss: 460
  • Area Buy: 466-470

Arsip Analisa By : Aditya Putra
287690
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.