Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
282
|
IHSG View
IHSG secara mingguan ditutup terkoreksi -1.21%, dengan sektor yang mengalami pelemahan terbesar yakni sektor Pertambangan, Aneka Industri, dan Pertanian; masing-masing sebesar -5.03%, -5.38%, dan -2.95%. Jika dilihat secara umum, koreksi yang terjadi memang disebabkan oleh faktor eksternal dan berefek pada pasar saham Indonesia secara keseluruhan.
Sektor Pertambangan yang memiliki kenaikan tertinggi sejak awal tahun, menjadi target profit-taking oleh investor lokal dan asing. Sedangkan Pertanian dan Aneka Industri, selain karena sell-off, faktor fundamental secara sektoral juga masih minim berita positif, yang pada akhirnya mempengaruhi minat investor.
Jika mengacu pada pasar saham global, kinerja IHSG dapat dikatakan cukup stabil dan cenderung kuat, mengingat Dow Jones dalam sepekan melemah hingga -5.2% dan dalam 2 hari, dan bahkan sempat minus -8%. Pelemahan sebagian besar pasar saham global dan regional dikarenakan adanya kenaikan yield obligasi 10 tahun AS, yang terus meningkat dan menggenjot ekspektasi kenaikan suku bunga agresif di tahun ini.
Berita Ekonomi: Lembaga Pemeringkat asal Jepang, yaitu Japan Rating Credit (JRC) Agency baru saja mengerek Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 8 Februari 2018. Faktor-faktor yang mendasarinya yakni; iklim investasi yang mulai bergairah, gencarnya pembangunan infrastruktur, dan kebijakan pembatasan utang luar negeri oleh swasta.
Teknikal: Dalam jangka panjang, IHSG terlihat bullish, tetapi saat ini terlihat pembalikan arah di jangka pendek yang menandakan sinyal bearish, menguji MA20. Pola bearish ini cukup kuat; jika di-flashback ada di periode bulan Agustus tahun lalu ketika IHSG sempat bearish dalam 2 pekan, masih cukup jauh dengan level MA50 yang kami perkirakan menjadi basis support kuat IHSG jika terjadi lanjutan pelemahan.
Range IHSG: 6,440 – 6,560
Prediksi: Bullish
Rekomendasi Saham Hari Ini
Lalu saham-saham apa sajakah yang patut diperhatikan pada perdagangan (12/02)? Mari kita simak, pertama di awali oleh saham;
1. BIRD (Blue Bird)
Tren flat, RSI 58.7%. BIRD berada pada level MA5. Jika harga berpotensi melewati 3,640, maka menuju 4,250 dalam jangka pendek. Volume beli meningkat dan berada pada upper band secara Bollinger Band.
Mengapa BIRD? Go-Jek telah mengambil alih 20% saham BIRD.
Action: Buy
- TP: 3,800 dan 4,250.
- Support: 3,550.
- Area buy: 3,580-3,660.
- Cutloss: 3,450.
2. AKRA (AKR Corporindo)
AKRA memulai fase rebound, RSI jenuh jual di level 30.2%. Harga telah bergerak di atas MA5. Tren umum bearish, peluang untuk speculative buy.
Action: Buy
- TP: 5,825 dan 6,100.
- Support: 5,550.
- Area buy: 5,600-5,650.
- Cutloss: 5,400.
3. BULL (Buana Listya Tama)
Harga dalam strong uptrend. RSI 81%. MACD bullish, all time high di tahun 2018. Berada pada upper band secara Bollinger Band.
Mengapa BULL? Telah memperoleh kontrak senilai USD100 juta. Mayoritas kontrak tersebut berasal dari Pertamina dengan porsi sebesar 63%.
Action: Hold
- TP: 226 dan 240.
- Support: 196.
- Area buy: 200-206.
- Cutloss: 180.
4. BMRI (Bank Mandiri),
MACD berpeluang Golden Cross, RSI 56.6% (belum jenuh beli). Harga ditradingkan di MA5 dan MA20. Harga berada pada middle band secara Bollinger Band. Tren minor sideways. Jika melewati level 8,275-8,300, BMRI berpotensi menuju 8.500 dalam jangka pendek-nya.
- TP: 8,300 dan 8,500.
- Support: 8,075.
- Area buy: 8,075-8,125.
- Cutloss: 7,900.